Almuhtada.org – Guru merupakan sosok yang tidak hanya mengajarkan ilmu, tetapi juga seseorang yang menanamkan nilai, adab, dan arah dalam kehidupan.
Dalam pandangan Islam, guru bukan sekadar penyampai pelajaran, melainkan wasilah (perantara) antara murid dan keberkahan ilmunya.
Adab pada Seorang Guru
Seorang murid yang menghormati gurunya bukan berarti ia memuja manusia, melainkan menghormati ilmu yang Allah titipkan melalui dirinya.
Oleh karena itu, adab pada seorang guru adalah suatu fondasi utama dalam sebuah perjalanan menuntut ilmu.
Ilmu tanpa Adab adalah Pintar yang Kehilangan Makna
Di era modern saat ini, banyak para murid yang mengagung-agungkan dan mendamba-dambakan kecerdasan dibandingkan adab.
Ilmu memang mudah di akses melalui internet ataupun media sosial, namun saat ini nilai hormat pada seorang guru semakin memudar.
Padahal, ulama terdahulu sering kali menegaskan bahwa barang siapa tidak memiliki adab, maka ilmunya tidak akan bermanfaat.
Pesan ini menjadi pengingat bahwa kepintaran tanpa adab adalah sebuah kebanggaan yang kosong, kebanggaan yang tanpa keberkahan.
Kemuliaan Guru dalam Pandangan Islam
Dalam agama Islam, guru memiliki kedudukan yang sangat mulia. Rasulullah sallallahu alaihi wasalam bersabda: “Bukan termasuk golongan kami orang yang tidak mau menghormati yang lebih tua, tidak menyayangi yang lebih muda, dan tidak menempatkan ulama pada tempatnya.”
Hadis ini menegaskan bahwa menghormati seorang guru adalah bagian yang harus terpatri dalam diri seorang santri atau murid.
Tanpa penghormatan, ilmu yang dipelajari seorang murid mungkin akan hilang cahayanya. Karena adab atau penghormatan adalah jembatan yang menghantarkan ilmu menuju hati.
Keteladanan Ulama dalam Menghormati Guru
Guru bukan hanya mengajar, tetapi juga mendidik dengan kasih sayang, membimbing dengan kesabaran, dan mendoakan dalam ketulusan.
Imam Syafi;i pernah berkata, “Aku membuka lembaran kitab di hadapan guruku dengan sangat pelan, karena aku takut suaranya mengganggu beliau.”
Menjadi murid yang beradab bukan berarti menutup diri dari berpikir kritis.
Justru Islam mendorong setiap umatnya untuk berpikir dan bertanya.
Namun semua itu harus dilakukan dengan tata krama dan penuh hormat.
Bertanya dengan sopan, mendengarkan dengan sungguh-sungguh, dan tidak meremehkan seorang guru adalah bentuk adab yang memperhalus jiwa dan mengokohkan keberkahan ilmu.
Takdzim sebagai Kunci Keberhasilan Ilmu
Ditengah kemajuan teknologi saat ini, pergeseran nilai terasa sangat nyata.
Murid dapat dengan mudah membantah seorang guru di ruang publik tanpa etika. Padahal, adab adalah cerminan kedewasaan seseorang secara spiritual.
Takdzim kepada seorang guru adalah kunci keberhasilan murid yang sejati.
Bukan hanya untuk memperoleh ilmu yang bermanfaat, tetapi juga membentuk hati yang lembut dan penuh rasa syukur.
Takdzim sebagai Kunci Keberhasilan Ilmu
Pada intinya, keberhasilan sejati seorang murid dalam mencari ilmu bukanlah di ukur dari seberapa banyak pengetahuan yang dimiliki,
Namun juga bagaimana cara ia memperlakukan ilmu itu sendiri dan pengajar dari ilmunya.
Menjadi pintar, cerdas adalah sebuah anugerah.
Namun memiliki adab adalah sebuah kemuliaan.
Maka saat santri atau murid mencari sebuah ilmu, hendaklah ia memiliki adab terhadap gurunya.
Dengan begitu, keberkahan akan mengalir, sehingga mencari ilmunya bukan hanya untuk dunia, tetapi juga untuk kebahagiaan akhirat.
Wallahu alam bissawab. Demikian artikel yang saya buat, jika kamu seorang pelajar semoga kita semua termasuk para pelajar yang dapat senantiasa menghormati pengajarnya.
Semoga kita termasuk orang-orang yang mendapat ridha -Nya sehingga berada dalam satu barisan dengan orang-orang yang dirindukan surga, aamiin aamiin yarobbal alamin. Semoga bermanfaat [] Rosi Daruniah.