Bagaimana Islam di Mesir Mengalami Modernisasi

Ilustrasi Wilayah Mesir - (www.islampos.com - almuhtada.org)

Almuhtada.org – Dalam masyarakat barat, modernisasi atau pembaharuan adalah istilah yang menyangkut tentang pemikiran, paham, atau gerakan untuk mengubah adat istiadat yang telah melekat dalam suatu masyarakat. Modernisasi banyak terjadi pada lingkup negara, komunitas, atau bahkan suatu agama, seperti yang terdapat dalam modernisasi umat islam pada zaman dahulu.

Modernisasi erat kaitannya dengan perubahan, seperti merubah suatu aturan atau ketetapan karena dianggap sudah tidak relevan atau kuno. Dalam modernisasi islam sendiri, perubahan yang terjadi bukanlah perubahan aturan terkait agama atau semacamnya, melainkan terdapat sebuah kebiasaan pada kaum terdahulu yang dianggap melenceng dari aturan agama islam.

Dulu, saat negara islam melakukan kontak dengan negara barat, beberapa dari mereka mengalami kemunduran. Terdapat kebiasaan-kebiasaan dalam beribadah yang tidak dilandasi dengan Qur’an maupun hadist. Bid’ah adalah penambahan atau pengurangan dalam beribadah, seperti ziarah kubur untuk meminta syafaat orang yang telah meninggal.

Karena dirasa tauhid telah dikotori oleh perbuatan-perbuatan tersebut, beberapa tokoh pembaharu islam merumuskan paham untuk mensucikan kembali ajaran islam pada masyarakat, paham ini dikenal sebagai paham wahabi atau wahabiah. Menurut salah satu tokoh wahabi, Muhammad Abd Al-Wahhab, bid’ah dibawa oleh orang asing (di luar islam) dan harus dibuang jauh-jauh agar kemurnian nya terjaga.

Selaras dengan peristiwa kemunduran tersebut, negara-negara islam mulai menyadari kelemahan mereka, terutama negara Mesir saat Perancis melakukan ekspedisi. Saat itu Napoleon Bonaparte menjajah mesir sebagai batu loncatan menguasai wilayah timur. Namun ia kalah di Palestina dan kembali ke negara asalnya. Saat ia kembali, tentara-tentara yang ia bawa tidak ikut ke Perancis dan menetap di Mesir.

Baca Juga:  Begitu Susahnya Menyebarkan Islam Di Tanah Jawa, Ini Dia Sejarahnya!!

Pasukan ekspedisi yang menetap di Mesir ini mendirikan sebuah institusi bernama Institut  De Egiypte, institusi ini mengajarkan ilmu pengetahuan, ilmu eksakta, ilmu ekonomi dan politik, serta sastra dan kesenian. Tujuan institut ini dibangun adalah agar masyarakat Mesir bisa memajukan peradaban nya, lewat pengetahuan yang dibawa oleh orang-orang Perancis.

Hasilnya, banyak tokoh-tokoh berpengaruh tercipta seiring berdirinya institusi tersebut, juga memajukan peradaban Islam di negara Mesir pada zaman itu. Beberapa imam besar Al-Azhar juga sampai dikirim ke Perancis untuk menimba ilmu lebih lanjut, dan menyebarkan kepada muridnya di Mesir. Islam di Perancis akhirnya mengalami pembaharuan ke arah yang lebih baik, walaupun diawali oleh ekspedisi Perancis yang notabene nya merugikan masyarakat mesir.

Modernisasi ini mencakup berbagai aspek, seperti pengetahuan alam, ilmu filsafat, ilmu kedokteran, dan masih banyak lagi. Islam akhirnya tergeser dari zaman yang ternodai bid’ah, menuju zaman modern penuh dengan ilmu pengetahuan dan pemikir pemikir hebat. Kemajuan ini juga mendukung negara islam yang lain untuk kembali dari keterpurukan setelah dijajah bangsa-bangsa eropa pada saat itu. [Rayn Nurdiyana]

Related Posts

Latest Post