Persembahan untuk Sosok tangguh yang biasa kusebut
IBU
Oleh : Wihda Ikvina Anfaul Ummat
Jika awan adalah gambaran rinduku padamu
Maka melukiskannya adalah masih kurang
Bila samudra adalah luas yang mewakili kasihmu
Maka mengarunginya adalah kurang
Adakah langit yang tak terjamah
Aku gundah, tingginya tak mewakili pengorbananmu
Susah susah kau buat peta hidupku
Membelajarkan bahwa indah tak akan mudah
Menguatkan pundak yang kadang layu menjunjung amanah
Merangkul jiwa yang menjinjing arah
Rapuhku adalah lemahmu
Maka kau adalah pondasi terkuatku
Sayang…
Apalah aku dibandingkan dirimu
Kutersayat silet tangisku pecah
Sedang kau, tersayat oleh samurai
Namun, tawamu masih merekah
Cemoohan berdatangan, sedihku memuncak
Sedangkan setumpuk ejekan bagimu adalah jalan kehidupan
Aku…
Apalah aku…
Tanpamu, ibu.
Penulis adalah Santri Pesantren Riset Al-Muhtada dan Mahasiswa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang