Kebakaran Hutan, Bencana ataukah Agenda Tahunan?

Oleh:

Muhammad Rizal Ardiansyah

Hutan merupakan suatu kumpulan dari tumbuhan, terutama pepohonan dan tumbuhan berkayu yang menempati daerah yang cukup luas. Hutan menjadi tempat hidup dan berkembangnya berbagai jenis fauna atau hewan. Keberadaan hutan sangatlah penting. Karena perihal hutan bukan hanya mengenai tumbuhan dan hewan, tetapi juga berkaitan dengan manusia. Hutan dapat memenuhi kebutuhan manusia. mulai dari sandang, pangan, sampai papan.

Hutan juga menjadi penghasil oksigen utama di bumi, khususnya hutan hujan tropis. Hutan hujan tropis sangat penting peranannya karena daunnya hijau sepanjang tahun. Artinya tingkat fotosintesis atau penghasilan oksigen dari hutan hujan tropis relatif stabil sepanjang tahun. Sehingga menjadikan hutan hujan tropis mendapat julukan sebagai paru – paru dunia. Pada masa sekarang ini, hutan hujan tropis yang masih tersisa di bumi hanya ada di dua tempat. Yaitu di Hutan Kalimantan dan Hutan Amazon. Keberadaan dua lokasi hutan hujan tropis tersebut menjadi perhatian utama masyarakat dunia. Karena kondisi iklim dunia sangat bergantung pada kedua lokasi hutan tersebut.

Namum seiring meningkatnya perhatian masyarakat dunia terhadap Hutan Kalimantan dan Hutan Amazon, hal tersebut tidak dibarengi dengan semakin terpelihanranya kedua hutan tersebut. Baik di Hutan Kalimantan maupun di Hutan Amazon selalu terjadi kebakaran hutan tiap tahunnya. Angka deforestasi selalu meningkat dari tahun ke tahun. Padahal berbagai kebijakan telah dikeluarkan oleh pemerintah setempat.

Baca Juga:  Ternyata Inilah Penyebab Tidak Terkabulnya Doa!

Kebakaran hutan dapat disebabkan oleh faktor alam dan manusia. Namun, faktor manusialah yang sering menjadi penyebab utama kebakaran hutan. Di Hutan Kalimantan, faktor alam yang menyebabkan terjadinya kebakaran hutan adalah karena daerah kalimantan memiliki jenis tanah gambut. Tanah gambut memiliki kandungan organik dan tingkat keasaman yang sangat tinggi. Pada musim kemarau, tanah gambut akan sangat kering dan mudah terbakar. Gambut mengandung bahan mudah terbakar dari kandungan organiknya sampai kedalaman tertentu, sehingga api mudah menjalar di bawah permukaan secara lambat dan sulit untuk dideteksi. Hal tersebut menyebabkan munculnya banyak hotspot (titik panas) di Hutan Kalimantan. Berdasarkan laporan dari Lembaga Penerbagan dan Antariksa Nasional (LAPAN), pada bulan September 2019 terpantau ada 2.592 hotspot di Kalimantan.

Sementara dari faktor manusianya, kebakaran hutan di Kalimantan diakibatkan oleh kegiatan manusia yang dengan sengaja membakar hutan. Pembakaran hutan bertujuan untuk mengubah area hutan menjadi daerah perkebunan sawit. Pembakaran memang perlu dilakukan, karena abu hasil pembakaran dapat mengurangi kadar keasaman tanah gambut. Namun jika pembakaran tidak terkendali, maka daerah yang terbakar akan meluas ke daerah lain yang tidak seharusnya terbakar. Para pembakar hutan kebanyakan melakukan pembakaran secara ilegal. Mereka membakar hutan tanpa mengawasi dan mengontrol daerah yang dibakarnya. Tetapi justru meninggalkan lokasi setelah melakukan pembakaran hutan. Hal tersebut akan menimbulkan banyak dampak negatif. Mulai dari polusi udara, berkurangnya area hutan, dan dampak buruk lain yang merugikan banyak pihak.

Baca Juga:  Resume Buku: Kebudayaan, Mentalitas, dan Pembangunan

Selain di Hutan Kalimantan, kebakaran juga terjadi di Hutan Amazon tiap tahunnya. Kebakaran di Hutan Amazon lebih banyak disebabkan oleh faktor manusia. Hutan Amazon yang secara geografis terletak pada delapan negara, yaitu Brazil, Kolombia, Guyana, Suriname, Venezuela, Peru, Ekuador dan Bolivia, menjadi salah satu tumpuan hidup bagi masyarakat sekitarnya. Namun pemanfaatan yang tidak memperhatikan faktor kelestarian membuat angka deforestasi cukup tinggi di Hutan Amazon. Seperti contohnya para petani di Brazil, Peru, Ekuador dan Bolivia umumnya melakukan pembakaran di musim kemarau untuk membersihkan semak belukar. Namun, hal ini sering mengarah pada pada pembakaran yang tidak terkendali, yang memakan korban lebih besar dari hutan.

Penanganan kebakaran hutan seharusnya menjadi prioritas bagi pemerintah sekitar.Baik di Hutan Kalimantan ataupun Hutan Amazon. Karena pemerintah merupakan salah satu pihak yang perannya sangat berpengaruh terhadap kasus kebakaran hutan. Pemerintah dapat mengeluarkan berbagai kebijakan dan aturan untuk mengurangi bahkan menghentikan peristiwa kebakaran hutan. Namun partisipasi dari masyarakat sekitar dan pihak terkait lainnya juga sangat diperlukan untuk mendukung program ini. Agar peristiwa kebakaran hutan tidak menjadi agenda tahunan yang kehadirannya dipastikan akan terjadi.

Penanganan kebakaran hutan dapat dilakukan dengan berbagai cara. Salah satunya dengan memasang fasilitas pemadaman api di berbagai titik yang dianggap rawan untuk antisipasi jika sewaktu – waktu terjadi kebakaran. Hal lain yang dapat dilakukan adalah membuat kebijakan terkait pelarangan pembukaan lahan secara membakar dan pelarangan kegiatan pertanian lahan berpindah. Serta meningkatkan pengawasan di daerah – daerah yang rawan terjadi kebakaran hutan ilegal.

Baca Juga:  Berharap dengan Berdoa

Penulis merupakan Santri Pesantren Riset Al-Muhtada dan Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang

Related Posts

Latest Post