Almuhtada.org – Musim kemarau panjang yang dialami Indonesia telah berdampak ke berbagai sektor. Hal yang paling diharapkan dari kondisi ini adalah turunnya hujan.
Musim kemarau yang tak kunjung berhenti menyebabkan kekeringan, gagal panen, kebakaran hutan, dan polusi udara. Kondisi tersebut sulit dikendalikan karena tak kunjung turun hujan.
Dalam islam, ada cara untuk meminta turunnya hujan kepada Allah Swt, yakni dengan Salat Istisqa. Salat Istisqa hukumya sunnah, bahkan bisa menjadi sunnah muakad dalam kondisi tertentu.
Rasulullah SAW sendiri pernah melaksanakan Salat Istisqa. Hal ini dijelaskan pada hadits yang diriwayatkana oleh Imam Ahmad berikut.
خرج النبي صلى الله عليه وسلم يوماً يستسقي فصلى بنا ركعتين بلا أذان ولا إقامة ثم خطبنا ودعا الله عز وجل وحول وجهه نحو القبلة رافعاً يديه ثم قلب ردائه فجعل الأيمن الأيسر والأيسر الأيمن
Artinya: Nabi Muhammad SAW keluar rumah pada suatu hari untuk memohon diturunkan hujan, lalu beliau salat dua rakaat bersama kita tanpa azan dan ikamah, kemudian beliau berdiri untuk khotbah dan memanjatkan doa kepada Allah SWT dan seketika itu beliau mengalihkan wajahnya (dari semula menghadap ke arah hadirin) menghadap ke kiblat serta mengangkat kedua tangannya, serta membalikkan selendang sorbannya, dari pundak kanan ke pundak kiri, begitupun ujung sorbannya.
Salat Istisqa dikerjakan pada siang hari dan terdiri dari dua rakaat seperti Salat Idh. Pelaksanaannya juga mirip dengan Salat Idh.
Niat Salat Istisqa
Dilansir dari website resmi Kementerian Agama RI, niat Salat Istisqa adalah sebagai berikut.
أُصَلِّي سُنَّةَ الإِسْتِسْقَاءِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ إِمَامًا/مَأْمُوْمًا لِلَّهِ تَعَالَى
Artinya: saya niat salat sunah istisqa dua rakaat menghadap kiblat karena Allah Ta’ala.
Tata Cara Salat Istisqa
Dilansir dari website resmi Kementerian Agama RI, tata cara Salat Istisqa adalah sebagai berikut
- Salat dua rakaat dengan niat Salat Istisqa
- Seperti Salat Idh, rakaat pertama melakukan takbir sebanyak 7 kali
- Rakaat kedua melakukan takbir sebanyak 5 kali
- Khatib menyampaikan dua khutbah yang didengar oleh para jamaah
- Pada khutbah pertama, Khatib membaca takbir sebanyak 9 kali
- Pada khutbah pertama, Khatib membaca takbir sebanyak 7 kali
- Materi khutbah dianjurkan mengajak uma islam untuk bertaubat, memohon ampun kepada Allah, dan memperbanyak istighfar dengan harapan Allah mengabulkan segala yang menjadi kebutuhan umat Islam.
Doa Salat Istikharah
Imam Syafi’i, Imam Abu Dawud, dan beberapa perawi lainnya meriwayatkan doa Salat Istisqa sebagai berikut:
اللَّهُمَّ اسْقِنَا غَيْثًا مُغِيثًا مَرِيئًا هَنِيئًا مَرِيعًا غَدَقًا مُجَلَّلًا عَامَّا طَبَقًا سَحًّا دَائِمًا
اللَّهُمَّ اسْقِنَا الْغَيْثَ وَلَا تَجْعَلْنَا مِنَ الْقَانِطِينَ
اللَّهُمَّ إِنَّ بِالْعِبَادِ وَالْبِلَادِ وَالْبَهَائِمِ وَالْخَلْقِ مِنَ الْبَلَاءِ وَالْجَهْدِ وَالضَّنْكِ مَا لَا نَشْكُو إِلَّا إِلَيْكَ
اللَّهُمَّ أَنْبِتْ لَنَا الزَّرْعَ وَأَدِرَّ لَنَا الضَّرْعَ وَاسْقِنَا مِنْ بَرَكَاتِ الْسَمَاءِ وَأَنْبِتْ لَنَا مِنْ بَرَكَاتِ الْأَرْضِ
اللَّهُمَّ ارْفَعْ عَنَّا الْجَهْدَ وَالْجُوعَ وَالْعُرْيَ وَاكْشِفْ عَنَّا الْبَلَاءَ مَا لَا يَكْشِفُهُ غَيْرُكَ
اللَّهُمَّ إِنَا نَسْتَغْفِرُكَ إِنَّكَ كُنْتَ غَفَّارًا فَأَرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْنَا مِدْرَارًا
Artinya, “Ya Allah, turunkan kepada kami air hujan yang menolong, mudah, menyuburkan, yang lebat, banyak, merata, menyeluruh, dan bermanfaat abadi.”
“Ya Allah, turunkan kepada kami air hujan. Jangan jadikan kami termasuk orang yang berputus harapan .”
“Ya Allah, sungguh banyak hamba, negeri, dan jenis hewan, dan segenap makhluk lainnya mengalami bencana, paceklik, dan kesempitan di mana kami tidak mengadu selain kepada-Mu .”
“Ya Allah, tumbuhkan tanaman kami, deraskan air susu ternak kami, turunkan pada kami air hujan karena berkah langit-Mu, dan tumbuhkan tanaman kami dari berkah bumi-Mu.”
“Ya Allah, angkat dari bahu kami kesusahan paceklik, kelaparan, ketandusan. Hilangkan dari kami bencana yang hanya dapat diatasi oleh-Mu.”
“Ya Allah, sungguh kami memohon ampun kepada-Mu, karena Kau adalah maha pengampun. Maka turunkan pada kami hujan deras dari langit-Mu.” [] Mohammad Rizal Ardiansyah
Editor: Mohammad Rizal Ardiansyah