Almuhtada.org – Dalam menjalani kehidupan di dunia ini ada dua yang hal kontradiktif yang berada dalam keseharian kita yaitu kejujuran dan kedustaan.
Karena sesungguhnya kejujuran akan membimbing kita sebagai manusia untuk senantiasa melakukan kebaikan, dengan melakukan kejujuran maka akan membuat kita dicatat sebagai orang yang jujur.
Begitupun dengan kedustaan maka akan menggiring pada hal yang berbau kejahatan, apabila kita selalu memelihara kedustaan maka kita juga tentunya akan dicap sebagai orang yang pendusta.
Sebagai seorang muslim tentunya kita semua sudah mengetahui secara bersama-sama bahwa kejujuran meruapakan hal yang membawa kepada kebaikan dan kedustaan merupakan yang membawa kepada keburukan dan kadang dalam praktiknya dalam kehidupan sehari-hari kita seringkali masih memilih untuk berdusta walaupun didalam syariat agama Islam tidak dibenarkan.
Mari kita bahas lebih lanjut bagaimana komparasi antara kejujuran dan kedustaan yang akan memberikan gambaran kepada kita sebagai seorang muslim bagaimana indahnya sebuah kejujuran sehingga hal tersebut akan memberikan dorongan kepada diri kita untuk senantiasa bersikap jujur dalam praktik di kehidupan nyata.
Pertama, secara sifat kepimilikan kejujuran merupakan sifat para nabi dan rasul sedangkan kedustaan merupakan sifat orang-orang yang kafir dan juga orang orang-orang munafik.
Nabi Muhammag SAW. mendapatkan gelar seorang jujur yang terpercaya dan juga Nabi Ismail merupakan seorang yang benar akan janjinya yang merupakan nabi dan rasul.
Sebagai  seorang muslim tentunya ketika kita senantiasa menjunjung tinggi kejujuran maka akan datang pujian dari Allah SWT. dan makhluk-Nya. Sebagaimana Allah SWT. berfirman dibdalam Al Quran Surat Al-Ahzab ayat yang ke-23, menjelaskan mengenai orang-orang mukmin yang jujur dan menepati apa yang telah dijanjikan sendiri kepada Allah SWT.
Kedua, sisi Allah SWT. menyebut kejujuran dengan pujian kemudian kedustaan disebut dengan hinaan dan juga celaan.
Kedustaan merupakan sifat buruk dan juga tercela yang dimiliki oleh orang-orang kafir dan juga orang-orang munafik yang berbuat dusta terhadap Allah SWT. dan senantiasa menyombongkan dirinya, diantara 3 tanda-tanda orang munafik salah satunya yaitu jika berbicara mendustainya. Jika kita sebagai muslim sering berdusta maka itu adalah sebuah penyakit dan jika kita tidak segera menghailangkannya dari diri dan hati kita maka akan bertambah parah penyakit tersebut.
Berikut beberapa penjelasan mengenai perbuatan sehari-hari yang sering kita jumpai dalam kehidupan kita yaitu:
Pertama, Jual-Beli. Dalam perdagangan menjadi perkara yang penting untuk menentukan apakah seorang pedagang termasuk kedalam orang yang jujur atai orang yang dusta.
Kedua, Persidangan. Diantara dosa-dosa besar yaitu syirik kepada SWT, durhaka kepada kedua orang tua, membunuh jiwa seseorang, dan juga sumpah yang menenggelamkan.
Nah, sumpah yang menenggelamkan ini bisa membuat seseorang masuk ke dalam neraka karena mengambil hak orang lain dengan sengaja.
Ketiga, dakwah. Dalam menyampaikan agama Allah SWT. maka tidak dibenarkan untuk berdusta walaupun tujuannya untuk dakwah dengan membela atau memperjuangkan agama Islam.
Keempat, Puji Memuji. Dalam hal ini sebagai seorang muslim tentunya senantiasa berhati-hati mengenai puji memuji tanpa berlebih-lebihan.
Demikian penjelasan mengenai jujur dan dusta. Hidup di dunia adalah pilihan yang yang harus kita pilih antara kejujuran atau kedustaan, semoga bermanfaat. [] Alfian Hidayat
Editor: Mohammad Rizal Ardiansyah