Semakin Banyak Berkorban, Semakin Dekat Allah Swt.: Rahasia Berkorban yang Menyentuh Hati

Ilustrasi seorang anak kecil yang sedang berdiri di samping seorang ayah dengan senyum yang penuh keikhlasan (Dokumen Pribadi - almuhtada.org)

almuhtada.org – Qurban Bukan Sekadar Daging

Dalam menjalani kehidupan sehari-hari, sering kali dari diri kita berpikir bahwasanya berkorban hanyalah tentang sebuah kehilangan semata. Padahal dalam ajaran Agama Islam, berkorban merupakan cara untuk mendekat kepada Allah Swt. Bukan hanya sekedar tentang apa yang pergi menghilang dan juga meninggalkan kita, akan tetapi apa yang datang kepada diri dan hati kita yaitu rahmat, kemudian ampunan, dan juga cinta dari-Nya.

Berkorban bukan hanya semata tentang menyembelih hewan saja saat Idul Adha saja. Akan tetapi ia hanyalah sebuah simbol dan juga sebagai wujud nyata bahwasanya manusia itu sejatinya hanya mulia ketika ia rela memberi untuk Allah Swt. Semoga dengan semakin banyak yang dikorbankan dengan rasa penuh keikhlasan dan hati yang tulus, maka semakin dekat pula ia kepada cahaya ilahi.

Baca Juga:  Dari Manusia ke Makhluk Hidup: Indahnya Akhlak dalam Pandangan Islam

Apa Itu Arti Sebenarnya daripada Berkorban?

Kata berkorban berasal dari akar kata bahasa Arab yaitu “qaruba-yaqrubu” yang artinya yakni mendekati. Maka dari sinilah muncul kata qurban sebagai segala bentuk persembahan yang diniatkan dan ditujukan hanya untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt.

Sebagai contoh sederhananya misalnya:

● Seorang ibu yang rela melepas dan menjual atau bahkan sampai menggadaikan perhiasannya demi untuk pendidikan anak-anaknya.

● Kemudian seorang ayah yang rela untuk menahan lelah hanya demi mendapatkan sesuap nasi yang halal untuk keluarnya di rumah.

● Seorang santri yang bangun di sepertiga malam dengan meninggalkan tidurnya hanya demi mempelajari ilmu Agama.

Nah, itulah diatas merupakan 3 contoh bentuk korban, meski tidak menggunakan hewan kurban akan tetapi semoga kita semua menjadi hamba yang senantiasa berkorban langkah demi langkah menuju-Nya.

Quran Surat At-Taubah ayat 99

“Dan di antara orang-orang Arab Badui itu, ada orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, dan memandang apa yang dinafkahkannya (di jalan Allah) itu sebagai jalan mendekatkannya kepada Allah dan sebagai jalan untuk memperoleh doa Rasul. Ketahuilah, sesungguhnya nafkah itu adalah suatu jalan bagi mereka untuk mendekatkan diri (kepada Allah). Kelak Allah akan memasukkan mereka ke dalam rahmat (surga)-Nya; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. At-Taubah ayat 99)

Ayat diatas memperlihatkan sebuah keindahan bahwasanya berkorban bukanlah menjadi beban kepada kita, melainkan jembatan jalan penghubung untuk lebih dekat menuju Allah Swt. Seorang Badui yang bersahaja pun bisa mendapatkan rahmat Allah Swt., bukan hanya karena harta kekayaan yang dimilikinya, akan tetapi karena niatnya untuk memberikan kedermawanannya demi mendekat diri kepada Sang Pencipta yaitu Allah Swt.

Kaitannya di Zaman Sekarang

Di era zaman yang serba digital ini, pengorbanan sering dianggap sebagai hal yang kuno. Semuanya ingin mendapatkannya secara cepat dan juga instan. Tapi justru malahan di zaman serba sibuk inilah kurban kita sedang diuji dan dipertanyakan apakah:

● Kita berani menahan diri dari scroll media sosial saat adzan berkumandang,

● Kemudian kita rela menyisihkan gaji bukan hanya untuk liburan saja, akan tetapi juga untuk orang tua yang tidak pernah meminta,

● Kita senantiasa menahan ego dalam setiap masalah datang dan lebih memilih untuk diam serta saling memaafkan demi menjaga ukhuwah.

Semua itu merupakan bentuk daripada korban kontemporer, yang tidak kalah berat daripada mengalirkan darah hewan kurban saat Idul Adha. Dan semua itu dalam rangka mendekatkan diri kita kepada Allah Swt., jika diniatkan benar-benar karena-Nya.

Jadi, tidak ada pengorbanan yang akhirnya menjadi sia-sia. Apa pun yang kita korbankan dengan niat ikhlas dan tulus untuk mendekat kepada Allah Swt., maka akan kembali kepada kita dalam bentuk yang lebih mulia. Bahkan jika dunia tidak ada yang tahu satupun. Karena sesungguhnya Allah Swt. tidak menilai dari besar kecilnya pemberian apa yang kita korbankan, akan tetapi dari ketulusan hati kita yang menyertainya.

Semoga kita menjadi hamba Allah Swt. yang “Semakin besar cinta kita, maka semakin besar pula kerelaan untuk kita memberi.”

Begitulah sebagaimana orang-orang yang mencintai Allah Swt. Yang dimana tidak pernah menghitung-hitung apa yang telah dikorbankannya. Satu hal yang perlu kita pahami bahwa semakin banyak yang dilepaskan karena-Nya, maka akan semakin dekat pula kepada-Nya. Maka berkorban lah. Bukan tujuannya hanya karena ingin dipuji oleh manusia. Akan tetapi karena ingin kembali kepada Sang Pemilik segala kebaikan yaitu Allah Swt. [] Alfian Hidayat – Mahasantri Pesantren Riset Al-Muhtada Angkatan 5

Related Posts

Latest Post