Almuhtada.org – Jika kita seseorang yang memiliki kelebihan, misalnya jabatannya lebih tinggi, fisiknya lebih sempurna, atau secara materi lebih mapan dan memiliki kecerdasan berpikir. Maka renungkanlah hadis Rosulullah SAW yang menyatakan bahwa manusia terbagi menjadi empat golongan.
Golongan pertama adalah golongan yang diberikan Allah ilmu dan harta yang melimpah, mereka cerdas, gagah, dan pintar. Kemudian, golongan kedua ialah golongan yang diberikan diberikan ilmu namun tidak diberikan harta, meskipun mereka memiliki kecerdasan dan paham ilmu agama tapi keadaan ekonominya biasa aja.
Golongan ketiga diberikan harta tanpa ilmu agama, sehingga mereka kaya raya, namun kurang pemahaman akan masalah agama. Golongan keempat, yang disebut sebagai golongan yang luar biasa, yaitu golongan yang tidak diberikan ilmu dan harta, sehingga mereka miskin dan bodoh.
Hadis Nabi Muhammad SAW mengajarkan bahwa dua golongan pertama memiliki pahala yang sama, karena keduanya memiliki tekad dan niat yang kuat untuk berbuat baik kepada Allah. Nabi SAW menegaskan agar kita tidak menjadi golongan ketiga, apalagi golongan keempat.
Golongan ketiga adalah orang kaya raya yang menggunakan hartanya untuk kemaksiatan kepada Allah, seperti mendirikan diskotik dan sejenisnya. Golongan keempat adalah orang miskin yang tidak memiliki ilmu dan harta, namun memiliki tekad buruk dan keinginan untuk melakukan kemaksiatan jika diberikan kesempatan.
Nabi Muhammad SAW menjelaskan bahwa kedua golongan tersebut memiliki dosa yang sama, meskipun satu hidup mewah dan yang lainnya hidup dalam kesulitan.
Oleh karena itu, Nabi Muhammad SAW mengingatkan agar kita tidak menilai prestasi dan kebaikan seseorang hanya dari segi materi dan dunia, tetapi untuk selalu menjadikan kebaikan dan ilmu agama sebagai tolak ukur utama.
Selain itu, hadis Nabi SAW memberikan kita pengajaran yang mendalam tentang pentingnya mengin tegrasikan ilmu agama dengan keberhasilan dunia. Jadi apabila kita melihat seseorang dengan kelebihan dalam jabatan, fisik, materi, dan kecerdasan, namun tampaknya kurang memiliki ilmu agama, tawarkanlah bantuan, dukungan, atau pendekatan yang dapat membantu mereka memperdalam pemahaman agama.
Menyadari bahwa keberhasilan dunia tanpa landasan ilmu agama dapat menjerumuskan seseorang ke dalam dosa dan kesesatan, kita dapat berperan dalam membimbing mereka menuju jalan yang benar. Sebagai umat Islam, kita diajak untuk memandang kesuksesan dalam dunia ini sebagai ujian dari Allah yang membutuhkan keseimbangan antara ilmu agama dan dunia untuk meraih keberkahan. [] Deya Sofia
Editor: Mohammad Rizal Ardiansyah