Almuhtada.org – Interaksi dengan Allah merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan seorang Muslim. Interaksi ini dapat dilakukan melalui berbagai cara, seperti ibadah, doa, dan dzikir. Namun, bagaimana cara berinteraksi dengan Allah agar lebih bermakna dan efektif?
Berikut adalah beberapa tips interaksi dengan Allah dalam kehidupan sehari-hari, yang telah saya rangkum dari video youtube channel Ngaji Istiqomah yang diupload pada 22/10/2023 Ngaji Filsafat bareng Dr. Fahruddin Faiz:
- Fokus pada esensi, bukan penampilan
Syekh Ibnu Athaillah mengajarkan bahwa lahirnya alam ini merupakan suatu tipuan bagi batin kita. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami bahwa pelajaran sejati terletak pada aspek batiniahnya. Jangan tergoda oleh gambaran atau refleksi yang tampak di permukaan.
Dalam hal berhubungan dengan Allah, kita juga perlu fokus pada esensi, bukan penampilan. Jangan hanya terpaku pada ritual ibadah yang tampak dari luar, tetapi fokuslah pada makna dan hakikatnya. Jangan hanya terpaku pada penampilan lahiriah diri kita, tetapi fokuslah pada kebersihan dan keikhlasan hati kita.
- Memaknai setiap peristiwa
Syekh Ibnu Athaillah juga mengajarkan bahwa hidup ini pada dasarnya terdiri dari dua elemen utama yaitu anugerah dan upaya atau perjuangan.
Ketika Allah memberikan kita anugerah, itu berarti kita menerima berbagai fasilitas dan pemberian dari-Nya sebagai tanda kasih sayang-Nya kepada kita. Namun, dalam realitas hidup terkadang kita merasa berat dan harus melewati banyak perjuangan untuk mencapai tujuan kita.
Dalam hal ini, penting untuk menyadari bahwa kehidupan kita memperlihatkan dua aspek utama yaitu kasih sayang Allah dan kekuasaan-Nya. Setiap peristiwa dalam hidup kita adalah bagian dari interaksi-Nya dengan kita. Oleh karena itu, penting untuk memahami dan meresapi kehadiran Allah dalam setiap peristiwa dalam hidup kita.
- Tidak berputus asa dalam menghadapi penolakan
Syekh Ibnu Athaillah juga mengajarkan bahwa penolakan dari Allah bisa dirasakan sebagai pedih hanya karena kurangnya pemahaman kita terhadap rahmat Allah yang tersirat dalam penolakan tersebut.
Seringkali kita memohon kepada Allah, namun jika permohonan kita tidak segera dikabulkan, kita mungkin merasa sedih dan galau. Hal ini mungkin disebabkan oleh ketidakpahaman kita terhadap maksud Allah dan kasih sayang-Nya di balik penolakan tersebut.
Orang yang dekat dengan Allah tidak takut atau gelisah karena mereka mengetahui bahwa apa pun yang diberikan Allah adalah yang terbaik untuk mereka, termasuk situasi yang membuat mereka tidak nyaman atau tidak sesuai dengan permohonan mereka.
Oleh karena itu, penolakan dari Allah tidak terasa pedih bagi mereka karena mereka memahami rahmat-Nya yang melampaui pemahaman manusia.
- Menerima pemberian dari makhluk dengan kesadaran
Syekh Ibnu Athaillah juga mengajarkan bahwa kita seharusnya tidak bergantung sepenuhnya pada makhluk dalam mencari pertolongan atau bantuan. Meskipun demikian, kita tidak boleh menolak bantuan atau pemberian dari sesama, namun kita perlu membaca hal tersebut sebagai rahmat Allah yang datang melalui mereka.
Dalam berhubungan dengan Allah, penting untuk tidak hanya mengandalkan manusia, namun juga menyadari bahwa pemberian dan bantuan yang kita terima sebenarnya berasal dari Allah.
Jika seseorang baik kepada kita, kita harus bersyukur dan mengucapkan terima kasih pada Allah, karena Dia yang membuka hati mereka untuk membantu kita.
- Memilih ketaatan daripada kesombongan
Syekh Ibnu Athaillah juga mengajarkan bahwa kemaksiatan yang menimbulkan rasa hina dan penyesalan jauh lebih baik daripada ketaatan yang memunculkan rasa bangga dan sombong.
Kesalahan yang diikuti oleh penyesalan menunjukkan suatu tanda tobat dan penerimaan Allah, sehingga membuat seseorang semakin dekat dengan-Nya.
Di sisi lain, ketika seseorang melakukan kebaikan dengan penuh kebanggaan dan kesombongan, hal tersebut dapat mengakibatkan kejauhan dari Allah, karena sombong dapat dianggap sebagai bentuk syirik kecil.
Dalam hal ini, penting untuk menyadari bahwa kita seharusnya tidak berbangga diri dengan kebaikan yang kita lakukan, karena semua amal baik yang dilakukan adalah anugerah dari Allah.
Oleh karena itu, jika kita merasa telah berbuat baik, janganlah berbangga diri dan sombong. Sebaliknya, kita harus selalu rendah hati dan bersyukur kepada Allah atas anugerah-Nya.
Dengan menerapkan tips-tips di atas, kita dapat meningkatkan kualitas interaksi kita dengan Allah. Kita dapat belajar untuk fokus pada esensi, memaknai setiap peristiwa, tidak berputus asa dalam menghadapi penolakan, menerima pemberian dari makhluk dengan kesadaran, memilih ketaatan daripada kesombongan, mengedepankan ketulusan dan dedikasi, dan mengembangkan rasa cinta kepada Allah.
Ketika kita berinteraksi dengan Allah dengan cara yang bermakna, kita akan merasakan kehadiran-Nya dalam setiap aspek kehidupan kita. Kita akan merasakan ketenangan, kedamaian, dan kebahagiaan yang sejati. [] Miftahudin
Editor: Mohammad Rizal Ardiansyah