Berharap dengan Berdoa

Oleh: Khasiatun Amaliyah

Beberapa sifat manusia di antaranya, tidak pernah puas akan sesuatu yang sudah ia miliki atau dapatkan. Selalu menginginkan dan mengharapkan lebih dari apa yang sudah ia peroleh saat ini. Menjadi baik jika rasa tidak puas tersebut adalah bentuk rasa ingin dan haus akan ilmu pengetahuan dan hal-hal lain yang pada dasarnya adalah untuk mencari ridha-Nya. Begitu pun sebaliknya, menjadi buruk apabila rasa ingin dan haus untuk mencari lebih itu mengarahkan pada perilaku dan niat-niat buruk. Misalnya ingin dipandang baik di mata manusia, munculnya perilaku sombong, dan perasaan bahwa segala sesuatu yang diperoleh karena kerja kerasnya, sebab hebatnya diri, padahal semua tidak lain karena ada campur tangan-Nya. Manusia lemah tanpa pertolongan dari-Nya.

Bolehkah seseorang berharap? Boleh atau tidak? Bagaimana jadinya jika dalam hidup manusia tidak memiliki harapan? Menjalani hidup apa adanya, tidak adanya gairah dan semangat dalam meraih harapan tersebut. Ibaratnya harapan merupakan sesuatu yang begitu ingin direngkuh bagaimana pun itu. Menjadikan diri menjadi manusia optimis dan penuh semangat. Terus saja langkahnya berjalan menggapai harapan, tapi sayap dipatahkan bahkan sebelum terbang.

Gagal. Satu kata yang mampu membuatnya kecewa, bahkan sempat meremehkan, dan menyalahkan diri. Mempertanyakan kenapa harus gagal? Sebenarnya permasalahan bukan terletak pada kegagalan itu, tapi bagaimana seseorang bersikap setelah berada pada titik keadaan gagal atau berhasil.

Baca Juga:  KEMANUSIAAN BUKANLAH KEJADIAN ACAK

Kebanyakan manusia lebih sering memperbesar harapan dan angan-angan tanpa disertai kesadaran diri dengan doa yang pasti. Berdoa dan ingat pada-Nya hanya pada saat dan situasi tertentu saja, seolah-olah hanya dengan mengucap beberapa bait kata seketika langsung terjadi.

Berdoa ibarat senjata yang luar biasa bagi kita, terlebih seorang muslim. Akan tetapi tanpa mau mengusahakan sendiri dan keyakinan yang benar dalam berdoa, bagaimana bisa apa yang diharapkan akan terwujudkan?

Jikalau saja seseorang ragu terhadap apa yang mereka doakan, harapkan, dan usahakan bagaimana mungkin Dia akan percaya bahwa kita siap menerima apa yang kita minta?

Berharap dengan berdoa, mempercayainya, dan yakin dalam mengucapkan serta mengusahakan. Harusnya menjadikan manusia sadar, bahwa segala sesuatu terjadi atas izin dan kehendak-Nya. Berharap melalui doa, jika harapan itu terjadi maka itulah bentuk kebaikan dan kasih sayang-Nya pada kita sebagai seorang hamba. Dia melihat usaha, kepayahan, kesulitan, dan apa-apa yang telah kita lakukan. Jikalau pun harapan itu ternyata tidak terjadi, tidak apa-apa, Dia masih ingin melihat kesungguhan kita dalam berdoa dan berusaha. Bisa jadi ternyata, apa yang kita harapkan ternyata bukanlah yang terbaik, dan ada sesuatu yang lebih baik, maka bersabarlah dan jangan berputus asa.

Rasakan bedanya, saat berharap dengan benar-benar melibatkan-Nya. Tidak akan ada rasa kecewa, sedih, dan prasangka buruk lainnya. Justru kita akan menjadi pribadi yang senantiasa mudah bersyukur terhadap segala sesuatu yang terjadi, dari yang terkecil sekalipun.

Baca Juga:  Kebebasan Manusia

Penulis adalah Mahasantri Pesantren Riset Al-Muhtada dan Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang Angkatan 2020

Related Posts

Latest Post