Almuhtada.org – Sebagai seorang muslim, tentu kita melakukan perbuatan yang dianjurkan oleh Allah SWT. Dengan perbuatan tersebut tentu kita mendapatkan timbal balik seperti dapat pahala atau pujian dari orang lain. Tetapi kita sebagai manusia makhluk yang tentunya melakukan kekhilafan di sela sela perbuatan kita yang tentunya akan mendapatkan dosa.
Sudah semestinya kita selalu memikirkan pahala yang kita dapat setelah melakukan kebaikan, tetapi pahala yang kita miliki juga tentunya akan juga bisa habis atau berkurang karena sifat atau perilaku kita. Seperti kebaikan bisa menghapus dosa, dan dosa juga bisa menghapuskan pahala kita.
Allah Ta’ala berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَلَا تُبْطِلُوا أَعْمَالَكُمْ
Artinya: “Hai orang orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul dan janganlah kamu merusakkan (pahala) amal amalmu. QS. Muhammad: 33
Rasululloh sudah mengingatkan kita untuk mengurangi keburukan dengan melakukan kebaikan. Karena kebaikan dapat menghapsukan dosa kita yang sudah kita lakukan. Allah juga berfirman dalam Al-Qur’an, sebagai berikut:
أَيَوَدُّ أَحَدُكُمْ أَن تَكُونَ لَهُ جَنَّةٌ مِّن نَّخِيلٍ وَأَعْنَابٍ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ لَهُ فِيهَا مِن كُلِّ الثَّمَرَاتِ وَأَصَابَهُ الْكِبَرُ وَلَهُ ذُرِّيَّةٌ ضُعَفَاءُ فَأَصَابَهَا إِعْصَارٌ فِيهِ نَارٌ فَاحْتَرَقَتْ ۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمُ الْآيَاتِ لَعَلَّكُمْ تَتَفَكَّرُونَ
Artinya; “Apakah ada salah seorang di antaramu yang ingin mempunyai kebun kurma dan anggur yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; dia mempunyai dalam kebun itu segala macam buah-buahan, kemudian datanglah masa tua pada orang itu sedang dia mempunyai keturunan yang masih kecil-kecil. Maka kebun itu ditiup angin keras yang mengandung api, lalu terbakarlah. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada kamu supaya kamu memikirkannya.” (QS. Al-Baqarah: 266)
Perkara yang dapat menghapuskan dosa,
- Riya atau melakukan sesuatu karena ingin mendapatkan pujian dari orang lain.
Sifat riya ini sangat tidak baik, karena tidak semata mata mengharapkan ridho Allah SWT. Akan tetapi karena ingin dipandang baik oleh orang lain.
Allah SWT pernah berfirman dalam HR Muslim:
أَنَا أَغْنَى الشُّرَكَاءِ عَنِ الشِّرْكِ مَنْ عَمِلَ عَمَلاً أَشْرَكَ فِيهِ مَعِى غَيْرِى تَرَكْتُهُ وَشِرْكَهُ
Artinya: “Aku paling tidak butuh pada sekutu-sekutu, barangsiapa yang beramal sebuah amal kemudian dia menyekutukan-Ku di dalamnya maka Aku tinggalkan dia dan syiriknya.”
- Kafir atau menyukutukan Allah SWT. Orang yang melakukan perbuatan syirik yaitu sama dengan menyamakan derajat Allah SWT dengan makhluk ciptaannya.
Perbuatan kafir ini tidak akan mendapat ampunan dari Allah SWT. Kecuali jika orang tersebut mau beraubat kepada Allah.
- Mengungkit kebaikan
Sifat baik kita yang sudah kita perbuat kepada orang lain sudah semestinya kita harus ikhlas. Jangan sampai kita mengungkit perbuatan yang telah kita lakukan kepada orang yang sudah kita bantu tadi.
Semua amalan akan terlihat percuma saja jika kita masih ingin dipuji dengan cara mengungkit ungkiit kebaikan atau ingin dibalas kebaikan yang serupa juga.
Tentu sudah sewajarnya kita sebagai manusia ingin juga dibalas kebaikanya, akan tetapi kita tidak boleh mengharapkan itu semua secara terang terangan, kita bisa berdoa dan terus bersyukur kepada Allah atas apa yang telah beri kenikmatam terhadap kita. [] Berliana Salwa Auliya
Editor : Moh. Aminudin