Almuhtada.org – Masyitah adalah seorang pelayan yang bekerja sebagai tukang sisir rambut putri firaun, meskipun masyitah bekerja sebagai pelayan dari anak firaun, dia tetap menyembah allah, masyitah menyembunyikan keimanannya karena jika firaun tahu ada yang menyembah selain dia, maka dia akan menyiksa orang tersebut secara kejam.
Suatu hari ketika masyitah menyisir rambut putri firaun, sisir yang ia pegang tidak sengaja terjatuh dan spontan masyitah mengucap “bismillah”, ucapan tersebut terdengar oleh putri firaun, kemudian putri firaun bertanya “apakah engkau menyebut nama ayahku?”, masyitah pun menjawab “tidak, aku baru saja menyebut nama tuhanku, tuhanmu, dan tuhan ayahmu, dialah allah”.
Mendengar perkataan tesebut putri firaun langsung memberi tahu ayahnya, firaunpun murka mendengar perkataan dari putrinya karena masih ada orang yang mengakui bahwa ada tuhan selain dirinya, lalu firaun memanggil masyitah dan memerintahkannya untuk menyembah dirinya, firaun juga mengancam akan membunuhnya beserta anak-anaknya jika masyitah tidak menyembah dirinya, namun masyitah menolak dengan tegas dan teguh pada keimanannya meskipun dia berada dalam ancaman yang mengerikan. Mendengar hal tersebut firaun sangat marah dan memerintahkan pengawalnya untuk menyiapkan kuali yang berisi minyak mendidih.
Sebelum dilempar ke dalam kuali berisi minyak mendidih tersebut, masyitah meminta pada firaun untuk mengumpulkan tulangnya dan tulang anak-anaknya ke dalam satu kain kafan lalu dikuburkan. Firaun mengiyakan permintaan masyitah. Setelah kuali tersebut siap, satu persatu anak-anak masyitah dilempar kedalam minyak panas tersebut, masyitah sangat sedih, namun ia tidak bisa melawan, hingga sampai pada anak terakhirnya yang masih bayi, atas izin allah anak bayi tersebut dapat berbicara dan berkata “wahai ibuku bersabarlah, sesungguhnya engkau berada dalam kebenaran”.
Mendengar perkataan bayinya, iman masyitah semakin kuat, hingga akhirnya mereka melempar masyitah bersama anak terakhirnya kedalam kuali berisi minyak mendidih tersebut. Wafatlah masyitah bersama anak-anaknya sebagai syuhada.
Kisah ini diceritakan dalam suatu hadis riwayat Ahmad ketika rasulullah melakukan isra’ mi’raj. rasulullah mencium wangi yang belum pernah ia cium sebelumnya, rasulullah bertanya kepada malaikat Jibril “wahai Jibril, mengapa disini begitu harum, yang harumnya belum pernah kucium sebelumnya”. Malaikat Jibril pun menjawab “itu bau makam masyitah dan anak-anaknya ya rasulullah, mereka syahid karena mempertahankan keimanan mereka pada allah”. Demikian kisah seorang masyitah yang rela mati demi mempertahankan keimanannya. Wallahu a’lam bishawab. [] Nur Laila Fithriani
Editor : Raffi Wizdaan Albari