The Godfather of Palestine: Sebuah Perjuangan Untuk Tanah Air

Munib Al-Masri, The Godfather of Palestine
Munib Al-Masri, The Godfather of Palestine (Freepik.com - Almuhtada.org)

Almuhtada.org – Bertahun-tahun dijajah oleh Zionis Israel tidak membuat masyarakat Palestina menyerah dalam memperjuangkan kemerdekaan mereka.

Justru semakin banyak mujahid yang lahir dalam membela dan mempertahankan tanah air Palestina. Perjuangan Masyarakat palestina tidak selalu dalam bentuk jihad fisik tetapi juga ada yang menggunakan jihad ilmu dan harta.

Salah satunya Munib Al-Masri seorang pengusaha/pebisnis asal Palestin yang berjihad melawan Zionis menggunakan harta dan ilmu yang dimiliki. Munib Al-Masri lahir di Kota Nablus, Palestina di Tahun 1934.

Ia merupakan seorang anak yang kehilangan ayahnya saat berusia 1,5 Tahun, diketahui penyebab kematian dari ayah Munib sendiri adalah karena menjadi korban agresi zionis israel di wilayah Nablus kala itu.

Profil

Karakter pejuang dalam diri Munib Al-Masri membuatnya bermimpi untuk bagimanapun caranya memerdekakan tanah air Palestina. Dan ini semakin membentuk semangat perjuangan Munib, bahkan dalam sebuah wawancara ia pernah berkata ”Dari  bayang-bayang reruntuhan itulah, aku bermimpi menjadi seorang Pilot Angkatan Udara, berjuang melawan Israel”.

Namun, takdir berkata lain pada tahun 1952 Munib dan ibunya hijrah dari Tanah Nablus, Palestina ke Kota Beirut, Lebanon. Kemudian melanjutkan hijrah tersebut ke Negara Paman Sam, kala itu Munib berusaha bangkit dan merubah hidupnya untuk menjadi lebih baik.

Pada tahun 1955 Munib meneruskan pendidikannya di University of Texas dengan fokus pada Ilmu Perminyakan dan melanjutkan studinya lagi di bidang Ilmu Geologi di Sul Ross University.

Setelah lulus dari pendidikannya Munib memutuskan kembali ke Beirut, Lebanon. Ia mulai membangun bisnis dan sebuah perusahaan yang diberi nama edgo (engineering & Development Group) yang mana perusahaan ini membantu masyarakat Timur Tengah mendapatkan sumur-sumur air yang bersih.

Baca Juga:  Keikutsertaan Indonesia dalam Membantu Palestina

Tak cukup sampai disitu, saat usia Munib 28 Tahun ia diangkat menjadi Kepala Philips Petroelum di Aljazair. Kemudian ia juga diangkat menjadi Presiden Operasi di 16 Negara di kawasan Timur Tengah dan Afrika.

Sebuah prestasi yang sangat membanggakan bagi seorang anak muda apalagi beliau kala itu masih memegang kepemimpinan pada perusahaanya edgo yang terus berkembang dan bertumbuh.

Jihad dengan Bisnis

Kesuksesan yang diraih oleh Munib tidak membuatnya lupa dengan kondisi tanah airnya. Ia selalu berusaha untuk membantu agar negara kelahirannya bisa berdaulat, bahkan Munib selalu bercita-cita untuk memakmurkan dan mensejahterakan bangsanya dengan kekayaan dan kekuasaan miliknya.

Cita-cita itu pun ia realisasikan dengan mendirikan sebuah lembaga investasi atau bursa efek bernama Palestine Development and Invesment (PADICO) di tahun 1993 bersama rakyat Palestina.

Tujuannya agar investasi asing membantu pembangunan di wilayah Tepi Barat dan Jalur Gaza sehingga menumbuhkan perekonomian yang berkelanjutan.

