Almuhtada.org – Siapa disini yang sering merasa insecure pada diri sendiri? Siapa juga yang masih menyalahkan segala hal yang terjadi pada dirinya sendiri?
Jikalau kalian masih merasa demikian, kalian berarti belum bisa menerima diri sendiri. Sering kali, kita mengenal yang namanya selflove. Selflove merupakan suatu upaya mengetahui dan memahami segala hal yang ada pada diri sendiri dengan tujuan untuk kebahagian diri.
Sebagai seorang manusia, harus mampu memahami segala hal tentang dirinya dengan jelas sebelum dia dapat menerima dan menghargainya. Hal ini disebabkan oleh kekhawatiran bahwa manusia akan membahayakan dirinya sendiri jika dia tidak dapat mengenali sepenuhnya tentang keadaan diri.
Allah SWT berfirman
إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَظْلِمُ ٱلنَّاسَ شَيْـًٔا وَلَٰكِنَّ ٱلنَّاسَ أَنفُسَهُمْ يَظْلِمُون
Artinya; “Sesungguhnya Allah tidak menzalimi manusia sedikitpun, tetapi manusia itulah yang menzalimi dirinya sendiri.” (QS. Yunus: 44)
Selflove seringkali disalah artikan sebagai ungkapan yang bangga akan keahlian diri. Ungkapan yang demikian tidaklah benar. Islam menyebut selflove bukanlah bentuk dari individualistis ataupun kesombongan. Akan tetapi, islam memandang selflove sebagai kodrat manusia yang memang sudah lumrah apa adanya.
Mencintai diri sendiri atau yang kita sebut sebagai selflove mengandung konsep bahwa seseorang yang mampu mengambil keputusan yang benar sehingga membawa pada dampak positif bagi dirinya.
Banyak dari kita yang belum bisa mempraktekan konsep dari adanya selflove tersebut. Kebanyakan orang masih sering merasa insecure atas apa yang terjadi maupun ada pada dirinya. Hal demikian, tentunya menjadi masalah yang kiranya perlu penanganan khusus.
Penanganan yang mungkin bisa dilakukan adalah dengan mengubah pola pikir kita. Pola pikir yang selalu mengarahkan pada kenegatifan diri akan berdampak pula pada perilaku dan keseharian diri. Misalnya, ada Anak sebut saya si A yang selalu malu karena mempunyai rambut keriting.
Si A ini beranggapan bahwa jika orang yang mempunyai rambut keriting itu jelek dimata orang lain. Hal ini membuat si A selalu rendah diri dan merasa canggung ketika hendak keluar rumah. Akibatnya, si A ini menjadi seseorang yang pemurung.
Contoh di atas, menggambarkan bahwa pola pikir memberikan dampak yang luar biasa pada diri.
Orang yang selalu berpikiran negatif tentang dirinya sendiri seringkali mengesampingkan hal-hal yang sebenarnya bisa kita optimalkan.
Sebaliknya, banyak diluaran sana yang istilahnya mempunyai kekurangan, tapi mereka bisa mengoptimalkan apa yang menjadi kelebihannya. Hal ini bisa mungkin terjadi karena mereka bisa berpikiran positif atas semua hal yang menjadi kekurangannya.
Ingat, Allah SWT menetapkan apa yang ada pada diri kita itu tidak ada yang sia-sia. Cintailah diri kalian sendiri. Dengan kalian mencintai diri, kalian juga akan semakin mendekatkan diri kepada Allah.
Bagaimana bisa? Orang yang bisa menerima dirinya sendiri akan selalu diliputi rasa syukur atas apa yang telah ditetapkan untuknya. Satu hal yang perlu diingat juga adalah tidak usah mempedulikan omongan orang lain tentang diri kalian.
Omongan orang lain seringkali menjadi faktor utama kita tidak bisa mencintai diri sendiri. Ingatlah, kalian itu sempurna dimata orang yang tepat, dan apa yang kalian pikirkan tentang omongan orang lain tidaklah benar.
Mencintai diri sendiri tidak hanya terbatas pada bentuk fisik. Akan tetapi, memberikan kesempatan diri untuk berkembang dan istirahat yang cukup juga termasuk bentuk sederhana dari mencintai diri sendiri.
Jangan terlalu memforsir diri dengan segala hal yang mungkin membuat kita menjadi sulit berkembang maupun merasakan sakit. Berikanlah hak-hak yang selama ini kalian renggut dari diri kalian. Cobalah dengan perlahan untuk mencintai diri kalian. [] Mirzalul Umam
Editor: Mohammad Rizal Ardiansyah