Almuhtada.org Pemerintah lucu! Kebijakan konyol! Dimana keadilan!. Begitulah kira-kira isi pikiran sebagian orang yang merasa dirugikan dari berbagai kebijakan pemerintah negara ini sekarang. Harapan kepada pemimpin baru yang tinggi seakan menghilang sirna, seolah-olah pemimpin sekarang hanya melanjutkan apa yang sudah ada di pemerintahan sebelumnya.
Tentu ini sangat berbanding terbalik dengan ekspektasi masyarakat terhadap presiden yang baru dipilih, yang digadang-gadang mampu membawa perubahan dengan segala macam pengalaman kepemimpinannya. Apakah semua itu hanya omon-omon saja?
Namun kita tidak bisa menolak fakta bahwa dibawah kepemimpinannya yang baru berjalan beberapa bulan ini, banyak kasus korupsi yang berhasil terungkap. Sebagai umat yang taat pada ulil amri, kita harus mengapresiasi kinerjanya.
Di sisi lain kebijakan efisiensi anggaran yang memangkas biaya hampir semua kementrian yang sentral membuat banyak rakyat kehilangan pekerjaan mereka karena terdampak kebijakan tersebut. Meskipun klaim dari pembuat kebijakan mengatakan bahwa masyarakat tidak akan terdampak dari kebijakan tersebut, namun realitanya bisa kita lihat sendiri.
Program makan siang gratis yang menyasar anak sekolah sejatinya tidak tepat karena kurang adanya transparasi darimana sumber anggaran itu berasal. Romantisasi bahwa makan siang gratis akan sangat membantu anak-anak di daerah 3T nyatanya salah, Demonstrasi terjadi di beberapa daerah 3T yang mana mereka lebih memilih pendidikan gratis dibanding makan gratis.
Pembungkaman media dan gerakan perlawanan masif terjadi dengan jarangnya stasiun televisi yang menayangkan demonstrasi yang terjadi beberapa waktu lalu, selain itu maraknya gerakan “buzzer” yang menggiring opini dengan narasi-narasi yang jauh dari kata objektif terhadap kebijakan pemerintah. Pembungkaman juga dilakukan dengan menjatuhkan organisasi-organisasi pergerakan yang meneriakkan perlawanan dengan menjadikannya alat sosialisasi kebijakan mereka.
Organisasi tadi menjadi tidak ada bedanya dengan “buzzer” pemerintah yang siap membela pemerintah apapun yang terjadi bahkan ketika ketidakadilan merajalela. Slogan “bangkit menatap untuk melawan” seolah hilang ditelan idealisme yang terbeli.
Isu kembalinya pemerintahan yang militeristik kembali mencuat dengan tidak adanya pemangkasan anggaran di institusi penegak hukum bersenjata seperti TNI dan Polri. Justru pendidikan yang menjadi cita-cita nasional harus merasakan pemangkasan anggaran sehingga banyak perguruan tinggi mengeluarkan kebijakan tentang penghematan biaya operasional.
Namun semuanya hanya persoalan waktu, Kita hanya bisa mengira-ngira apa yang akan terjadi kedepannya tanpa tau secara akurat apa yang akan betul-betul terjadi. Sebagai umat yang taat pada ulil amri ada baiknya kita mendukung kebijakan pemerintah dengan objektif, yang bagus katakan bagus, yang jelek katakan jelek, maka insyaallah negara ini akan maju. Tentu dengan andil pemerintah yang mau mendengarkan rakyat di bawah, Vox Populi, Vox Dei .[Muhammad Nabil Hasan]