Almuhtada.org – Dalam Al-Qur’an Surah Al-Ankabuut Ayat 2 yang berbunyi:
أَحَسِبَ ٱلنَّاسُ أَن يُتْرَكُوٓا۟ أَن يَقُولُوٓا۟ ءَامَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ
Artinya: “Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi?”
Dalam ayat tersebut seakan-akan Allah SWT. memberika sindiran kepada orang- orang yang berputus asa setelah beriman karena adanya ujian yang bertubi-tubi.
Padahal ketika kita sudah mantap beriman, bertaubat, berhijrah, iman kita seharusnya semakin kuat dan semakin mantap. Salah satu bukti bahwa iman kita sudah mantap adalah ketika kita diuji tidak lagi goyah, yakin kepada Allah SWT.
yakin akan ada hikmah yang dapat kita ambil dari semua ujian yang datang. Dalam ayat tersebut pula, seakan-akan Allah SWT juga menegaskan bahwa ujian merupakan tabiat dari iman. Sehingga orang yang paling beriman adalah orang-orang yang sabar dalam menghadapi ujian.
Ujian yang datang dapat berbagai macam, ujian harta, ujian fisik, bahkan ujian yang paling sulit ialah ujian perasaan. Ujian adalah salah satu bentuk rasa cinta Allah SWT kepada hambanya.
Allah SWT ingin bertemu dengan kita. Allah SWt ingin kita pulang kepada-Nya, sehingga ujian menjadi cara dari Allah SWT untuk menghapus dosa-dosa kita agar ketika kita dipanggil dalam keadaan suci tanpa membawa dosa sedikitpun.
Ujian tidak akan terasa berat ketika Allah SWT. sudah tertanam dalam hati kita. Segala sesuatu yang terjadi dalam hidup kita adalah yang terbaik dari Allah SWT. maka sandarkan kepercayaan hanya kepada Allah semata saja. [] Dela Kurniawati
Editor: Mohammad Rizal Ardiansyah