Almuhtada.org – Para sejarawan mengungkapkan fakta bahwa Syaikh Abdul Qadir Al-Jilani sangat berpegang teguh dengan etika agama dan suka mencermati masalah-masalah krusial sejak dini.
Perlu sobat ketahui bahwa Syaikh Abdul Qadir al-Jilani ini merupakan pendiri Madrasah al-Qadiriyyah yang berperan sebagai pemegang kendali Gerakan Ishlah dan Pembaruan lho.
Bagi sobat yang ingin mengetahui lebih banyak bagaimana perjuangan beliau, kami rekomendasikan salah satu buku yang membahas hal ini yaitu buku Model Kebangkitan Umat Islam karya Dr. Majid Irsan Al-Kilani.
Perannya yang luar biasa tersebut membuat beliau bisa memperlebar pengaruh dan hubungannya ke seluruh penjuru dunia Islam. Keren kan? Bagaimana pembahasannya mengenai hal ini?
Yuk baca artikel ini hingga selesai ya karena kami akan membagikannya secara singkat untuk sobat nih. Semoga bisa menambah wawasan dan keimanan kita ya! Aamiin..
Jadi gini guys… Madrasah al-Qadiriyyah yang akan kita bahas ini berada di Kota Baghdad. Setidaknya ada tiga fokus kegiatan di Madrasah ini hingga dapat memperlebar pengaruh dan hubungannya ke seluruh penjuru dunia Islam.
Apa saja tiga fokus utama kegiatan tersebut? Berikut penjelasannya:
- Mencetak alumni yang siap memegang tampuk kepemimpinan aktivitas perjuangan Islam dan menyebarkan misi al-amr bi al-ma’ruf wa an-nahy ‘an al-munkar.
- Membangun koordinasi aktivitas Islam antarmadrasah.
- Membuat modul, strategi, dan program pendidikan dan dakwah.
Nah itulah tiga fokus utama kegiatan yang dilakukan di Madrasah al-Qadiriyyah menurut buku Model Kebangkitan Umat Islam karya Dr. Majid Irsan Al-Kilani.
Ketiga hal di atas merupakan bagian dari cara beliau berdakwah guys. Syaikh Abdul Qadir Al-Jilani menjalani kegiatannya dengan menggunakan metode baru yang berdasarkan kepada dua hal yaitu:
- Membuat pengajaran dan pendidikan jiwa yang sistematis.
- Memberi ceramah dan berdakwah kepada masyarakat umum.
Metode pengajaran dan pendidikan yang diterapkan oleh Syaikh Abdul Qadir Al-Jilani sangat memperhatikan kapasitas bakat setiap murid dan membimbingnya dengan penuh kesabaran.
Sebagaian besar waktu beliau dihabiskan di madrasah dan beliau menganggap profesi guru sebagai “keutamaan yang paling mulia dan martabat yang paling tinggi.” (Abdul Qadir Al-Jilani, Sirr al-Asrar, vol 1, hlm.264).
Jika dianalisis lebih mendalam sistem pendidikan yang diterapkan Syaikh Abdul Qadir Al-Jilani ini terpengaruh oleh kurikulum yang dicanangkan oleh Al-Ghazzali.
Syaikh Abdul Qadir Al-Jilani membuat kurikulum yang holistik dengan tujuan guna mempersiapkan aspek keilmuan, mental dan sosial seluruh pelajar dan muridnya.
Mengapa Syaikh Abdul Qadir Al-Jilani membuat kurikulum ini? Yes, jawabannya adalah sebagai bekal agar mampu mengusung misi al-amr bi al-ma’ruf wa an-nahy ‘an al-munkar (salah satu fokus utama kegiatan di Madrasah al-Qadiriyyah dan misi hidup umat Islam).
Perlu sobat ketahui bahwa proyek pembangunan madrasah yang beliau dirikan ini biaya operasionalnya ditanggung oleh para pengikutnya dan konglomerat yang memberi wakaf permanen untuk memenuhi kebutuhan seluruh guru dan murid.
Orang-orang kaya turut mendukung dan mendanai proyek pembangunan Madrasah al-Qadiriyyah sementara masyarakat miskin mendukung dengan fisik dan tenaganya.
Bagaimana guys pembahasan artikel kali ini? Keren kan ya saling mendukung guna mewujudkan peran yang luar biasa dari madrasah ini? Seberapa besar dampaknya dari upaya ini? Next kita bahas lagi ya!
“Learn History, Repeat Victory! Yuk terus belajar sejarah untuk mengulangi kesuksesan yang telah diraih sebelumnya!”
Wallahu A’lam Bish Shawab
Sumber: Buku Model Kebangkitan Umat Islam karya Dr. Majid ‘Irsan Al-Kilani
[] Raudhatul Jannah
Editor: Raffi Albari