Almuhtada.org – Indonesia sebagai negara dengan mayoritas penduduk Muslim terbesar di dunia memiliki peranan penting dalam menjaga kemurnian ajaran Islam. Namun, di tengah perkembangan zaman dan arus globalisasi, tidak bisa dipungkiri bahwa berbagai bentuk penyimpangan terhadap ajaran Islam kerap kali muncul di masyarakat. Penyimpangan ini bukan hanya meresahkan umat, tetapi juga berpotensi memecah belah kesatuan dan persatuan bangsa.
Penyebab terjadinya penyelewengan adalah sikap seseorang itu sendiri yang dilakukannya tidak mengikuti garis panduan yang telah ada. Al-Qur’an itu sesungguhnya kalam Allah yang mana kata-katanya dari Allah dan sudah pasti sifatnya suci dan tanpa diragui. Lalu, apakah boleh kita menafsirkan al-Qur’an dengan sesuka hati seperti kita menafsirkan kata seorang manusia atau menterjemahkan sesuatu bahasa luar kepada bahasa kita? Sudah pasti kita tidak boleh menyamakan sesuatu yang dari Allah dengan sesuatu yang datang dari manusia itu sendiri yang mana notabendan sebagai seorang hamba.
Seperti contohnya kasus kerajaan ubur-ubur yang sempat menghebohkan masyarakat Indonesia pada tahun 2018. didirikan di Jalan Sayabulu Kota Serang, Banten. Kerajaan ubur-ubur ini didirikan oleh sepasang suami istri yang bernama Aisyah Rudi. mereka mengaku sebagai jelmaan nyiroro kidul mereka mengadakan pertemuan setiap hari hamis malam hingga jumat dini hari Tujuan dari didirikannya Kerajaan Ubur-Ubur berhubungan dengan bisikan gaib. Mereka mengaku mendapat bisikan untuk membobol dua bank internasional yaitu Bank Swiss dan Bank Griffin 1999 Birmingham.
Tahun 2018 itu pula, Kapolresta Serang , AKBP Komarudin menjelaskan bahwa menurut kepercayaan aliran tersebut, cara untuk mendapat uang di dua bank itu dengan menggelar doa dan ritual khas Kerajaan Ubur-Ubur. Digelar setiap malam Jumat hingga pukul 04.00 WIB. Saat berdoa juga tidak menggunakan pakaian muslim seperti seharusnya.
“Laporan masyarakat, ada keresahan zikir tengah malam dan pemandangan-pemandangan tidak lazim. Biasanya kalau zikir dengan pakaian muslim atau yang perempuan pakai jilbab. Tapi mereka biasa pakaian rumah bukan pakaian muslim,” kata Komarudin saat itu.
Sebagaimana kerajaan yang aneh, warga di sekitar istana kerajaan tidak ada yang menjadi warga. Justru kebanyakan anggota berasal dari Jawa Timur dan Jawa Tengah. Selain itu warga Kerajaan Ubur-Ubur juga tak pernah menjalankan salat berjamaah di masjid mau pun di musala.
Kerajaan Ubur-Ubur akhirnya harus menerima takdirnya untuk bubar. Kerajaan terkecil di dunia karena hanya memiliki 20 rakyat ini dinyatakan sebagai salah satu sekte yang mengajarkan kesesatan. Dianggap sesat karena mereka mendasarkan pada ajaran Islam, namun ada penyimpangan. []Rafie Zuhairi