Almuhtada.org – Rasa malu dalam Islam adalah salah satu sifat terpuji yang dianjurkan untuk dimiliki oleh setiap muslim. Rasa malu merupakan bentuk kesadaran terhadap Allah SWT, kehormatan diri, dan menjaga martabat serta akhlak yang baik. Rasulullah SAW bersabda,
اَلْـحَيَاءُ مِنَ اْلإِيْمَانِ وَ َاْلإِيْمَانُ فِـي الْـجَنَّةِ ، وَالْبَذَاءُ مِنَ الْـجَفَاءِ وَالْـجَفَاءُ فِـي النَّارِ
“Malu adalah sebagian dari iman, sedang iman tempatnya di Surga dan perkataan kotor adalah bagian dari tabiat kasar, sedang tabiat kasar tempatnya di Neraka.” (HR. Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Hiban, dan Al Hakim).
Hadits tersebut menunjukkan bahwa rasa malu adalah bagian yang tak terpisahkan dari keyakinan terhadap Allah SWT.
Rasa malu dalam Islam bukanlah rasa malu yang menurunkan kualitas atau merendahkan diri, melainkan rasa malu yang memuliakan dan meningkatkan kualitas diri sebagai hamba Allah.
Dengan rasa malu yang benar, seseorang dapat menjaga akhlak yang baik, berperilaku dengan sopan dan santun, serta membangun hubungan yang baik dengan Allah SWT dan sesama manusia.
Rasa malu mencegah seseorang melakukan perbuatan yang tidak sesuai dengan nilai-nilai agama dan moralitas. Ketika seseorang merasa malu, mereka akan berpikir dua kali sebelum melakukan tindakan yang dapat merugikan diri sendiri atau orang lain.
Rasa malu juga merupakan bentuk kesadaran akan keberadaan Allah SWT dan penghormatan terhadap-Nya. Ketika seseorang merasa malu, mereka cenderung lebih berhati-hati dalam tindakan dan perilaku mereka, karena mereka menyadari bahwa Allah SWT melihat segala hal yang mereka lakukan.
Selain itu, rasa malu membantu membangun akhlak yang baik dan menjaga diri dari perilaku yang tidak pantas. Ketika seseorang memiliki rasa malu yang kuat, mereka akan cenderung lebih mengutamakan kebaikan, kesopanan, dan etika dalam interaksi dengan orang lain.
Rasa malu membantu menjaga hubungan sosial yang sehat dan harmonis. Ketika seseorang memiliki rasa malu, mereka akan menghindari perilaku yang dapat menyakiti atau merugikan orang lain. Ini membantu menciptakan lingkungan yang saling menghormati dan saling mendukung.
Rasa malu juga mendorong seseorang untuk terus memperbaiki diri dan meningkatkan kualitas pribadi. Ketika seseorang merasa malu karena kesalahan yang mereka lakukan, mereka akan berusaha untuk memperbaikinya dan menjadi pribadi yang lebih baik.
Rasa malu memiliki kaitan erat dengan iman dan ketakwaan. Ketika seseorang memiliki rasa malu yang kuat, mereka cenderung lebih berupaya menjalankan perintah agama dan menjauhi larangan Allah SWT. Ini membantu memperkuat iman dan meningkatkan ketakwaan seseorang kepada Allah SWT.
Dapat disimpulkan, rasa malu memiliki peran yang penting dalam kehidupan seseorang, terutama dalam konteks agama dan moralitas. Maka dari itu, sudah sepatutnya sebagai seorang muslim untuk memiliki rasa malu yang merupakan sifat terpuji. [] Assyahla Hafidzah
Editor: Mohammad Rizal Ardiansyah