Almuhtada.org – Hidup di dunia bukan hanya sekadar rutinitas belaka mulai dari bangun tidur pagi hari, lalu bekerja, makan, dan tidur. Hidup merupakan ujian. Setiap keputusan yang kita ambil, setiap langkah yang kita pilih, maka dari itu semua nantinya kebiasaan dari diri kita sendirilah akan menentukan bagaimana akhir hidup kita nanti. Di tengah banyaknya pilihan dan godaan dalam kehidupan di dunia ini, kita sebagai manusia dihadapkan pada ujian yang paling mendasar sebagai seorang mukmin yaitu apakah hati kita mau tunduk kepada segala perintah Allah SWT atau bahkan mengikuti dan memperturutkan hawa nafsu kita.
Allah SWT berfirman di dalam Kitab Suci Al-Qur’an:
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.” (Q.S. Adz-Dzaariyaat: 56)
Ayat diatas menjelaskan kepada kita semua secara jelas bahwasanya diri kita sebagai manusia diciptakan bukan untuk mengejar kesenangan kehidupan di dunia semata, melainkan untuk beribadah kepada Allah SWT. Dan dalam konteks ibadah di sini bukan hanya terbatas hanya pada sholat ataupun puasa saja, akan tapi mencakup segala aspek hidup yang dijalani dengan niat yang ikhlas dan juga taat kepada Allah SWT.
Namun pada kenyataannya, mungkin dari salah satu kita sebagai manusia memilih untuk tidak taat. Mungkin kita lebih senang memperturutkan hawa nafsu, kemudian selalu mengejar kehidupan dunia, dan juga mengabaikan petunjuk Allah SWT. Inilah yang menjadi penyebab utama kegagalan dalam ujian hidup manusia di dunia ini.
Ujian hidup manusia itu baru bisa disebut ujian jika ada pilihannya. Dan manusia memang diciptakan dengan kemampuan untuk memilih antara kebaikan atau keburukan. Bahkan sejak dari kehidupan zaman Nabi Adam Alaihissalam. Ujian tersebut sudah berlaku. Allah SWT. memerintahkan agar tidak untuk memakan buah dari pohon yang dilarang oleh Allah SWT., akan tetapi iblis datang kepada Nabi Adam Alaihissalam membisikkan godaan kepadanya. Kemudian dia pun terjatuh dalam kesalahan karena memilih untuk mengikuti bisikan setan tersebut.
Hal itulah menjadi bukti bahwasanya ujian dalam hidup manusia di dunia adalah nyata. Maka kita bisa memilih antara taat atau tidak, benar atau salah, dan syukur atau kufur. Sebagaimana Allah SWT. berfirman:
“Sesungguhnya Kami telah menunjukinya jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir.” (Q.S. Al-Insaan: 3)
Itu artinya, Allah SWT. sudah memberikan kita petunjuk kepada kita semua sebagai manusia dengan sudah membekali kita dengan akal juga hati nurani. Tinggal bagaimana kita memilihnya. Apakah kita ingin menjadi hamba yang selalu bersyukur dan juga mengikuti petunjuk Allah SWT., atau malah menjadi orang yang menolak dan juga memilih jalan kekufuran?
Kaitannya dengan Kehidupan Zaman Sekarang yaitu di era yang serba digital ini, ujian datang kepada kita bukan hanya dalam bentuk fisik atau pun perintah langsung saja. Akan tetapi bisa postingan media sosial yang menjerumuskan ke dalam perbuatan maksiat, atau pun godaan gaya hidup bebas yang jauh daripada nilai-nilai ajaran Agama Islam.
Sekarang ini, kebanyakan dari salah satu kita mungkin saja bisa dengan mudah mengabaikan aturan agama hanya karena merasa itu membatasi kebebasan hidup kita di dunia. Padahal, sejatinya kebebasan yang tidak dibingkai oleh syariat malah justru bisa membawa pada kehancuran kehidupan di dunia dan juga di akhirat kelak. Maka dari itulah pentingnya bagi kita semua senantiasa sadar bahwasanya setiap pilihan kita sekarang ini akan menentukan kebahagiaan akhirat kelak.
Misalnya contoh sederhananya yaitu ketika ada seseorang yang memilih untuk tetap memegang prinsip kejujuran dalam pekerjaannya meskipun gaji cukup kecil, maka itu merupakan sebuah bentuk ibadah. Lalu juga ketika ada seorang anak muda yang menolak ajakan untuk berbuat maksiat demi menjaga diri dan hati darinya, maka itu merupakan sebuah kemenangan dalam ujian hidupnya.
Jadi, Setiap hari merupakan sebuah kesempatan bagi kita sebagai manusia untuk lulus ataupun gagal dari ujian Allah SWT. karena sesungguhnya Allah SWT. sudah memberikan kepada kita akal, kemudian hati, dan juga petunjuk. Maka dari itu kita sebagai manusia tinggal memilih jalan mana yang ingin kita pilih dan tempuh yaitu jalan yang diridhai Allah SWT. atau pun jalan yang disukai yaitu hawa nafsu.
Mari bersama-sama kita senantiasa untuk manfaatkan hidup ini untuk memperkuat iman didalam hati kita dan juga memperbanyak amal shaleh. Jad jangan sampai menunggu waktu tua untuk berubah, karena sesungguhnya diri kita tidak tahu kapan ujian hidup ini akan berakhir. Terakhir semoga kita semua sebagai orang mukmin bisa termasuk orang-orang yang lulus dari berbagai macam ujian kehidupan dan juga mendapat derajat dan juga tempat terbaik di sisi Allah SWT. Aamiin ya Rabbal ‘alamin. [] Alfian Hidayat