Renungan Waktu untuk Mendapatkan Cinta Allah SWT

Oleh:

Nurjaya

Waktu adalah umur manusia. Setiap tarikan napas adalah permata yang tak ternilai harganya, karena bila telah berlalu maka tidak mungkin kembali lagi.” Imam Al-Ghazali.

Allah SWT telah memberikan nikmat yang besar kepada manusia salah satunya adalah waktu yang berjalan setiap hari tanpa henti. Sudah sepantasnya manusia dapat memanfaatkan waktu dengan baik, efektif, dan diperunkan semaksimal mungkin untuk melakukan perbuatan yang di ridohi Allah dan untuk meraih cinta-Nya. Bahkan karena pentingnya waktu, Allah SWT telah bersumpah dalam QS. al-‘Ashr/103:1-3.

وَالْعَصْرِ ﴿١﴾ إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ ﴿٢﴾ إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ

Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih dan nasihat-menasihati supaya mentaati kebenaran dan nasihat-menasihati supaya menetapi kesabaran. [al-‘Ashr/103:1-3].

Dari ayat tersebut Allah bersumpah demi waktu, hal ini menunjukkan bahwa waktu itu sangat penting dan apabila kita lalai terhadap waktu maka kita adalah orang-orang yang merugi dan tanpa sadar di masa yang akan datang kita akan menyesali hal tersebut karena telah lalai terhadap waktu dan terlalu banyak mengunakan waktu untuk hal yang tidak penting.

Bahkan Rasulullah SAW pun menyampaikan berkaitan dengan waktu dan betapa pentingnya waktu waktu bagi kehidupan manusia :

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنْ النَّاسِ الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ

Baca Juga:  Berharap dengan Berdoa

Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu anhuma, dia berkata: Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Dua kenikmatan, kebanyakan manusia tertipu pada keduanya, (yaitu) kesehatan dan waktu luang”. [HR Bukhari, no. 5933].

Dari hadits diatas sudah jelas bahwa waktu adalah salah satu nikmat yang diberikan Allah SWT. Namun, kebanyakan orang banyak yang tertipu terhadap waktu dan tak sedikit pula orang  yang menyepelekan waktu dan orang yang tidak memanfaatkan waktu luangnya secara maksimal, dijelaskan dalam hadits diatas bahwa manusia telah tertipu dengan kesehatan dan waktu luang. Tertipu terhadap kesehatan karena pada zaman ini manusia terlalu banyak mengkonsumsi makanan siap saji yang mana dalam makanan tersebut terdapat zat kimia yang berbahaya bagi tubuh tetapi kebanyakan orang tidak menyadarinya padahal mereka sudah tahu bahaya makanan siap saji. Selanjutnya, yang kedua tertipu terhadap waktu luang karena kebanyakan orang menggunakan waktu luangnya hanya untuk bersenang-senang dan rebahan sampai menghabiskan hari dan terkadang lupa pada kewajibannya di dunia ini yaitu untuk beribadah kepada Allah SWT.

Penulis tidak mengerti dengan orang-orang yang lalai dengan waktu, orang yang banyak berkumpul tanpa ada tujuan, dan berbagai canda tawa yang hanya menghasilkan kesenangan semata tanpa adanya sebuah kesimpulan yang bermakna. Padahal semua itu dapat di isi oleh kegiatan-kegiatan yang lebih bermakna dan lebih bermanfaat karena waktu adalah perhiasan yang sangat berharga yang telah diberikan oleh sang maha pencipta.

Baca Juga:  Menuntut Ilmu Tak Lekang Waktu

Sejatinya manusia di dunia ini adalah menumpang, dunia ini hanya tempat untuk bersinggah, dan tempat untuk mengumpulkan bekal menuju kehidupan yang abadi yaitu kehidupan setelah kematian. Waktu di dunia tidak ada apa-apanya apabila dibandingkan dengan waktu yang ada di akhirat. Kita sebagai manusia, jangan pernah mencoba memandingkan kehidupan atau waktu di dunia dengan di akhirat karena kehdipuan di akhirat sifatnya kekal. Allah SWT berfirman dalam QS. at-Taubah/9:38:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا مَا لَكُمْ إِذَا قِيلَ لَكُمُ انْفِرُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ اثَّاقَلْتُمْ إِلَى الْأَرْضِ ۚ أَرَضِيتُمْ بِالْحَيَاةِ الدُّنْيَا مِنَ الْآخِرَةِ ۚ فَمَا مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا فِي الْآخِرَةِ إِلَّا قَلِيلٌ

Hai orang-orang yang beriman, apakah sebabnya bila dikatakan kepadamu, “Berangkatlah (untuk berperang) di jalan Allâh” kamu merasa berat dan ingin tinggal di tempatmu? Apakah kamu puas dengan kehidupan di dunia sebagai ganti kehidupan di akhirat? Padahal kenikmatan hidup di dunia ini (dibandingkan dengan kehidupan) di akhirat hanyalah sedikit. [at-Taubah/9:38].

Para pembaca yang budiman, sekarang kita sudah tahu betapa pentingnya waktu dan fananya kehidupan dunia apabila dibandungkan dengan akhirat. Oleh karena itu, mulai dari sekarang kita harus memafaatkan waktu kita semaksimal mungkin untuk beribadah kepada Allah SWT dan terus berlomba-lomba untuk mendapatkan cinta-Nya. Fokuslah pada tujuan akhirat maka dunia akan menikutinya.

Penulis adalah Santri Pesantren Riset Al-Muhtada dan Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang

Baca Juga:  Tentang Rasa

 

Related Posts

Latest Post