Etika Komunikasi Islam Mengenai Hoaks

Etika dalam Berkomunikasi untuk Menghadapi Hoax
Etika dalam Berkomunikasi untuk Menghadapi Hoax (Freepik.com - Almuhtada.org)

Almuhtada.org – Istilah hoaks dalam Al Qur’an disebut dengan al-ifk yang apabila kita telaah maknyanya adalah sebuah kebohongan yang dengan sengaja disebarluaskan. Pelakunya memang memiliki niat untuk hal-hal negatif. Hal tersebut memanglah tidak terhindarkan di tengah masyarakat kita yang aktif dalam bermedia sosial.

Salah satu penelitian mengungkapkan bahwa diantara efek yang ditimbulkan dari hoaks adalah rasa panik, kebencian, fitnah dan memicu kesalahpahaman.

Bebasnya akses dalam membaca, menonton dan membagikan seseuatu di media sisoal menjadi salah satu alasan maraknya hoaks di tengah masyarakat kita. Sayangnya hal  tersebut tidak diimbangi dengan usaha untuk mengkarifikasi dan menganalisis sumber dan isi berita.

Sebuah penelitian mengemukakan beberapa alasan mengapa hoaks bisa sangat marak di tengah masyarakat kita. Alasan pertama, karena banyak masyarakat yang tidak berupaya untuk memeriksan dan keaslian berita.

Kedua, minimnya minat baca masyarakat dan ketiga adalah kecenderungan masyarakat Indonesia yang terlalu cepat menyimpulkan suatu peristiwa yang terjadi.

Lalu pertanyaannya, bagaimana Islam menanggapi hal tersebut? Dalam Agama Islam kita mengenal istilah etika komunikasi Islam.

Inti dari etika tersebut adalah mengamalkan nilai-nilai yang baik dan bermanfaat ketika melakukan komunikasi berdasarkan nilai-nilai Al Qur’an dan sunnah Nabi Muhammad SAW. Berikut beberapa nilai yang perlu dilakukan dalam etika komunikasi Islam

  1. Tabayyun (cermat dan akurat dalam berkomunikasi)

Tabayyun artinya cek kembali. Artinya, mencoba mencari kebenaran informasi yang diterima. Hal ini selaras dengan firman Allah SWT dalam Q.S. Al-Hujurat ayat 6 yang artinya “Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu.”

Baca Juga:  Bijak Bersosial Media di Masa Kampanye Pemilu, Hindari Hoax dan Fitnah

Beberapa hal yang bisa dilakukan diantaranya berhati hati dengan judul berita, cermat dalam melihat sumber berita, dan memeriksa fakta dan keaslian sebuah berita.

  1. Memberikan informasi yang valid dan terpercaya

Sebagai umat muslim yang cerdas penting untuk dapat membagikan informasi yang tidak memalsukan fakta sekecil apapun.

Menjaga lisan dan tulisan adalah salah satu cara untuk mengurangi dampak hoaks seperti adu domba. Selain menghindari adu domba, sebagai umat muslim juga harus menghindari perkataan yang merencahkan, mencaci serta mengolok-olok orang lain yang berakibat gunjingan.

  1. Berkata baik atau diam

Apabila kejelasan sebuah berita belum pasti, maka seorang muslim tidak boleh membagikan berita tersebut kepada orang lain.

Dianjurkan pula untuk menjaga ucapan maupun tulisan untuk menghindari perpecahan dan pertikaian. Sikap yang bisa dilakukan ketika kita tidak mengetahui kebenarannya adalah dengan diam. [] Khariztma Nuril Qolbi

Editor: Mohammad Rizal Ardiansyah

Related Posts

Latest Post