Almuhtada.org – Siapa pemuda yang dianggap mulia dalam perspektif Islam. Pemuda mulia dalam pandangan Allah adalah seseorang yang tumbuh dalam ketaatan kepada-Nya.
Kita akan merenungkan bagaimana pemuda yang dihargai oleh Nabi dan yang diabadikan dalam Al-Quran. Dalam hadits yang disampaikan oleh Nabi, kita diberitahu tentang Tujuh golongan manusia yang akan mendapatkan perlindungan Allah di hari kiamat, salah satunya adalah pemuda yang tumbuh dalam ibadah kepada-Nya, yang artinya mereka yang menjalani masa remaja dan pubertas dengan mempertahankan ketaatan kepada Allah, baik laki-laki maupun perempuan.
Dalam istilah sederhana, pemuda keren dalam pandangan Allah adalah mereka yang tetap taat kepada-Nya sejak mereka masih muda, saat mereka sedang dalam masa remaja.
Kisah Nabi Yusuf adalah contoh yang sangat jelas tentang pemuda mulia. Meskipun digoda oleh seorang wanita yang cantik dan kaya, Nabi Yusuf tetap taat kepada Allah.
Meskipun ada hasrat dalam dirinya, dia takut kepada Allah dan mencoba untuk menghindari godaan tersebut. Ini adalah contoh pemuda yang mulia yang diabadikan dalam Al-Quran dengan Surat Yusuf.
Hal yang sama berlaku untuk Sayyidah Maryam, yang disebutkan dalam Al-Quran dan bahkan memiliki sebuah surat yang didedikasikan padanya, yaitu Surat Maryam.
Allah Subhanahu wa ta’ala menceritakan tentang pertumbuhan Maryam dengan penuh kebaikan. Maryam adalah contoh pemudi yang luar biasa, bahkan ketika ia masih dalam usia remaja. Ia tumbuh dengan cara yang sangat baik, dengan menjauhkan diri dari banyak godaan di zamannya.
Oleh karena itu, siapa pun yang ingin menjadi pemuda atau pemudi yang mulia dalam pandangan Allah, bisa mengambil pelajaran dari Maryam yang menjaga dirinya dengan sangat baik, bahkan hingga saat Allah memberikan keajaiban kepada Maryam dengan mengandung Isa Alaihissalam.
Begitu pula, Nabi Yahya Alaihissalam, seorang nabi yang masih muda dan laki-laki, adalah contoh pemuda yang sangat kuat dalam iman dan keteguhan hati.
Meskipun ia digoda oleh seorang putri raja di Palestina, ia tetap mampu menjaga diri dan menghindari godaan tersebut. Keberhasilan dalam mempertahankan ketakwaan itu sangat luar biasa.
Contoh kalau yang jumlahnya lebih dari satu ada di dalam surat al-kahfi yaitu yang kita kenal dengan Ashabul Kahfi. Mereka adalah sekelompok pemuda yang selain memiliki iman dan beribadah kepada Allah, juga aktif dalam berdakwah di jalan Allah.
Mereka tidak hanya menjalani keimanan secara pribadi, tetapi juga berusaha mengajak orang lain untuk beriman bersama mereka.
Bahkan ketika mereka menghadapi perlawanan dari kelompok masyarakat sekitarnya, Allah melindungi mereka dengan cara mengantarkannya tidur dalam sebuah gua, sehingga mereka selamat dari ancaman tersebut.
Nabi Musa Alaihissalam juga merupakan contoh dari seorang pemuda yang luar biasa. Ketika beliau pergi ke negeri yang asing yang dikenal sebagai Madyan (sekarang terletak di daerah Yordania), beliau melihat dua wanita yang sedang menunggu untuk memberi makan ternak mereka.
Tanpa ragu, Nabi Musa memberikan bantuan kepada dua perempuan tersebut tanpa mengharapkan apapun sebagai imbalan. Kemudian, setelah menolong mereka, ia memberikan makanan kepada ternak mereka dan istirahat di bawah pohon.
Tiba-tiba, salah satu dari dua perempuan tersebut datang dan mengundang Nabi Musa ke rumahnya. Nabi Musa menerima undangan tersebut dengan tulus, tanpa bicara banyak. Akhirnya, perempuan tersebut menjadi istrinya.
Nanti di zaman sahabat muncul lagi pemuda keren seperti Ali bin Abi Tholib muncul lagi pemuda keren seperti Fatimah radhiallahu anha muncul lagi banyak nama-nama keren dan mereka semuanya adalah pemuda-pemuda keren dimata Allah subhana wa taala yang Nabi gambarkan dengan kalimat syaabun nasya’afi ibadati ah pemuda yang tumbuh dalam ketaatan kepada Allah subhanahuwata’ala.
Oleh karena itu, untuk menjadi pemuda atau pemudi keren dalam pandangan Allah, kita harus mengikuti jejak mereka dengan menjaga diri dari godaan yang merugikan, menjaga kehormatan, dan berpegang teguh pada ketaatan kepada Allah.
Demikianlah gambaran pemuda dan pemudi keren dalam Islam yang tumbuh dalam ketaatan kepada Allah. Semoga kita bisa mengambil inspirasi dari kisah-kisah ini. [] Deya Sofia
Editor: Mohammad Rizal Ardiansyah