Mungkin sebagian dari temen-temen sudah tidak asing dengan buku berjudul Filosofi Teras. Buku filsafat karya Henry Manampiring ini sukses meraih predikat best seller dalam kategori Self Improvement.
Emang apa sih isinya buku Filosofi Teras itu? Kenapa sampai bisa jadi best seller? Singkatnya, Filosofi Teras adalah buku yang membahas tentang aliran filsafat atau pandangan hidup yang bertujuan untuk menguasai diri sendiri atau istilah kerennya “Stoicism”.
Hal yang menjadi ajaran dari stoicism antara lain tentang penerimaan, termasuk menerima kondisi dan keadaan yang nggak bisa diubah, menerima kondisi yang dapat diubah dan berusaha mengubahnya, serta metode untuk mencari tahu perbedaan di antara keduanya.
Ajaran stoicism atau Filosofi Teras dinilai sangat relevan dengan kondisi manusia saat ini yang mudah frustasi karena sulit mengendalikan diri. Hmm, tapi by the way nih yah, sebenernya dalam Islam juga diajarkan loh prinsip-prinsip hidup yang ada dalam Filosofi Teras.
Bagi temen-temen yang udah pernah baca buku Filosofi Teras pasti menemukan bagian yang membahas tentang “Halangan adalah Jalan”, wait! halangan adalah jalan? Masa sih?
Ya memang secara logis, halangan adalah hambatan atau batu sandungan, dengan catatan jika melihat dari perspektif kebanyakan orang, kita ngga pernah tau kapan dan seperti apa halangan yang akan kita hadapi dalam perjalanan karir, pendidikan, maupun yang lainnya.
Dalam Filosofi Teras menjelaskan bahwa ada hal-hal yang di bawah kendali dan di luar kendali kita. Dan halangan itu sendiri adalah sesuatu di luar kendali (out of control). Lantas apa sih sikap kita untuk menghadapi halangan tersebut?
Kuncinya adalah perbaiki mindset, salah satu kekuatan yang kita miliki adalah pikiran, kita bisa lebih kuat dan hebat dari yang kita duga jika mampu mengolah pikiran dan perspektif pada suatu hal, sederhananya adalah always positive thinking. Nah, sebenernya ajaran ini juga ada dalam agama Islam, temen-temen.
Dalam sebuah hadis qudsi dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya: “Allah berfirman sebagai berikut:”Aku selalu menuruti persangkaan hamba-Ku kepada-Ku. Apabila ia berprasangka baik maka ia akan mendapatkan kebaikan. Adapun bila ia berprasangka buruk kepada-Ku maka dia akan mendapatkan keburukan.” (H.R.Tabrani dan Ibnu Hibban).”
Itulah mengapa berpikir positif sangatlah penting, sesulit apapun rintangan dan halangan yang kita hadapi ingatlah bahwa setiap kesulitan pasti ada kemudahan sebagaimana firman Allah dalam Qur’an Surat Al-Insyiroh ayat 5-6 yang berbunyi :
فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا • إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
“Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. “
Mungkin kita sudah tidak asing lagi dengan pepatah “kegagalan adalah awal keberhasilan” tentunya kalimat tersebut selaras dengan “halangan adalah jalan”.
Semua kesulitan, hambatan, kegagalan, rintangan, dapat menjadi problem solver agar kita lebih banyak mengeksplorasi dan menembus batasan-batasan yang sebelumnya belum terjamah.
Bayangkan saja jika perjalanan kita lurus-lurus saja, lancar jaya tanpa adanya halangan suatu apapun, tentu kemampuan kita akan stuck di tempat, dan kita juga tidak pernah tau sebesar apa sih kemampuan yang kita punya dan se-power apa sih kita dalam memecahkan masalah. [] Hanum Salsabila
Editor: Mohammad Rizal Ardiansyah