Musibah Sakit Tergolong Azab atau Penghapus Dosa?

Ilustrasi Orang Sakit (Freepik.com - Almuhtada.org)

Almuhtada.org – Kondisi tubuh kita tidak selalunya bugar, ada kalamya tubuh kita berada di fase jatuh sakit. Hal ini disebabkan banyak hal, bisa dari kecapekan, kurang tidur, makan tidak teratur, faktor cuaca, dan banyak hal lainnya. Namun jika dikaitkan dengan nilai keagamaan, pernahkah kalian berpikir bahwa sakit yang sedang kita rasakan itu merupakan sebuah azab dari Allah SWT atau justru merupakan bentuk penghapusan dosa dari Sang Pencipta?

Sakit sendiri merupakan salah satu bentuk musibah yang Allah SWT berikan pada hambanya. Menurut Mamah Dedeh dalam ceramah yang ia sampaikan pada acara tv “Rumah Mamah Dedeh” di tvOne, terdapat tiga bentuk makna musibah yaitu :

  1. Musibah itu ujian

Dalam hal ini musibah dimaknai sebagai ujian, dimana apabila kita diuji tentunya kita akan mendapatkan hasil berupa kelulusan atau tidak. Ketika kita lulus tentunya kita akan lanjut ke tahapan yang lebih tinggi yaitu naiknya derajat kita, konsep ini dapat diinterpretasikan pada kelulusan pada jenjang pendidikan, SD lulus ke SMP, lulus SMP kita lanjut SMA dan seterusnya.

Baca Juga:  Mengapa Perempuan Haid Tidak Boleh Solat Dan Puasa Menurut Islam Dan Ilmiah

Dalam Q. S. Al-Baqarah ayat 155-156 Allah SWT berfirman:

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوْعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْاَمْوَالِ وَالْاَنْفُسِ وَالثَّمَرٰتِۗ وَبَشِّرِ الصّٰبِرِيْنَ۝
اَلَّذِيْنَ اِذَآ اَصَابَتْهُمْ مُّصِيْبَةٌۗ قَالُوْٓا اِنَّا لِلّٰهِ وَاِنَّآ اِلَيْهِ رٰجِعُوْنَ۝

Artinya : “Kami pasti akan mengujimu dengan sedikit ketakutan dan kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Sampaikanlah (wahai Nabi Muhammad,) kabar gembira kepada orang-orang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan “Innā lillāhi wa innā ilaihi rāji‘ūn” (sesungguhnya kami adalah milik Allah dan sesungguhnya hanya kepada-Nya kami akan kembali).”

  1. Musibah itu teguran

Dalam makna ini kita disadarkan untuk kembali ‘berkaca’ atau intropeksi diri kita sendiri, barangkali kita diberikan musibah oleh Allah SWT sebagai teguran atas kesalahan yang telah kita perbuat sehingga Allah SWT yang amat menyayangi kita ingin kembali mengajak kita memperbaiki diri.

Q.S.Asy-Syuro ayat 30:

اَصَابَكُمْ مِّنْ مُّصِيْبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ اَيْدِيْكُمْ وَيَعْفُوْا عَنْ كَثِيْرٍۗ

Artinya : “Musibah apa pun yang menimpa kamu adalah karena perbuatan tanganmu sendiri dan (Allah) memaafkan banyak (kesalahanmu).”

  1. Musibah itu azab

Makna musibah itu azab ini dapat diidentifikasi ketika seseorang diberikan musibah sebagai ujian ia tidak lulus, lantas ditegur oleh Allah SWT lewat musibah lagi ia tidak kunjung sadar maka dikirimkanlah azab.

Allah SWT berfirman dalam Q.S.Al-Qasas ayat 59:

وَمَا كَانَ رَبُّكَ مُهْلِكَ الْقُرٰى حَتّٰى يَبْعَثَ فِيْٓ اُمِّهَا رَسُوْلًا يَّتْلُوْا عَلَيْهِمْ اٰيٰتِنَاۚ وَمَا كُنَّا مُهْلِكِى الْقُرٰىٓ اِلَّا وَاَهْلُهَا ظٰلِمُوْنَ ۝٥٩

Artinya : “Allah tidak akan mengazab suatu kota, sehingga Allah kirimkan Rasul yang menyampaikan ayat-ayat Allah kepada mereka, dan Allah mengazab suatu kota kalau mereka berbuat dzalim.”

Dalam ketiga makna musibah tersebut kita dapat merenung sakit yang kita derita tergolong makna musibah yang mana. Lantas benarkah bahwa sakit merupakan bentuk penghapus dosa-dosa kita? Hal tersebut dapat terjawab dalam hadist berikut:

(ماَ مِنْ مُسْلِمٍ يُصِيبُهُ أَذًى مِنْ مَرَضِ إِلَّا حَطَّ اللَّهُ بِهِ سَيِّئَاتُهُ كَمَا تَحَطَّ الشَّجَرَةُ وَرَقَهَا. (رواه البخاري ومسلم

Artinya: “Tidaklah seorang muslim ditimpa suatu musibah berupa sakit atau lainnya, melainkan Allah akan menggugurkan dosa-dosanya dengan sakitnya itu, sebagaimana sebatang pohon yang menggugurkan daun-daunnya.” (HR Al Bukhari dan Muslim)

Baca Juga:  The Alpha Girl’s Guide: Sebuah Paduan Menjadi Perempuan Berdaya

Namun tidak semerta-merta Allah SWT menghapus dosa kita hanya karena kita sakit, ada sikap dalam menghadapi sakit ini yang merupakan sebab dosa dalam diri kita ketika sakit dapat terhapus. Sikap tersebut yakni:

  • Bersabar, akan segala bentuk sakit yang kita derita saat ini dan meyakini bahwa ada hikmah yang menakjubkan dibaliknya.
  • Bersyukur, atas sakit yang Allah SWT berikan karena bisa jadi itu sebagai bentuk teguran dan indikator bahwa Allah SWT perhatian pada kita sampai kita diajak untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya.
  • Berikhtiar, dengan berobat dengan jalan yang halal sebagai upaya mencari kesembuhan atas sakit yang kita derita.
  • Berzikir, dengan mengucap bacaan istirja’ atau tarji, memperbanyak istighfar, dan sentiasa berdo’a pada-Nya untuk meminta kesembuhan ataupun dikuatkan dalam menghadapi musibah-Nya.

Sakit yang kita rasakan sekarang dapat menyadarkan kita betapa bahagianya ketika kita diberikan nikmat sehat oleh Allah SWT. Oleh karenanya, kita harus banyak bersyukur dan menjaga kesehatan kita sebelum datang waktu sakit. Kitapun harus memanfaatkan waktu sehat kita sebaik mungkin, lebih baik lagi jika manfaat yang ditimbulkan dari sehatnya kita juga bermanfaat bagi orang lain. [] Rezza Salsabella Putri

Editor : Raffi Wizdaan Albari

Related Posts

Latest Post