Almuhtada.org – Di antara anggota tubuh manusia yang paling krusial untuk mendapat dosa adalah lisan. Meskipun berbentuk kecil namun lisan sangat berbahaya.
Lisan dapat menentukan ketaatan dan kemaksiatan seseorang, bahkan kekufuran dan keimanan seseorang dapat diketahui dari persaksian lisannya.
Melalui lisan, seseorang bisa menolong orang lain dan lewat lisan pula seseorang bisa menimbulkan kerugian bagi diri sendiri dan orang lain.
Allah SWT bersabda dalam Q.S Qaf : 18
مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ
Artinya:
“Tak ada suatu kalimat pun yang diucapkan melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.” (QS. Qaf :18)
Setiap ucapan yang kita katakan tidak terlepas dari pengawasan Allah SWT bahkan ucapan tersebut mengandung pertanggungjawaban bukan hanya di dunia saja tetapi juga di akhirat kelak.
Dosa yang dikarenakan oleh lisan antara lain berdusta, ghibah, naimah (suka mengadu domba), istihza’ (mengejek orang lain), niyahah (meratapi orang mati), suka berdebat, suka memuji berlebihan. Kita harus senantiasa menjaga lisan agar terhindar dari perbuatan-perbuatan tersebut.
Di era modern seperti saat ini, ucapan tidak hanya dari mulut tapi bisa juga melalui media sosial. Media sosial seringkali dijadikan tempat untuk berbuat ghibah, fitnah, provokasi, kebencian bahkan sampai ancaman. Makna lisan pun meluas, mencakup pula perangkat-perangkat di dunia maya yang secara nyata mewakili lisan kita.
Karena itu, kita sudah seharusnya berhati-hati dalam berbicara maupun menulis. Sebelum berbicara atau menulis kita harus berpikir dahulu.
Agar terhindar dari dosa karena lisan dapat dilakukan dengan taubat kepada Allah mengetahui jeleknya dosa karena lisan, mengetahui dosa lisan akan menghapus kebaikannya pada hari kiamat, dan menghindari majelis yang didalamnya terdapat perbuatan yang dapat menimbulkan dosa lisan. [] Dyta Wahyuning
Editor: Mohammad Rizal Ardiansyah