Jangan Berhenti Memperbaiki Diri : Merangkai Jalan Menuju Ridho Allah SWT

(freepik.com - almuhtada.org)

Al Muhtada.org –Sebagai manusia tentunya kita pernah melakukan kebaikan ataupun keburukan. Ketika kita melakukan kebaikan hal tersebut akan berdampak positif pada diri kita dalam waktu yang telah ditentukan Sang Pencipta, namun lain halnya apabila yang kita lakukan adalah suatu keburukan tentu yang menghampiri kita bukanlah suatu hal yang positif melainkan hal buruk yang bahkan dapat menambah dosa kita.

Terkadang walaupun sudah tahu mengenai hal tersebut kita masih tidak bisa sepenuhnya lepas dari keburukan yang dengan sengaja ataupun tidak sengaja kita lakukan. Lantas bagaimana? Dalam Islam kita dianjurkan untuk senantiasa memperbaiki diri dari waktu ke waktu sebagai upaya mensucikan diri dan menjadi pribadi yang lebih baik karena hal tersebut amat disukai oleh Allah SWT.

Perbaikan diri yang dimaksud ini bukan semata-mata dengan menambahkan amal kebaikan saja, tetapi juga dengan upaya menghilangkan keburukan yang bersarang dalam jiwa. Terdapat seorang ulama yang mengatakan bahwa “membersihkan terlebih dahulu sebelum berhias”, hal ini dapat dianalogikan dengan cermin kotor yang dihiasi ornamen indah. Seindah apapun ornamen yang menempel pada cermin tersebut bahkan permata sekalipun jika ia dipenuhi debu dan noda maka cermin tersebut tidak lagi memberikan manfaat sebagaimana ia yang diperuntukan untuk memantulkan diri kita dengan jelas. Begitupun kita, kebaikan yang kita lakukan tidak akan ada artinya apabila keburukan yang ada dalam diri kita tidak dihilangkan.

Baca Juga:  Mengenal Karya Jalaludin Rumi Penyair Termahsyur dalam Sejarah Islam

قَدْ اَفْلَحَ مَنْ زَكّٰىهَاۖ ۝٩

وَقَدْ خَابَ مَنْ دَسّٰىهَاۗ ۝١٠

Artinya : “Sungguh beruntung orang yang membersihkan dirinya (dengan iman), dan sungguh rugi orang yang mengotori dirinya (dengan dosa)” (Q.S. Asy-Syams: 9-10)

Berikut upaya perbaikan diri yang dapat kita terapkan untuk berproses menjadi lebih baik:

  1. Muhasabah (evaluasi diri)

Muhasabah diri diperlukan untuk kita kembali memikirkan amal perbuatan yang sudah kita lakukan baik itu kebaikan ataupun keburukan. Hal ini membantu kita untuk menyadari kesalahan dan adanya dosa yang harus kita perbaiki. Rasulullah SAW bersabda, “Orang yang cerdas adalah yang selalu melakukan evaluasi diri dan mempersiapkan bekal untuk kehidupan setelah mati.” (HR. Tirmidzi).

  1. Bertaubat dengan tulus

Setiap keburukan yang kita lakukan dapat diperbaiki dan akan mendapatkan pengampunan dari Allah SWT melalui bertaubat. “Setiap anak Adam pasti berbuat kesalahan, dan sebaik-baik orang yang berbuat kesalahan adalah mereka yang bertaubat.” (HR. Tirmidzi)

Tak hanya dalam hadist, Allah SWT menghadirkan banyak ayat perihal taubat salah satunya ialah Q.S. Az-Zumar ayat 53 yang berbunyi :

۞ قُلْ يٰعِبَادِيَ الَّذِيْنَ اَسْرَفُوْا عَلٰٓى اَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوْا مِنْ رَّحْمَةِ اللّٰهِۗ اِنَّ اللّٰهَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ جَمِيْعًاۗ اِنَّهٗ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ ۝٥٣

Artinya : “Katakanlah, Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri! Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya.” (QS. Az-Zumar: 53)

Dalam hal ini, taubat tidak hanya berupa permohonan ampunan, tetapi juga tekad untuk tidak mengulangi kesalahan.

Baca Juga:  Kenapa Turunnya Hujan Dianggap Sebagai Waktu yang Mustajab untuk Berdoa?
  1. Meningkatkan amal dan akhlak

Langkah ini dapat kita terapkan setelah upaya membersihkan jiwa dan raga dari keburukan dan dosa. Mengamalkan kebaikan sebagai representasi akhlak mulia serta memperbanyak ibadah merupakan pendekatan diri kepada Allah SWT untuk menyukseskan proses perbaikan diri kita. Sebagaimana permata kotor yang akan memancarkan kilau indahnya setelah dibersihkan, amal shaleh akan lebih bermakna jika hati telah suci.

  1. Berdoa dan memperbanyak ilmu pada diri

Perbaikan diri tidak akan sempurna tanpa petunjuk Allah SWT dan pemahaman yang benar. Senantiasa memohon arahan dari Sang Pencipta melalui doa merupakan hal yang penting, begitupun dengan memperbanyak ilmu yang kita terima sebagai jalan untuk dapat membedakan yang haq (benar) dan yang bathil (salah) agar kita tidak terjerumus dalam suatu kemungkaran.

  1. Berteman dengan orang shalih

Lingkungan sangat mempengaruhi perkembangan diri kita. Al-Qur’an mengajarkan pentingnya menjalin pertemanan dengan orang-orang yang dapat mengingatkan kita pada Allah, hal tersebut tercantum dalam QS. Al-Kahfi ayat 28 :

وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِيْنَ يَدْعُوْنَ رَبَّهُمْ بِالْغَدٰوةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيْدُوْنَ وَجْهَهٗ وَلَا تَعْدُ عَيْنٰكَ عَنْهُمْۚ

“Dan bersabarlah kamu bersama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya.” (QS. Al-Kahfi: 28)

Proses memperbaiki diri ialah proses yang tidak mengenal kata selesai. Selama kita masih diberikan kesempatan untuk memperbaiki diri dari waktu ke waktunya maka lakukan perbaikan diri itu sebelum akhirnya kita benar-benar sudah tidak bisa melakukan hal tersebut karena telah berpulang kelak. Semoga Allah SWT mempermudah upaya kita dalam mencapai ridho-Nya. Aamiin. [] Rezza Salsabella Putri

Baca Juga:  Mengenal Karya Jalaludin Rumi Penyair Termahsyur dalam Sejarah Islam

Related Posts

Latest Post