Almuhtada.org – Siapa disini yang masih suka iri dengan pencapaian orang lain? Siapa juga yang tidak bahagia atas kebahagian orang lain?
Siapa juga yang hati dan telinganya terbakar bila mendengar kabar baik tentang orang lain? Kalau kalian masih sering merasakan hal demikian, berarti kalian telah terkena penyakit hati yang namanya, iri.
Iri merupakan salah satu sifap yang tidak suka atas pencapaian atau kebahagiaan yang diterima oleh orang lain. Sifat iri ini sangatlah merugikan, baik untuk diri sendiri maupun orang lain. Seseorang yang merasa iri biasanya akan melakukan hal apapun untuk bisa mendapatkan hal yang serupa, sampai-sampai menghalalkan segala cara untuk mendapatkannya.
Bahkan, tidak sedikit pula yang sampai menjatuhkan orang lain demi memperoleh tujuannya. Rasa iri ini akan menimbulkan penyakithati lainnya seperti hasud. Hal ini mungkin saja terjadi. Biasanya orang yang merasa iri akan menghasud orang lain demi kepentingannya sendiri.
Kita sebagai umat islam harus sebisa mungkin menjahui sifat tersebut. Walaupun sebenarnya tidak mudah, berikut beberapa hal yang perlu kalian ketahui agar bisa meminimalisir munculnya sifat iri tersebut.
- Pahami konsep takdir
Takdir merupakan segala ketetapan dan ketentuan Allah SWT atas umatnya, entah itu yang baik atau yang buruk. Allah SWT telah menciptakan kita sesuai dengan proporsi kita masing-masing. Ada yang diberi kesuksesan, kepandaian, kekayaan, dan ada pula yang sebaliknya.
Dengan mendalami konsep takdir ini, kalian bisa meminimalisir terjadinya suatu iri. Ingat, segala hal yang Allah SWT berikan tidak ada yang sia-sia, pasti ada khikmahnya tersendiri. Misalnya, ada teman sekelas kalian yang selalu lomba selalu menang sana-sini. Sementara kalian tidak.
Kalau kalian memahami konsep takdir, kalian bisa menyikapi contoh di atas dengan baik. Kalian tidak perlu iri dengan hal tersebut. Ingat, Allah menciptakan manusia sesuai proporsinya masing-masing.
Tanamkan dalam diri bahwasanya jalan orang berbeda-beda. Ada yang sukses dalam lomba, ada yang sukses dalam bisnis, dan lain sebagainya. Tidak perlu iri dengan pencapaian orang lain.
Setiap manusia pasti ada waktunya masing-masing. Akan tetapi, statement tersebut tidak boleh menjadikan kita menjadi lalai. Tetaplah berikhtiar agar bisa menjadi lebih baik dan menemukan jati diri kalian.
- Pahami konsep bersyukur
Sebenarnya poin dua ini berkaitan dengan poin yang pertama. Kalau kita bisa menerima segala ketentuan Allah SWT, kita akan semakin bersyukur dengan segala keaadaan. Syukuri segala hal yang terdapat dalam diri kalian. Hal tersebut merupakan pemberian Allah SWT yang pastinya tidak akan sia-sia. Kalau kita bersyukur, niscaya Allah akan semakin menambah nikmatnya.
Dengan memahami konsep bersyukur ini bisa meminimalisir munculnya sifat iri dalam diri. Ingat, hidup tidak selamanya tentang uang, hidup tidak selamanya tentang kekayaan dan sebagainya. Akan tetapi, hidup adalah tentang bagaimana cara kita bisa mensyukuri atas segala yang Allah gariskan kepada kita.
- Pahami konsep tentang kebahagiaan
Konsep bahagia bagi setiap orang pasti berbeda-beda. Akan tetapi, banyak orang yang berpura-pura atas diri mereka sendiri untuk bahagia. Hal itulah yang membuat kita belum bisa menemukan kebahagiaan diri dan akhirnya munculah sifat iri tersebut.
Ingat, jadilah diri sendiri. Jangan menjadi orang lain. Kenali apa yang menjadi kebahagiaan diri dan berhentilah membanding-bandingkan diri kalian dengan orang lain. Kalau kalian masih belum bisa mengenali diri dan suka membanding-bandingkan diri kalian dengan orang lain, niscaya kalian akan terjerumus dalam lubang iri.
So, terimalah apa yang ada dalam diri, kenali diri, dan bersyukurlah atas diri kalian sendiri. Dengan melakukan hal itu semua, kalian akan bisa berubah menjadi lebih baik dan tentunya akan terhindar dari yang namanya sifat iri.
Itulah beberapa hal yang bisa kalian lakukan untuk meminimalisir munculnya sifat iri. Hindarilah sifat tersebut agar diri kalian bisa menemukan hal yang indah dalam hidup kalian. [] Mirzalul Umam
Editor: Mohammad Rizal Ardiansyah