Almuhtada.org – Halo sobat, tahukah kalian bahwa kehidupan manusia di dunia diibaratkan seperti seseorang yang sedang melakukan perantauan? Mengapa demikian? Karena kampung halaman yang sesungguhnya ialah surganya Allah.
Dalam masa perjalanan kehidupan ini, kita pasti akan merasa tidak nyaman. Mengapa? Karena pada dasarnya dunia ini bukan kampung halaman kita, sehingga kita sering sekali merasa tidak suka, tidak nyaman, tidak enak, dan lain sebagainya.
Sebagaimana hadits Rasulullah yang berbunyi, “Sesungguhnya dunia itu seperti penjara bagi orang-orang mukmin dan seperti surga bagi orang-orang kafir”.
Kemudian dalam hadits lain Rasulullah SAW juga mengatakan bahwa dunia itu seperti lautan, jika kita mencelupkan jari ke dalam laut tersebut, air yang ada di jari kita itulah dunia dan lautan yang luas adalah akhirat.
Lalu, berapa lama kita akan merantau di dunia ini? Jawabannya adalah selama kita hidup. Menurut sebuah penelitian rata-rata hidup manusia sekarang sekitar 60-70 tahun. Hal tersebut bertepatan juga dengan hadits Rasulullah SAW yang mengatakan bahwa umur umatnya berada pada rentang 60-70 tahun.
Dalam buku Beyond The Inspiration, menjelaskan bahwa hidup manusia itu memiliki sebuah pola. Pola hidup manusia yaitu dimulai dari titik 0, kemudian berada di titik paling atas, dan balik lagi ke titik nol. Jika diibaratkan seperti sebuah lintasan hiperbola.
Jika kita anggap hidupnya manusia antara 60-70 tahun makan lintasannya yaitu dari usia 0 tahun kemudian puncaknya sekitar usia 35 tahun dan lintasan tersebut turun sampai usia 70 tahun.
Maka keadaan tersebut jika di gambar seperti sebuah hiperbola berarti usia 0 tahun sama dengan usia 70 tahun. Usia 10 tahun sma dengan usia 60 tahun. Usia 20 tahun sma dengan usia 50 tahun, dan seterusnya.
Itulah mengapa semakin tua seseorang maka dirinya akan semakin mirip dengan anak kecil. Manusia lahir dari keadaan menangis dan saat mendekati kematiannya pun ia hanya bisa menangis.
Saat lahir manusia tidak bisa berjalan dan mendekati kematiannya pun ia tidak bisa berjalan. Saat lahir tidak bisa berbicara, maka mendekati kematiannya pun ia tidak bisa berbicara.
Kemudian, kita akan melihat bagaimana perspektif Al-quran tentang kehidupan manusia. Di dalam Al-quran dijelaskan bahwa, Allah menanyakan kepada orang-orang yang dibangkitkan ketika hari kiamat, “wahai manusia, berapa tahun kalian hidup di dunia?” Maka orang-orang tersebut menjawab, “kami hidup di dunia rasanya sekitar 1 hari atau setengah hari”
Berikutnya, ada sebuah hadits yang mengatakan bahwa 1 hari di dunia sma dengan 50 ribu tahun di akhirat. Nah jika seperti itu, kalau dihitung dengan matematika.
Jika 1 hari di dunia sama dengan 50 ribu tahun diakhirat. Maka 70 tahun di dunia itu cuma 2 menit 1 detik. Jadi kita hidup di dunia hanyalah 2 menit 1 detik.
Maka pada saat itu, orang yang di dunia selalu berbuat maksiat akan berkata, “Ya Rabb, saya membeli kenikmatan dengan harga 2 menit 1 detik dan saya bayar dengan kesengsaraan seharga 50 ribu tahun.
Sedangkan orang yang selama hidupnya taat kepada Allah, ia berkata, “Ya Rabb, saya hanya membeli kesengsaraan seharga 2 menit 1 detik dan saya mendapatkan kenikmatan selama 50 ribu tahun”
Sebagaimana perkataan Umar bin Khattab, “Jikalau kita letih karena kebaikan, maka sesungguhnya keletihan itu akan hilang dan kebaikannya akan kekal. Namun jikalau kita bersenang-senang dengan dosa, maka sesungguhnya kesenangan itu akan hilang dan dosa itu akan kekal”.
Oleh karena itu, marilah kita persiapkan kehidupan di dunia yang hanya 2 menit 1 detik, untuk kehidupan yang abadi di akhirat kelak. Hingga nanti nya kita akan kembali ke kampung halaman kita. [] Siti Atikah
Editor: Mohammad Rizal Ardiansyah