Kritik atas Kemanusiaan dari Tragedi Konflik Palestina-Israel Menggunakan Konsep ‘adl dan Ihsan

Konflik Palestina-Israel
Konflik Palestina-Israel (Freepik.com - Almuhtada.org)

Almuhtada.org – Konflik antara Palestina dan Israel telah berlangsung cukup lama dan masih berlanjut hingga kini. Bahkan per hari ini (19/10), @doamuslims sebagai media Palestina dalam unggahannya di Instagram mencatat ada setidaknya 3.478 orang palestina terbunuh dan 12.065 orang terluka akibat serangan roket di Gaza. Serangan yang tidak berhenti memakan banyak korban Jiwa, terutama bagi orang-orang yang tinggal di wilayah jalur Gaza.

Ini tentu menjadi tragedi kemanusiaan yang menyesakkan dan tak bisa dibiarkan, Indonesia pun turut memberikan dukungan kepada Palestina untuk menjadi negara merdeka, yang mana ini sesuai dengan apa yang tertera dalam landasan konstitusi bahwa segala bentuk penjajahan di atas dunia harus dihapuskan. Meskipun dalam 1 abad ini, tidak kunjung ditemukan jalan keluar dan menjadi suatu konflik berkepanjangan di dunia.

Sebagai kader HMI, kita mengenal yang namanya Nilai-Nilai Dasar Perjuangan, Tarigan (2018) menyebutkan bahwa NDP tidak seperti ideologi pada umumnya. NDP diderivasi dari Al-Quran dan hadist, perumusnya, Nurcholish Madjid telah menghimpun ayat-ayat Al-Qur’an yang berhubungan dengan tauhid, kemanusiaan, takdir, keadilan sosial, ekonomi, serta ilmu pengetahuan, kemudian merangkainya menjadi satu konsep yang utuh tentang pandangan dunia.

Apabila kita kaji konflik Palestina-Israel dari NDP HMI, Bab Dasar-Dasar Kemanusiaan, maka tentu konflik ini telah melanggar nilai-nilai moral. Penjajahan yang dilakukan oleh Israel pada Palestina merupakan suatu bentuk pengkhianatan moral, yang berdampak secara global. Tarigan (2018) menyebutkan bahwa manusia menempati posisi yang sangat mulia, sebagai ‘abdun dan khalifah, telah dibekali dengan sebuah kondisi alami, yaitu fitrah. Manusia selalu ingin berada dalam keadaan suci dan cenderung kepada kebenaran (hanif).

Baca Juga:  Nasib Petani Dikala Pandemi

Ini dipancarkan oleh kalbunya atau dhamir-nya selalu merindukan kebaikan, kebenaran, dan kesucian. Sifat manusia yang cenderung pada kebaikan, kebenaran, dan kesucian tersebut sesungguhnya hanya sebatas nilai. Karena nilai bersifat abstrak, nilai tersebut perlu diimpelementasikan pada sebuah kerja nyata yang umum kita dengar dengan amal saleh. 

Dalam NDP HMI kita mengenal konsep ‘adl dan ihsan, ihsan yakni manusia sebagai khalifah atau wakil Tuhan di muka bumi haruslah berbuah kebaikan dalam setiap perbuatan. Meninggalkan kemudharatan dan mendekati yang benar. Salah satu contohnya adalah dengan memanusiakan manusia. Memanusiakan insan berarti berperilaku baik, menghargai dan menghormati harkat serta derajat manusia lainnya. Ini adalah salah satu bentuk penerapan dari amal saleh.

Kritik atas tragedi kemanusiaan konflik Palestina-Israel pun bisa kita kaji dari konsep ‘adl atau keadilan. Palestina sebagai negara terjajah seharusnya menerima keadilan untuk tetap mempertahankan wilayah kedaulatannya. Hal ini sesuai dengan konsep ‘adl, yang mana dalam deklarasi HAM pun sudah jelas bahwa tidak boleh ada diskriminasi terhadap warga negara manapun, karena setiap manusia mendapatkan perlakuan yang sama di mata hukum. Umat muslim dunia perlu bersatu dalam menegakkan keadilan bagi penduduk Palestina, pun PBB perlu untuk bertindak tegas dalam mengupayakan perlindungan bagi Palestina dengan mendesak Israel untuk menghormati Hukum Internasional yang berlaku.

Dari hambaMu yang lemah, do’a terbaik untuk kemerdekaan Palestina, pembebasan Al-Aqsha dan juga kedamaian umat manusia. Aamiin. [] Annisa Madina

Baca Juga:  Perlu Tamparan Keras?

Editor: Mohammad Rizal Ardiansyah

Related Posts

Latest Post