Yahudi, Israel, Zionis, Apa bedanya?

Makna Yahudi, Zionis, dan Israel
Makna Yahudi, Zionis, dan Israel (Freepik.com - Almuhtada.org)

Almuhtada.org – Konflik yang terjadi antara Palestina dan Israel kian memanas. Jika ditelaah terdapat latar belakang yang kompleks atas konflik ini, hinggga munculnya  istilah-istilah seperti Yahudi, Israel dan Zionis,

Istilah ini kerap diletakkan dalam satu konteks yang sama padahal memiliki arti berbeda. Berikut perbedaan dari ketiga istilah tersebut.

Yahudi

Yahudi adalah kata yang berasal dari bahasa Ibrani, yaitu Yehud. Secara etimologi, Yahudi berasal dari kata Judah atau Yehudah. Mereka merupakan sebuah aliran atau agama.

Mengutip buku Yahudi dalam Lintas Budaya oleh Syamsudhuha Saleh, kata Yahudi memiliki pengertian yang bersifat umum, yaitu Yahudi adalah nama yang diberikan kepada setiap orang yang meyakini agama Yahudi, mempercayainya dan melaksanakan ritualnya. Dengan demikian maka Yahudi mengandung pengertian murni agama.

Dalam keseharian mereka yang menganggap dirinya Yahudi pada umumnya akan diterima, meskipun orang itu mungkin tidak menjalankan ritual keagamaan. Sebab semua orang Yahudi setuju bahwa seorang anak adalah Yahudi jika salah satu orang tuanya adalah Yahudi.

Cedikiawan Quraish Shihab dalam bukunya M Quraish Shihab Menjawab, menjelaskan kata Yahudi nisbah kepada Yahud. Kata ini digunakan menunjuk sekelompok orang keturunan Nabi Ishaq, putra Nabi Ibrahim. Mereka juga lebih dikenal dengan orang Ibrani.

Menurut Quraish Shihab, di dalam Al-Qur’an tidak selalu dari mereka disebut dengan istilah itu. Istilah lain yang sering juga digunakan Al-Qur’an adalah al-Ladzina Hadu, Bani Israel, dan Ahl al-Kitab.

Baca Juga:  Perang Badar, Apa Dampaknya untuk Umat Islam?

Israel

Negara Israel didirikan setelah Perang Dunia Kedua, yakni pada 1948 setelah kejatuhan Khalifah Islamiyah dan Inggris yang meninggalkan tanah Palestina.

PBB mendukung pembagian wilayah yang saat itu masih Palestina menjadi bagian Yahudi serta Arab, dimana tanah Palestina akan diberikan lebih dari 50% pada yahudi, sisanya adalah milik negara-negara Arab dan kuasa PBB.

Putusan tersebut awalnya tidak memuaskan baik negara Arab maupun kelompok mayoritas yahudi, dan proposal dan klaim terjadi tanpa ada kepastian atas persetujuan akhir dan luas pembagian yang paten.

Hingga pada 14 Mei 1948 atau sehari sebelum Mandat Inggris di Palestina berakhir. Ketua Yishuv (Komunitas Yahudi di Palestina). Dalam deklarasinya, Ben-Gurion sama sekali tidak menyebutkan batas-batas negara Israel yang baru berdiri.

Zionis

ZA Maulani dalam bukunya Zionisme: Gerakan Menaklukan Dunia, mengatakan zionisme merupakan sebuah gerakan politik yang didirikan oleh seorang wartawan Yahudi bernama Theodor Herzl. Agenda utama mereka adalah menghimpun orang-orang Yahudi yang telah berdiaspora sejak ribuan tahun untuk kembali ke tanah Palestina.

Istilah zionisme sendiri diambil dari kata zion yang dalam bahasa Ibrani berarti batu karang. Hal ini merujuk pada bagunan Solomon Temple yang dibangun di atas bukit karang yang bernama Zion yang terletak di sebelah Barat Daya Kota al-Quds atau yang lebih dikenal dengan Yerusalem.

Zionisme telah menajdi  gerakan nasionalis Yahudi. Mereka memiliki tujuan mendirikan negara nasional Yahudi di Palestina yang dianggap sebagai tanah air kuno orang Yahudi. Lewat gerakan zionisme inipun banyak orang-orang Yahudi yang eksodus ke Palestina sejak 1930.

Baca Juga:  Filosofi Semangka: Melawan Manipulasi Media Terhadap Dukungan Asasi Manusia

Istilah “Zionis” kini berbentuk paham ekstrem dalam mencapai tujuan yahudi. Maka, selain tempat bermukim Israel dianggap sebagai tanah perjanjian yang memiliki nilai sakral.

Penjelasan ini mendorong kita sebagai akademisi agar tidak mengabaikan poin dasar yang diperlukan dalam memandang konflik ini. Semoga bermanfaat. [] Risqie Nur Salsabila

Editor: Mohammad Rizal Ardiansyah

Related Posts

Latest Post