Keimanan Seorang Muslim

Ilustrasi Keimanan Seseorang saat Pemilu (Freepik.com - Almuhtada.org)

Almuhtada.org – Di tengah kehidupan masyarakat akhir zaman ini, kita sering kali dihadapkan pada pilihan-pilihan yang menguji keimanan kita. Salah satu fenomena yang marak terjadi dalam konteks politik, misalnya adalah menerima sebuah “amplop” sebuah simbol dari praktik uang politik yang banyak beredar di masa pemilu atau yang sering disebut serangan fajar. Jika kita tidak bisa menahan godaan untuk menerima amplop tersebut, bagaimana nanti kita akan menghadapi godaan yang jauh lebih besar, yakni Dajjal, yang akan menawarkan janji-janji palsu dan menggoda, termasuk surga sebagai hadiah?

Menjelang h-1 dalam pemilu, tidak jarang kita mendengar tentang caleg (calon legislatif) yang memberikan sebuah amplop kepada masyarakat dengan harapan agar bisa memenangkan dirinya sendiri atau mendukung mereka agar menang. Tentu saja menerima amplop tersebut bukan hanya tentang moral, tetapi juga berhubungan dengan komitmen kita terhadap prinsip keadilan dan kebenaran.

Namun, banyak orang yang dengan mudah tergoda untuk menerima amplop tersebut, meskipun mereka tahu bahwa tindakan ini dapat merusak demokrasi dan menciptakan ketidakadilan dalam proses politik. Godaan uang, yang sepertinya memberikan kemudahan dan keuntungan sesaat, sering kali mengaburkan pandangan kita akan prinsip-prinsip yang lebih besar, seperti kejujuran, integritas, dan kedamaian sosial.

Baca Juga:  Peran Generasi Muda sebagai Pelopor Islam Berkemajuan

Jika godaan amplop dari caleg cukup kuat untuk menggoyahkan keimanan kita, bagaimana dengan godaan Dajjal nantinya? Dajjal adalah makhluk yang akan muncul menjelang hari kiamat, yang membawa berbagai macam fitnah dan cobaan dengan janji-janji kemewahan duniawi dan bahkan menjanjikan surga sebagai iming-iming untuk memikat orang-orang muslim.

Dalam Q.S Al-Imran ayat 14 berbunyi;

 

زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوٰتِ مِنَ النِّسَاۤءِ وَالْبَنِيْنَ وَالْقَنَاطِيْرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالْاَنْعَامِ وَالْحَرْثِۗ ذٰلِكَ مَتَاعُ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَاۗ وَاللّٰهُ عِنْدَهٗ حُسْنُ الْمَاٰبِ ۝١٤

 

Artinya: Dijadikan indah bagi manusia kecintaan pada aneka kesenangan yang berupa perempuan, anak-anak, harta benda yang bertimbun tak terhingga berupa emas, perak, kuda pilihan, binatang ternak, dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allahlah tempat kembali yang baik.

Ayat ini menggambarkan bagaimana segala kenikmatan duniawi, seperti harta, kedudukan, dan kekuasaan, dijadikan tampak indah dan menggoda. Namun, Allah SWT mengingatkan bahwa semua kenikmatan itu bersifat sementara dan bahwa tempat kembali yang sesungguhnya adalah di sisi Allah, yang mana itu adalah tujuan akhir yang jauh lebih baik.

Keimanan seseorang sering kali naik turun, hal tersebut sudah biasa kita alami. Faktor yang membuat keimanan kita sering goyah yaitu bentuk kemaksiatan.

Baca Juga:  Rahasia Hidup Bahagia dalam Islam, Hati Tenang Jiwa Riang

Nah upaya apa yang bisa kita lakukan untuk mempertahankan keimanan diera modern ini? sebagai berikut;

  1. Selalu mengingat Allah SWT, bahwasanya ia maha melihat perbuatan-perbuatan yang kita lakukan.
  2. Harus sadar bahwa kehidupan dunia ini hanyalah sementara. Dan kematian datang tidak mengenal umur dan tempat, Cepat atau lambat kematian pasti akan datang menjemput kita dan mengantarkan kita ke kehidupan berikutnya yaitu akhirat.
  3. Melakukan sunnah-sunnah yang dilakukan oleh Nabi, memperbaiki ketakwaan, dan selalu berdoa kepada Allah SWT.
  4. Harus pintar memilih dan memilah teman bergaul. Apalagi di era modern seperti ini, karena teman yang baik akan menguatkan kita untuk senantiasa berada pada jalan yang benar. Sedangkan Teman yang tidak baik cenderung membawa kita ke pergaulan yang tidak baik pula.
  5. Rajin melaksanakan amal saleh atau ibadah-ibadah lainnya.
  6. Mendengarkan, membaca dan menafsirkan ayat al-Qur’an dan hadist.

[] Shokifatus Salamah

Related Posts

Latest Post