Almuhtada.org – Bagi banyak orang, sejarah terciptanya alat-alat canggih, rumus yang membawa perubahan, dan benda-benda luar biasa merupakan karya dari penemu-penemu seperti Albert Einstein, Nikola Tesla, Isaac Newton dan ilmuwan non muslim lainnya.
Tak bisa dipungkiri bahwa nama-nama tersebut merupakan nama-nama yang sudah dikenal oleh masyarakat luas sebagai penemu pertama dari bidangnya masing-masing. Hal tersebut tidaklah salah, namun juga bisa dibilang tidak tepat.
Salah tapi Benar, Benar tapi Salah… Hayo bingung kan
Karena pada faktanya, banyak dari sebagian karya itu, merupakan hasil temuan dari ilmuwan-ilmuwan muslim. Namun karena kurang dikenal dan kurang terekspos oleh media maka nama-nama ilmuwan muslim kurang begitu familiar di telinga kita.
Sebagai contoh ialah Al-Khawarizmi sang bapak ahli matematika dan aljabar yang menjadi cikal bakal dunia komputer dengan algoritmanya, Ibnu Sina sebagai bapak kedokteran modern yang dikenal lewat karya-karya tulisnya, dan masih banyak ilmuwan muslim hebat lainnya.
Pada artikel kali ini, kita akan berfokus pada tokoh Islam hebat lain yang mendapat gelar Bapak Penerbangan Dunia. Siapakah ia? Simak penjelasannya!
Abbas Ibn Firnas: Sang Bapak Penerbangan Dunia
Siapa sangka, jauh sebelum nama-nama seperti Wright bersaudara dikenal sebagai pelopor dunia penerbangan, ada seorang tokoh Muslim dari Andalusia yang telah membuka jalan bagi mimpi manusia untuk menaklukkan langit.
Dialah Abbas Ibn Firnas, seorang ilmuwan yang dijuluki sebagai “Bapak Penerbangan Dunia.” Meski namanya kurang terdengar dibanding tokoh-tokoh Barat, warisan dan eksperimen beraninya telah menjadi fondasi penting dalam dunia aerodinamika.
Siapakah Abbas Ibn Firnas?
Lahir pada tahun 810 M di Ronda, Andalusia (sekarang Spanyol), Abbas Ibn Firnas adalah seorang jenius serba bisa. Ia tidak hanya dikenal sebagai ilmuwan, tetapi juga seorang insinyur, musisi, penyair, bahkan dokter.
Ia hidup di masa keemasan peradaban Islam di Andalusia, yang saat itu menjadi pusat ilmu pengetahuan dunia. Dengan pendidikan di Cordoba, Ibn Firnas mendalami berbagai disiplin ilmu, termasuk matematika, kimia, astronomi, dan mekanika.\
Eksperimen Penerbangan yang Legendaris
Kisah inspiratif Abbas Ibn Firnas berawal dari pengamatannya terhadap seorang stuntman bernama Armen Firman. Pada suatu hari, Firman mencoba melompat dari menara masjid agung di Cordoba dengan alat berupa pakaian sutra yang diperkuat batang kayu.
Meski tidak terbang, alat ini berhasil memperlambat jatuhnya sehingga ia hanya mengalami luka ringan. Peristiwa ini menjadi inspirasi besar bagi Ibn Firnas untuk mempelajari lebih dalam tentang aerodinamika.
Dua puluh tiga tahun setelah peristiwa tersebut, Ibn Firnas membuat terobosan besar. Ia menciptakan sebuah alat terbang berupa sayap yang terbuat dari bulu, kain sutra, dan kerangka kayu.
Dengan alat ini, pada tahun 875 M, ia mencoba terbang dari puncak bukit Jabal al-Arus. Hebatnya, ia berhasil meluncur di udara selama kurang lebih sepuluh menit sebelum akhirnya mendarat dengan keras.
Meski terluka, eksperimen ini menunjukkan bahwa manusia dapat melawan gravitasi dengan prinsip aerodinamika yang tepat.
Namun, Ibn Firnas menyadari kekurangan besar dalam rancangannya: ia lupa menambahkan ekor untuk membantu mendarat dengan lebih aman. Meskipun ia tidak lagi melakukan percobaan penerbangan setelah itu, pemikiran dan keberaniannya menjadi inspirasi bagi ilmuwan-ilmuwan berikutnya.
Kontribusi Lainnya dalam Ilmu Pengetahuan
Tidak hanya di dunia penerbangan, Abbas Ibn Firnas juga mencatatkan namanya dalam berbagai bidang ilmu. Berikut beberapa kontribusi besarnya:
- Optik dan Astronomi: Ibn Firnas menciptakan planetarium untuk mempelajari benda-benda langit. Ia juga menciptakan jam air untuk pengukuran waktu yang lebih akurat.
- Kimia dan Material: Ia menemukan teknik melebur pasir menjadi kaca transparan. Penemuan ini menjadi cikal bakal industri kaca modern.
- Musik: Sebagai musisi, Ibn Firnas menyempurnakan alat musik tradisional Andalusia, menjadikannya lebih harmonis dan mudah dimainkan.
Pengakuan dan Warisan
Meskipun nama Abbas Ibn Firnas tidak sepopuler tokoh-tokoh Barat seperti Leonardo da Vinci, kontribusinya telah diakui secara internasional.
Sebuah kawah di Bulan dinamai “Ibn Firnas” oleh International Astronomical Union sebagai penghormatan atas jasanya. Selain itu, bandara di Baghdad, Irak, juga diberi nama “Bandara Internasional Abbas Ibn Firnas.”
Kesimpulan
Kisah Abbas Ibn Firnas adalah bukti nyata bahwa mimpi besar memerlukan keberanian, dedikasi, dan ketekunan. Meski rancangannya tidak sempurna, ia telah membuka jalan bagi generasi penerus untuk memahami prinsip-prinsip penerbangan.
Melalui eksperimen dan penemuan-penemuannya, ia membuktikan bahwa keterbatasan bukanlah penghalang untuk meraih inovasi.
Abbas Ibn Firnas mengajarkan kepada kita semua bahwa keberanian untuk bermimpi, meskipun melawan arus zaman, dapat mengubah sejarah.
Ia adalah simbol inspirasi bagi siapa saja yang ingin melampaui batasan dan mewujudkan ide-ide besar. Mari kita mengenang warisan hebatnya, tidak hanya untuk menghormati masa lalu, tetapi juga untuk memotivasi kita menciptakan masa depan yang lebih cerah. []Raffi Albari