Almuhtada.org – Sebagai makhluk sosial, kita pastinya membutuhkan bantuan orang lain. Dalam menjalankan tugas atau pekerjaan, tentunya diperlukan kerja sama dan solidaritas yang baik akan mewujudkan tujuan yang diharapkan.
Agama Islam sendiri senantiasa menyeru dan mengajak umat islam untuk melakukan hubungan atau interaksi sosial di antara mereka ataupun kepada orang nonmuslim. Orang nonmuslim yang dimaksud adalah oarang yang berbuat baik dan tidak memerangi kita.
Hubungan sosial ini penting karena dengan pergaulan atau interaksi manusia akan menumbuhkan kepekaan, simpati, dan empati kita terhadap lingkungan sekitar dan nantinya bermanfaat bagi kemaslahatan masyarakat.
Tentunya, hubungan sosial atau pergaulan yang dimaksud adalah pergaulan yang sehat dan positif. Oleh karena itu, saling mengenal diantara sesama muslim sangat ditekankan selama masih dalam batas-batas koridor yang tidak melanggar syariat agama.
Allah Swt telah berfirman dalam QS al-Hujurat ayat 13 yang berbunyi:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَٰكُم مِّن ذَكَرٍ وَأُنثَىٰ وَجَعَلْنَٰكُمْ شُعُوبًا وَقَبَآئِلَ لِتَعَارَفُوٓا۟ ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ ٱللَّهِ أَتْقَىٰكُمْ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيْرٌ.
Artinya: “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kalian dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, serta menjadikan kalian berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kalian saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kalian di sisi Allah ialah orang yang paling takwa. Sesunggguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”
Pada sekarang ini, pergaulan menjadi hal penting bagi seorang pelajar sedang menimba ilmu baik di sekolah maupun perkuliahan. Kita akan berjumpa banyak orang dengan latar belakang yang berbeda-beda dengan karakter, sifat, dan tabiat yang bermacam-macam. Pada situasi inilah, kita dituntut untuk lebih bijak dan selektif tentang bagaimana cara pergaulan kita dengan orang-orang yang baru bertemu secara langsung.
Tentunya, pergaulan yang diharapkan dalam hal ini adalah pergaulan yang positif, membangun, dan saling membawa kebaikan serta kemanfaatan bagi kemaslahatan kita kedepannya. Oleh sebab itu, kita dituntut bijak dan selektif dalam memilih teman, khususnya teman seperjuangan dalam menuntut ilmu.
Ada tips pergaulan baik yang telah tercantum dalam kitab Ta’limul Muta’allim karya Syekh al-Zarnuji al-Hanafi. Bab ini dijelaskan dalam pasal 3 yang menerangkan tentang tata cara memilih ilmu, guru, dan teman, serta keteguhan dalam menuntut ilmu.
فَصْلٌ 3 : فِى اخْتِيَارِ اْلعِلْمِ وَاْلأُسْتَاذِ وَالشَّرِيْكِ وَالثَّبَاتِ
Didalam kitab ini, Syekh al zarnuji menjelaskan kriteria teman yg baik dan kurang baik. Ia mengatakan bahwa seorang penuntut ilmu, baik itu santri, siswa, maupun mahasiswa hendaklah memilih teman yang tekun, wira’i, bertabiat jujur serta mudah memahami masalah atau cepat tanggap.
Beliau juga menghimbau para penuntut ilmu untuk tidak bergaul atau menghindari orang yang pemalas, pengangguran, banyak bicara, suka membuat kegaduhan, dan gemar memfitnah. Lantas, bagaimana cara kita memilih teman pada saat masa menuntut ilmu? Terdapat syair dalam kitab Ta’limul Muta’allim yang berbunyi :
عن المرءِ لا تسأل وأبْصِر قرينه # فـإن القرين بالمُقارن يَقتدى
فإن كان ذا شَرٍّ فـجنِّبْه سُرْعَةً # وإن كان ذا خيرٍ فقارِنْه تَهتدى
Artinya:
- Janganlah kamu tanyakan langsung mengenai jati dirinya kepadanya. Tetapi lihatlah siapa temannya. Karena sesungguhnya seseorang akan mengikuti perilaku temannya.”
- Jika orang itu mempunyai sifat jelek, maka jauhilah dengan segera mungkin. Dan jika orang itu mempunyai sifat yang baik, maka temanilah agar kamu mendapat petunjuk.
Syair tersebut menjelaskan kepada kita agar harus selektif dan bijak dalam mencari seorang teman. Maksudnya syair ini yaitu jika kita ingin mengetahui kepribadian atau tabiat seseorang, jangan tanyakan langsung kepadanya mengenai wataknya.
Tetapi cukup lihatlah temannya, apakah berkepribadian baik ataupun tidak. Jika iya, maka kita boleh bergaul dengannya. Tetapi jika kurang baik, maka jauhilah orang tersebut sesegera mungkin. Sekian pembahasan mengenai pergaulan atau interaksi sosial yang baik dan tipsnya menurut kitab Ta’limul Muta’allim. [] Mohammad Fattahul Alim
Editor: Mohammad Rizal Ardiansyah