Almuhtada.org – Sebagai seorang muslim, kita meyakini bahwasanya ada kehidupan setelah kematian. Kehidupan tidak terhenti hanya di dunia saja. Bahkan, setelah kematian menghampiri diri kita, kita akan hidup, namun di alam yang berbeda, yaitu alam baka.
Jika kita sadari, orang-orang yang memutuskan untuk mengakhiri hidupnya dengan cara membunuh diri sendiri. Apakah mereka berpikir bahwa kehidupan yang lebih berat menantinya? Orang yang telah meninggal akan hidup di alam kubur, di sana kita semua akan ditanyai oleh malaikat munkar dan nankir. Dan yang lebih mengerikannya lagi, di alam ini kita tak punya lagi kesempatan untuk bertaubat, membenahi diri, bahkan untuk di hidupkan kembali agar bisa menebus segala dosa dan kesalahan.
Di dalam surat al-Mu’minun ayat 99 dijelaskan bahwa orang-orang kafir minta untuk dihidupkan kembali agar bisa bertaubat, ketika dalam keadaan sempit daan diujung tanduk itu. Mereka baru menyadari bahwa amal shaleh sajalah yang bisa membantu mereka dalam himpitan kesesakan. Namun penyesalan itu tidak akan ada gunanya, karena kesempatan tidak akan datang dua kali.
Sehingga, kita sebagai muslim yang ingin terus mendekatkan diri kepada Allah, hendaknya menyadari dan memahami bahwasanya kehidupan di dunia hanyalah sebentar dan semata-mata untuk sebanyak-sebanyaknya menyimpan bekal untuk kehidupan selanjutnya. Maka, disini kita akan menyusuri panjangnya perjalanan setelah kematian sebagai pengingat diri kita untuk beribadah kepada Allah.
Setelah kematian, kita akan dibangkitkan di alam kubur dan di sanalah tempat yang menggambarkan bagaimana diri kita di dunia. Alam barzakh atau alam baka akan terasa menenangkan dan nyaman bagi mereka yang ditemani oleh amal ibadahnya. Namun hari-hari penuh penyikasaan akan dirasakan bagi mereka yang selama di dunia telah melakukan banyak dosa. Dan mereka akan terus seperti itu hingga hari kehancuran alam semesta datang.
Hari dimana alam semesta dan isinya hancur seutuhnya disebut sebagai yaumul qiyamah. Keadaan pada hari ini telah banyak digambarkan dalam Al-Quran, seperti surat al-qiyamah, al-zalzalah, al-haqqah, an-naba dan masih banyak lagi. Salah satu ayat menyebutkaan bahwa manusia pada hari itu seperti laron yang beterbangan, gunung-gunung seperti bulu-bulu yang berhamburan. Betapa mengerikannya hari itu.
Setelah alam semesta hancur, semua makhluk akan dibangkitkan, mereka yang telah meninggal akan dibangkitkan dari kuburnya, yaitu setelah malaikat israfil meniup sangkakala yang kedua. Hari itu disebut sebagai yaumul ba’ats. Dan kita akan digiring ke padang mahsyar.
Semua manusia akan dikumpulkan di padang mahsyar dengan jarak matahari sejengkal dari kepala, hingga keringat menenggelamkan dirinya sendiri. Hari itu disebut sebagai yumul hasyr, dan pada hari itu pula semua manusia akan berbentuk sesuaai dengan apa yang di kerjakannya sewaktu di dunia. Ada yang seperti monyet, ada yang tubuhnya terbalik dan macam-macam lainnya. Kita semua dikumpulkan untuk nantinya dihisab amal ibadahnya.
Di padang mahsyar ini, di mana semua manusia berkumpul sangat lama. Saking lamanya, mereka akan kesana kemari meminta pertolongan kepada para nabi dan rasul. Dari nabi Adam hingga nabi Isa, tak ada satupun yang bisa membantu manusia saat itu. Dan satu-satunya yang bisa memberikan syafaatnya adalah nabi Muhammad saw., hingga akhirnya manusia menuju perjalanan selanjutnya.
Perajalanan masih panjang, setelah menerima syafaat dari nabi Muhammad, semua manusia akan dihisab amal ibadahnya. Semua hal yang telah dilakukan selama di dunia akan dihitung. Selama dihitung dan ditimbang itu pula, catatan amal ibadah akan dibagikan satu-satu setiap orang. Jka kita menerimanya dengan tangan kanan, maka amal kebaikan berada dipihak kita, namun jika tangan kiri yang menerinya, maka sebaliknya.
Bagi yang amal ibadahnya lenih berat, maka akan dimasukan kedalam surga yang penuh kenimatan dan juga sebaliknya, jika hal buruk yang lebih berat, maka neraka telah menantinya. Namun sebelum memasuki surga atau neraka, kita akan mampir sebentar di telaga rasulullah, telaga ini disebut haudh atau telaga bernama al-kautsar.
Telaga ini memiliki dua pancuran yang berasal dari surga, dengan air yang warnanya leebih putih dari susu dan rasanya lebih manis dari madu. Selama perjalanan menuju surga atau neraka itu, sebelumnya manusia akan menyebrangi sirath (jembatan) yang dimana keadaan pada saat itu para manusia sangat kehausan, maka di telaga ini lah manusia diberi kesempatan. Karena dalam seuah hadits disebutkaan bahwa barangsiapa yang meninum air dari telaga nabi, ia tak akan pernah kehausan selamanya. Namun hanya orang-orang beruntunglah yang bisa meminum air di dalam telaga ini.
Dan perjalanan terakhir telah hamper ditentukan pada tahap ini, perjalanan setelah dari telaga al-kautsar, yaitu sirath. Disini manusia akan menyebrangi sebuah jembatan yang berasal dari rambut yang dibelah tujuh. Bayangkan betapa tipis, licin dan sulitnya jembatan itu untuk dilewati. Maka dari jembatan inilah, manusia di filter mana yang selamat maka dia akan masuk surga dan yang tidak akan masuk neraka.
Sungguh perjalanan yang amat panjang, sehingga diharapkan dengan kita mengetahui betapa panjangnya perjalanan manusia setelah kematian, bisa memacu kita untuk terus mencari ridho Allah dan jangan sampai kita menjadi orang-orang yang menyesal pada hari akhir. [] Pranita Wulan Andini