Almuhtada.org – Setiap makhluk termasuk manusia tentunya akan mendapatkan kematian. Sebagaimana Firman Allah SWT dalam surat Al-Rahman ayat 26 yang berbunyi sebagai berikut.
كُلُّ مَنْ عَلَيْهَا فَانٍۖ
Artinya: “Semua yang ada di atasnya (bumi) itu akan binasa”.
Meski kematian merupakan sebuah kepastian, sudah selayaknya kita menganggap kematian bukan sebagai hal yang ditakuti. Apabila kita anggap kematian sebagai hal yang ditakuti, maka hidup kita tidak akan diliputi rasa ketenangan. Lalu, kematian dianggap sebagai apa?
Kematian semestinya dianggap sebagai motivasi bagi kita untuk mempersiapkan bekal menghadapi hal setelah terjadi sebuah kepastian tersebut.
Karena sesungguhnya orang yang tidak cukup bekalnya dalam kematian, merekalah orang-orang yang selalu dalam ketakutan dan kegelisahan hidup. Mereka akan menyesal di waktu mendekati kepastian kematiannya.
Maka dari itu disaat memperoleh umur yang diberikan oleh Allah SWT, hendaknya kita dapat memanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Berpandangan sebagai muslim, banyak sekali ajaran-ajaran Islam yang bisa membantu kita dalam memanfaatkan umur kita yang akan dijelaskan sebagai berikut.
- Bermanfaat
Setiap umur yang dimiliki, harus dapat digunakan untuk bisa bermanfaat bagi orang lain. Karena umur merupakan kesempatan Anda bisa berbuat baik, termasuk kepada sesamanya. Seperti yang kita tahu bahwa salah satu amal jariyah kita setelah kita menemui kepastian berupa kematian adalah amal jariyah.
Oleh karena itu, upayakan setiap waktu yang Anda miliki agar dapat bermanfaat bagi orang lain melalui cara apapun yang ada.
- Sukses
Setiap manusia memiliki kesempatan untuk sukses sesuai potensi apapun yang ia miliki. Berkaitan dengan rumus energi potensial dalam fisika, yaitu Ek= m.g.h. (Energi potensial adalah massa dikalikan gravitasi dikalikan ketinggian), Allah memberikan potensi untuk bertakwa kepada tiap tiap manusia. Sebagaimana yang Allah Firmankan dalam surat As-Syams ayat 7-8 sebagai berikut.
وَنَفْسٍ وَّمَا سَوّٰىهَاۖ.فَاَلْهَمَهَا فُجُوْرَهَا وَتَقْوٰىهَاۖ
Artinya: “Dan demi jiwa serta penyempurnaan (ciptaan)-nya, lalu Dia mengilhamkan kepadanya (jalan) kejahatan dan ketakwaannya”.
Maka dapat disimpulkan bahwa takwa merupakan akumulasi dari potensi yang ada dalam diri manusia. Potensi apapun itu, misalnya ilmu (Q.S. Al-Baqarah ayat 282), bahagia (Q.S. Al-Baqarah ayat 189), rezeki (Q.S. At-Thalaq ayat 2-3).
Selanjutnya, Anda harus memperjuangkan kesuksesan yang ingin diraih dengan sungguh-sungguh.
Misalnya Anda ingin punya cita-cita menjadi pedagang, tentunya harus diperjuangkan cita-cita itu sejak saat ini. Anda harus bisa belajar bagaimana cara berbisnis dengan kreatif dan dapat menyesuaikan perkembangan zaman yang ada.
Tidak hanya itu, sebagai bentuk keseriusan dalam meraihnya, juga buatkan rencana rencana tentang target yang ingin dicapai per tahun.
Ikhtiar itu apabila diikuti dengan doa serta perasaan pasrah kepada Allah, maka akan didapatkan apa saja yang ia inginkan. Karena Allah lah yang memiliki dunia ini, maka dekatkanlah diri juga kepada Allah untuk mendapatkan apa yang Anda inginkan.
- Membahagiakan
Setelah mencapai kesuksesan, hendaknya kita juga menikmati hasil kerja keras kita. Selain sebagian hasil kerja keras kita diupayakan bermanfaat bagi orang lain, jangan lupa untuk merasakan dari nikmat yang diperoleh kepada diri sendiri. Jangan pelit terhadap apa yang tubuh Anda inginkan.
Demikian tiga poin penting tentang mengelola umur yang Anda perlu sadari. Semoga wacana ini dapat membuka pikiran kita untuk selalu menjadi insan yang mulia di mata Allah. [] Syukron Ma’mun
Editor: Mohammad Rizal Ardiansyah