Almuhtada.org – Meraih mimpi adalah tujuan yang diinginkan banyak orang dalam kehidupan. Dalam meraih mimpi diperlukan dedikasi, perencanaan, dan tindakan yang terarah.
Dengan tekad, kerja keras, dan kesabaran akan menjadi pengalaman dalam proses meraih mimpi. Selain itu dengan bersyukur akan memberi perspektif yang positif. Berikut merupakan cara meraih mimpi dalam islam yang dapat dilakukan :
- Istikharah
Al-Tuwariji menyatakan bahwa istikharah adalah memohon dipilihkan yang terbaik dan lebih utama dalam suatu perkara yang dihadapkan dengan beberapa pilihan. Namun istikharah juga berarti percaya sepenuhnya kepada Allah SWT.
Contoh sarana untuk memohon kepada Allah SWT agar dipilihkan yang terbaik yaitu dengan shalat sunnah istikharah dua rekaat.
Dengan cara tersebut, maka akan mendapatkan petunjuk sekaligus kebaikan dari semua urusan. Istikharah diawali dengan dipilihkan, ditakdirkan, dan dianugerahi yang terbaik.
Pada hakikatnya manusia melakukan istikharah dikarenakan mereka makhluk yang lemah dalam menyelesaikan segala urusan.
Oleh karena itu, dengan beristikharah merupakan bentuk pengembalian dan penyerahan urusan karena tidak ada daya dan upaya tanpa pertolongan-Nya. Hasil dari istikharah diperoleh berupa mimpi ataupun petunjuk.
- Istisyarah
Dalam istikharah perlu dianjurkan diimbangi dengan istisyarah. Dengan adanya istisyarah akan membantu dalam memberikan perspektif yang lebih luas. Istisyarah sendiri adalah mengumpulkan dan memperbincangkan suatu pendapat untuk memudahkan dalam membuat keputusan terhadap suatu perkara.
Dalam hal ini perlunya mengutamakan pandangan orang lain seperti orang tua, guru, dan orang yang bijaksana dalam menanggapi suatu permasalahan.
Tips tips beristisyarah yaitu dengan berbincang bersama saudara terdekat, mencari orang yang matang fikirannya, dan jangan lupa untuk merujuk bahan bacaan. Dengan tips tips tersebut akan membantu memberi pandangan dan membuat keputusan yang tepat.
- Istifta’.
Istifta berarti meminta fatwa, yang artinya meminta jawaban atas pertanyaan yang diajukan tentang masalah dan hukum agama harus pada para ulama.
Rasulullah SAW merupakan orang pertama pemberi fatwa terhadap islam dalam segala permasalahan yang terjadi. Dalam surat An-Nisa ayat 59 yaitu :
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْۤا اَطِيْـعُوا اللّٰهَ وَاَ طِيْـعُوا الرَّسُوْلَ وَاُ ولِى الْاَ مْرِ مِنْكُمْ ۚ فَاِ نْ تَنَا زَعْتُمْ فِيْ شَيْءٍ فَرُدُّوْهُ اِلَى اللّٰهِ وَا لرَّسُوْلِ اِنْ كُنْـتُمْ تُؤْمِنُوْنَ بِا للّٰهِ وَا لْيَـوْمِ الْاٰ خِرِ ۗ ذٰلِكَ خَيْرٌ وَّاَحْسَنُ تَأْوِيْلًا
“yaaa ayyuhallaziina aamanuuu athii’ulloha wa athii’ur-rosuula wa ulil-amri mingkum, fa ing tanaaza’tum fii syai-ing fa rudduuhu ilallohi war-rosuuli ing kungtum tu-minuuna billaahi wal-yaumil-aakhir, zaalika khoiruw wa ahsanu ta-wiilaa. ”
Yang artinya : “Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad), dan ulil amri (pemegang kekuasaan) di antara kamu. Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasul (Sunnahnya), jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu, lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.”
- Istiqomah
Istiqomah ialah sebuah bentuk usaha dalam melakukan kebaikan atau ketaatan terhadap Allah SWT dengan menjaga secara konsisten. Dalam beristiqomah sudah pasti akan mengalami hambatan – hambatan yang ada.
Namun, sudah sepatutnya berkomitmen kepada diri sendiri bahwa Allah SWT pasti akan membantu hambanya. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman dalam QS. Aal-Jinn Ayat 16 :
وَّاَنْ لَّوِ اسْتَقَا مُوْا عَلَى الطَّرِيْقَةِ لَاَ سْقَيْنٰهُمْ مَّآءً غَدَقًا
Yang artinya : “Dan sekiranya mereka tetap berjalan lurus di atas jalan itu (agama Islam), niscaya Kami akan mencurahkan kepada mereka air yang cukup.”
Nah itulah cara yang dapat dipraktikkan untuk mewujudkan mimpi. Dengan cara tersebut insyaallah akan terwujud jika itu merupakan kebaikan untuk kita. [] Neha Puspita Arum
Editor: Mohammad Rizal Ardiansyah