Almuhtada.org – Di tengah dunia yang sering kali mengaburkan batas antara benar dan salah, masih adakah kejujuran yang murni dan tak tergoyahkan?
Kejujuran adalah nilai yang tak lekang oleh waktu. Dalam kehidupan sehari-hari, kita dihadapkan pada berbagai pilihan yang menguji integritas kita. Kisah berikut menggambarkan betapa kejujuran seorang anak kecil mampu menyentuh hati seorang pemimpin besar.
Kisah Anak Penggembala dan Umar bin Khattab
Suatu hari, Umar bin Khattab melakukan perjalanan dan bertemu dengan seorang anak kecil yang sedang menggembalakan kambing. Umar berkata, “Wahai anak kecil, juallah kepadaku satu ekor kambing dari gembalaanmu.”
Anak itu menjawab, “Kambing-kambing ini bukan milikku, melainkan milik majikanku.”
Umar mencoba menguji kejujurannya, “Katakan saja kepada majikanmu bahwa seekor kambing dimakan serigala.”
Namun, anak itu menjawab dengan tegas, “Jika aku mengatakan kepada majikanku bahwa kambingnya dimakan serigala, lalu apa yang akan aku katakan kepada Tuhanku pada hari kiamat nanti?”
Mendengar jawaban itu, Umar bin Khattab menangis dan berkata, “Kalimat ini telah membuatku menangis.”
Kisah ini mengajarkan bahwa kejujuran sejati muncul dari kesadaran akan pengawasan Allah, bukan karena takut kepada manusia. Anak kecil tersebut menunjukkan bahwa integritas tidak tergantung pada usia atau status, melainkan pada kesadaran spiritual yang mendalam. Dalam dunia yang penuh godaan untuk berbuat curang demi keuntungan sesaat, kisah ini menjadi pengingat bahwa kejujuran adalah jalan menuju keberkahan dan ketenangan hati.
Semoga kisah ini menginspirasi kita semua untuk selalu menjaga kejujuran dalam setiap aspek kehidupan, karena Allah senantiasa melihat apa yang kita lakukan, meskipun tidak ada manusia yang menyaksikannya. [Raffie Zuhaeri Ahmad]