Dan ini terbukti, PADICO berhasil mendatangkan investasi asing yang membantu pembangunan infrastruktur serta memperkuat pondasi ekonomi rakyat Palestina menjadi lebih baik lagi dan bermanfaat bagi generasi Palestina mendatang.

Munib pernah berkata “Dengan segala kekuatan yang Allah berikan, aku akan mempersembahkan seluruh kemampuanku untuk membangun ekonomi palestina dan mencari solusi atas masalah pengangguran yang merajalela. Saat aku bisa memberikan pekerjaan kepada saudara-saudaraku di Palestina, disitu ada kegembiraan yang tak bisa diungkapkan”.

Baca Juga:  Dari Sahabat ke Khalifah: Kisah Luar Biasa Abu Bakar Ash-Shidiq untuk Agama Islam

Semangat Munib untuk memperjuangkan rakyat dan negara Palestina mulai mendatangkan banyak permusuhan dari pihak penjajah Zionis Israel.

Bahkan suatu ketika, karena takut PADICO akan terus bertumbuh, mereka Zionis mencoba untuk memperburuk situasi dengan memperlambat aktivitas PADICO dan memblokade beberapa jalur ekspedisi.

Kondisi tersebut semakin memperparah intensitas investasi asing di Wilayah Palestina sehingga beberapa bidang usaha PADICO mengalami down dan terpaksa ditutup. Akan tetapi, ini tidak melunturkan semangat perjuangan yang dimiliki oleh beliau.

Munib selalu mengingatkan bahwa ”Esensi dari PADICO adadlah semangat nasionalisme. Bukan sekedar keuntungan. Kita perlu merangkul para konglomerat Palestina untuk berjuang demi kepentingan bersama bangsa”.

Meskipun tertatih-tatih dalam mempertahankan perjuangannya tidak membuat Munib takut dengan Zionis Israel. Tekanan tersebut justru semakin mengobarkan api perjuangan yang ada di hati beliau. Sudah banyak uang pribadi maupun perusahaan yang beliau alokasikan untuk kesejahteraan saudara-saudara di Palestina.

Banyak gedung rumah sakit, sekolah bahkan rumah yang runtuh akibat agresi ia bangun kembali. Walaupun perjuangan tersebut menghabiskan banyak kekayaan pribadi yang dimilki Munib, tidak membuat sang pengusaha Palestina ini bangkrut.

Tidak habis sampai disitu, Munib berusaha untuk memperjuangkan Palestina melalui jalur diplomatik. Ia bahkan mendirikan sebuah forum bagi masyarakat Palestina yang tetap menginginkan persatuan.

Ia juga sering kali menjembatani Hamas dan Fattah yang sering berselisih konflik dalam menangani kemerdekaan Palestina.

Baca Juga:  Julaibib Incaran Bidadari Surga

Munib selalu yakin bahwa selain perjuangan harta, jalur diplomasi juga penting dalam mencapai perdamaian dan kesepakatan yang nantinya bisa menggiring Palestina dalam kondisi yang merdeka dan berdaulat. Julukan The Godfather of Palestine memang pantas disandang oleh Munib Al-Masri.

Ibrah

Dari Munib Al-Masri kita belajar bahwa perjuangan akan tanah air tidak akan pernah terhenti dengan konidisi apapun itu, layaknya cinta yang membara ia sulit untuk dipadamkan.  Sama halnya ketika Indonesia dijajah para pahlwan terus berjuang melawan kedzhaliman yang menimpa pribumi.

Maka dari itu hendaknya kita bersyukur dengan kedaulatan Indonesia sekarang ini Di usia Munib yang ke 89 tahun saat ini, beliau tidak pernah menyerah dalam memperjuangkan tanah airnya Palestina sekalipun awan hitam terkadang menggelapkan cahaya dari sebuah harapan yang ia miliki.

Namun selama keyakinan bahwa pertolongan Allah itu dekat maka percayalah Allah tak akan membuatmu kecewa dan menunggu. [] Andhika Putri Maulani

Editor: Mohammad Rizal Ardiansyah

Related Posts

Latest Post