Almuhtada.org – Shalat merupakan kewajiban bagi setiap muslim di seluruh dunia. Shalat terbagi menjadi dua, yaitu shalat fardhu/shalat wajib dan shalat sunnah.
Shalat fardhu berjumlah lima, yakni shalat subuh, dzuhur, asar, maghrib dan isya. Sedangkan shalat sunnah yakni shalat tahajud, shalat dhuha, shalat rawatib, shalat gerhana, dan shalat hajat.
Sebelum melaksanakan shalat, umat muslim diwajibkan untuk berwudhu terlebih dahulu untuk menghilangkan hadas. Orang yang sedang berhadas tidak diperbolehkan untuk shalat sebelum ia menyucikan diri terlebih dahulu.
Shalat merupakan media komunikasi antara hamba dan Allah swt. Dalam melaksanakan shalat harus diperlukan yang namanya kekhusyukan dan rasa tunduk kita kepada Allah yang telah menciptakan kita.
Saat hendak melaksanakan shalat hendaknya kita melupakan urusan dunia dan sepatutnya diri kita hadir tertuju kepada Allah semata. Kita harus membersihkan hati dari hal-hal yang tidak baik, bisikan setan, rasa was-was, dan segala urusan dunia.
Lalu, apa hubungannya dengan membaca surah An-Nas sebelum shalat? Sebelumnya, seperti yang kita tahu bahwa surah An-Nas membahas mengenai jin, setan bahkan manusia yang suka mengganggu manusia.
Mereka para jin mendatangkan rasa was-was ke manusia yang menyebabkan manusia tidak khusyuk dalam melaksanakan shalat.
Membaca surah An-Nas sebelum melaksanakan shalat hukumnya adalah sunnah. Menurut Al-Ghazali, pembacaan Surat An-Nas dilakukan dalam rangka untuk berlindung dari bisikan dan godaan setan dengan surat tersebut. Karena itu ia menganjurkan untuk membacanya ketika berdiri sebelum menjalankan shalat.
فَإِذَا فَرَغْتَ مِنْ طَهَارَةِ الْخَبَثِ وَطَهَارَةِ الْبَدَنِ وَالثِّيَابِ وَالْمَكَانِ وَمِنْ سَتْرِ الْعَوْرَةِ مِنَ السُّرَةِ إِلَى الرُّكْبَةِ فَاسْتَقْبِلِ الْقِبْلَةَ قَائِمًا مُزَاوِجًا بَيْنَ قَدَمَيْكَ بِحَيْثُ لَا تَضُمُّهُمَا وَاسْتَوِ قَائِمًا ثُمْ اقْرَأْ: “قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ…”تَحَصُّنًا بِهَا مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ. وَاحْضُرْ قَلْبَكْ مَا أَنْتَ فِيهِ وَفَرِّغْهُ مِنَ الْوَسْوَاسِ….”
Artinya, “Apabila telah selesai membersihkan kotoran dan najis yang ada di badan, pakaian, dan tempat shalat, dan telah menutup aurat dari pusar sampai dengkul, maka menghadap kiblat dengan berdiri dengan kaki yang lurus tetapi tidak dirapatkan sedangkan engkau berada dalam posisi tegak. Lalu bacalah Surat An-Nas untuk berlindung dari setan yang terkutuk. Hadirkan hatimu ketika itu. Kosongkan pula hatimu dari bisikan dan rasa was-was,” (Lihat Abu Hamid Al-Ghazali, Bidayatul Hidayah, Beirut, Darul Kutub Al-‘Ilmiyyah, cetakan keempat, 2006 M, halaman 46).
Surat An-Nas memiliki arti “Umat Manusia” dan berisi petunjuk mengenai tempat berlindungnya manusia dari berbagai godaan, yaitu kepada Allah Subhanahu wa ta’ala. Selain itu, dijelaskan bahwa godaan tersebut tidak hanya yang berasal dari bisikan setan, namun juga manusia.
Surat An Nas mengandung isti’aadzah (permintaan perlindungan) kepada Allah Subhanahu wa ta’ala dari segala kejahatan iblis dan bala tentaranya yang dapat melalaikan manusia dengan menebarkan waswas pada diri mereka.
قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِۙ ٢ مَلِكِ النَّاسِۙ ٣ اِلٰهِ النَّاسِۙ ٤ مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ ەۙ الْخَنَّاسِۖ ٥ الَّذِيْ يُوَسْوِسُ فِيْ صُدُوْرِ النَّاسِۙ ٦ مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ
Katakanlah, “Aku berlindung kepada Tuhannya manusia, Raja manusia, Sembahan manusia, Dari kejahatan (bisikan) setan yang bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, Dari (golongan) jin dan manusia.
Dengan membaca surah An-Nas sebelum shalat maka insyaaAllah kita bisa terhindar dari godaan/bisikan jin yang bisa mengganggu dan menghilangkan kekhusyukan manusia dalam beribadah. Dengan begitu kita akan lebih khusyuk karena sudah memohon perlindungan kepada Allah swt. [] Alya Rosadiana
Editor: Mohammad Rizal Ardiansyah