Almuhtada.org – Puasa bukan sekadar menahan lapar dan haus, tetapi juga sebuah ibadah yang penuh dengan kesunahan dan kebaikan.
Dalam menjalankan ibadah puasa, ada tiga perkara yang disunnahkan yang disebutkan dalam kitab Fathul Qarib yang seyogyanya diperhatikan dengan seksama.
(ويستحب في الصوم ثلاثة أشياء) أحدها (تعجيل الفطر) إن تحقق غروب الشمس فإن شك فلا يعجل الفطر، ويسن أن يفطر على تمر وإلا فماء
Pertama-tama, segera berbuka ketika telah yakin terbenamnya matahari. Ketika seseorang yang berpuasa telah yakin bahwa waktu berbuka telah tiba, disunnahkan baginya untuk segera memulainya.
Namun, jika masih terdapat keraguan mengenai masuknya waktu berbuka, maka disarankan untuk menunggu hingga yakin secara pasti.
Tindakan berbuka sebaiknya dimulai dengan memakan kurma kering, sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah. Namun, jika tidak tersedia kurma, maka meminum air juga merupakan pilihan yang baik.
(و) الثاني (تأخير السحور) ما لم يقع في شك فلا يؤخر، ويحصل السحور بقليل الأكل والشرب
Kedua, adalah mengakhirkan sahur selama masih dalam batas waktu yang disyariatkan, yaitu sebelum terbitnya fajar.
Meskipun demikian, seorang yang berpuasa harus berhati-hati agar tidak sampai terlambat sehingga keraguan mengenai waktu Shubuh muncul. Jika sudah mendekati waktu Shubuh, sebaiknya sahur tidak diakhirkan lagi.
(و) الثالث (ترك الهجر) أي الفحش (من الكلام) الفاحش، فيصون الصائم لسانه عن الكذب والغيبة ونحو ذلك كالشتم، وإن شتمه أحد فليقل مرتين أو ثلاثاً: إني صائم إما بلسانه كما قال النووي في الأذكار، أو بقلبه كما نقله الرافعي عن الأئمة واقتصر عليه.
Ketiga, menjaga lisan dari perkataan yang kotor dan tidak senonoh. Seorang muslim yang berpuasa diwajibkan untuk menjaga lidahnya agar tidak terlibat dalam perbuatan dusta, fitnah, atau mencela orang lain.
Jika seseorang menyerangnya dengan kata-kata yang tidak pantas, maka disarankan untuk menjawab dengan lemah lembut dan mengingatkan bahwa ia sedang dalam keadaan berpuasa.
Dalam menjalankan ibadah puasa, penting untuk tidak hanya memperhatikan aspek fisiknya saja, tetapi juga memperhatikan kebersihan hati dan jiwa.
Dengan memperhatikan kesunahan-kesunahan ini, seseorang dapat menghadirkan kesucian dalam ibadah puasanya dan mendapatkan manfaat yang maksimal dari ibadah tersebut. [] Mila Amalia
Editor: Mohammad Rizal Ardiansyah