Almuhtada.org – Jumlah penduduk Indonesia berusia 15 sampai dengan 64 tahun sebanyak 63–65 juta jiwa pada akhir tahun 2000. Sebaliknya, jumlah penduduk berusia antara 15 sampai dengan 64 tahun meningkat menjadi 170 juta jiwa lebih pada tahun 2022.
Jumlah tersebut lebih dari dua kali lipat dalam kurun waktu 30 tahun (Jati, 2015; BPS, 2022). Banyaknya jumlah penduduk usia 15 sampai dengan 64 tahun merupakan bonus demografi. Hal ini karena usia 15 sampai dengan 64 tahun adalah usia produktif. Kondisi ini tentu merupakan peluang bagi Indonesia untuk memanfaatkan bonus demografi.
Bonus Demografi dan Lapangan Pekerjaan
Sayangnya, adanya bonus demografi tidak diimbangi dengan lapangan pekerjaan. Berdasarkan data BPS tahun 2023, jumlah penduduk bekerja sebanyak 138,63 juta orang. Adapun sebanyak 7 989,28 ribu orang tidak memiliki pekerjaan. Artinya ada lebih dari 7 juta orang di Indonesia yang menganggur. Jumlah pengangguran terbanyak ada pada penduduk kelas menengah ke bawah. Tingkat pengangguran terbuka (TPT) pada bulan Febuari 2023 sebagian besar merupakan tamatan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebesar 9,60% (BPS, 2023).
Akibatnya, kelas menengah di Indonesia mengalami stagnasi dan tidak mengalami perubahan ke arah yang lebih baik. Hal ini selaras dengan teori Penawaran dan Permintaan menurut James Steuart (1767). Ketika Steuart menulis risalahnya tentang ekonomi politik, salah satu perhatian utamanya adalah dampak penawaran dan permintaan terhadap pekerja. Banyaknya pengangguran membuat daya beli lemah dan permintaan turun. Akibatnya, penawaran naik dan produksi barang lamban.
Kondisi ini harus dicegah agar bonus demografi tidak menyebabkan pengangguran dan lemahnya daya beli. Harus ada strategi untuk memaksimalkan bonus demografi. Ada beberapa hal yang harus dilakukan dalam strategi memaksimalkan bonus demografi. Pertama, meningkatkan lapangan pekerjaan. Hal ini dapat dilakukan dengan menciptakan lapangan kerja baru yang dapat menyerap tenaga kerja. Mengembangkan sektor-sektor produktif, seperti pertanian, perikanan, industri, pariwisata, dan lain-lain. Kemudian, pemerintah dapat memberikan insentif dan kemudahan bagi para investor, baik lokal maupun asing, untuk berinvestasi di Indonesia.
Kedua, menguatkan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Adanya penguatan UMKM sebagai salah satu sektor yang memiliki indeks yang besar dalam menciptakan lapangan kerja. Karena UMKM sendiri merupakan usaha-usaha yang berskala kecil atau menengah yang dimiliki dan dikelola oleh masyarakat. UMKM dapat memberikan kesempatan bagi para pencari kerja untuk menjadi wirausahawan atau pekerja mandiri. Hal ini, perlu adanya pemerintah untuk memberikan dukungan berupa bantuan modal, bimbingan usaha, fasilitas perizinan, akses pasar, dan lain-lain.
Ketiga, meningkat Sumber Daya Manusia (SDM) melalui pendidikan. Faktor yang menyebabkan banyak pengangguran yaitu rendahnya kualitas SDM yang tidak sesuai kebutuhan dunia kerja. Oleh karena itu perlu adanya perbaikan dari sistem pendidikan, sehingga menciptakan SDM yang unggul sesuai permintaan dunia kerja. Keempat, meningkatkan kesehatan masyarakat.
Kesehatan masyarakat merupakan suatu yang penting dalam upaya meningkatkan sumber daya manusia, penangulangan kemiskinan serta pembangunan ekonomi. Selain itu indeks pembangunan manusia meletakkan kesehatan sebagai salah satu kompenen penting dalam pengukuran selain dari pendidikan dan pendapatan. Adanya peningkatan kesehatan masyarakat dapat ikut menguatkan kualitas SDM.
Kelima, menerapkan kebijakan fiskal dan moneter. Pemerintah mempunyai peran penting dalam mengatur perekonomian melalui kebijakn fiskal dan moneter. Kebijakan fiskal adalah kebijakan yang berkaitan dengan pengelolaan pendapatan dan belanja negara, seperti pajak, subsidi, anggaran, dan lain-lain.
Kebijakan moneter adalah kebijakan yang berkaitan dengan pengelolaan uang dan kredit, seperti suku bunga, cadangan devisa, inflasi, dan lain-lain. Kebijakan fiskal dan moneter dapat mempengaruhi tingkat permintaan agregat, investasi, konsumsi, tabungan, dan lapangan kerja. Kebijakan fiskal dan moneter yang berpihak pada pemberdayaan masyarakat melalui pembiayaan UMKM akan mampu menciptakan lapangan pekerjaan.
Lima strategi tersebut jika dilaksanakan akan mampu menciptakan lapangan pekerjaan secara signifikan. Kemudian, lima strategi tersebut juga mampu mengoptimalkan adanya bonus demografi di Indonesia, sehingga bonus demografi di Indonesia benar-benar mampu memberikan kesejahteraan bagi rakyat Indonesia.
Lulu Salsabilah, Mahasiswa UIN K.H Abdurrahman Wahid Pekalongan