Almuhtada.org – Memaafkan kesalahan bukanlah sebuah perkara yang mudah. Seringkali kita merasa tersakiti dan marah oleh ucapan maupun perbuatan seseorang yang menyakiti kita. Merasa orang yang menyakiti kita perlu meminta maaf kepada kita.
Emosi marah memang sudah menjadi salah satu sifat yang dimiliki manusia. Bagaimana pengelolaannya adalah tergantung pada kita sendiri-sendiri. Ketika kita memilih untuk merasakan emosi marah dan memendamnya, kita akan merasakan pengaruhnya seperti, tidak senang, tidak mood, benci, atau bahkan dendam.
Namun, ketika kita memilih untuk mengikhlaskan dan melepaskan emosi marah tersebut, kita akan merasakan manfaatnya yang subhanallah luar biasa, seperti damai, tentram, bahkan akan diandalkan sesorang karena kita tidak mudah terbawa emosi.
Memaafkan merupakan sifat yang teramat mulia. Tidak semua orang bisa melakukannya. Imam Qudamah, ahli ulama di berbagai disiplin ilmu diantaranya dalam bidang tafsir, hadits, dan fiqih mengatakan bahwa ada tiga amalan yang kebaikan pahalanya memberatkan timbangan amal di akhirat kelak, yaitu sabar, memaafkan, dan puasa.
Islam mengajarkan bahwa akan ada peluang pahala yang besar ketika kita memaafkan orang yang menzalimi kita. Allah Swt. akan memberikan ganjaran yang luar biasa. Dalam Q.S Asy-Syu’ara ayat 40 juga dijelaskan:
وَجَزٰۤؤُا سَيِّئَةٍ سَيِّئَةٌ مِّثْلُهَاۚ فَمَنْ عَفَا وَاَصْلَحَ فَاَجْرُهٗ عَلَى اللّٰهِۗ اِنَّهٗ لَا يُحِبُّ الظّٰلِمِيْنَ
Artinya: Balasan suatu keburukan adalah keburukan yang setimpal. Akan tetapi, siapa yang memaafkan dan berbuat baik (kepada orang yang berbuat jahat), maka pahalanya dari Allah. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang zalim.
Rasulullah SAW bersabda:
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين، أما بعد. قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : (( أفضل الإيمان الصبر و السماحة )) (صحيح) (فر،تخ،حم)
Artinya: Rasulullah SAW bersabda, “Iman yang paling utama adalah sabar dan pemaaf atau lapang dada,”
Dengan demikian, kita mengetahui keutamaan dari sifat pemaaf. Kita harus ingat bahwa Allah Maha Pengampun. Oleh karenanya, kita sebagai manusia biasa yang tidak memiliki apapun tidaklah pantas jika terlalu marah akan suatu hal. Marilah kita berlatih supaya menjadi manusia yang pemaaf. Semoga urusan kita dimudahkan Allah Swt. [] Nihayatur Rif’ah
Editor: Mohammad Rizal Ardiansyah