Keajaiban Istighfar: Kisah Imam Hambali dan Pembuat Roti

Ilustrasi kisah Imam Hambali dan Pembuat Roti
Ilustrasi kisah Imam Hambali dan Pembuat Roti (Pinterest - Almuhtada.org)

Almuhtada.org – Imam Ahmad bin Hanbal, atau biasa dikenal sebagai Imam Hambali merupakan salah satu murid dari Imam Syafi’i merupakan ulama hadist dan fiqih yang sangat terkenal.

Pada salah satu riwayat dikisahkan bahwa suatu hari Imam Hambali mengabarkan kepada murid – muridnya bahwa kelas akan libur hingga satu minggu kedepan. Murid – murid Imam Hambali bertanya – tanya, mengapa tiba – tiba kelas diliburkan dengan waktu yang cukup panjang dan sangat mendadak.

Akhirnya salah satu murid Imam Hambali bertanya “Wahai Guru, jika boleh tahu, apa gerangan alasan yang menyebabkan kelas diliburkan hingga satu minggu kedepan?” tanya salah satu murid.

Imam Hambali menjawab, “Firasatku mengatakan aku harus pergi kesuatu kota di Iraq”. Akhirnya tibalah hari dimana Imam Hambali melakukan perjalanan dari Baghdad menuju Iraq. Imam Hambali sampai di Iraq pada larut malam.

Karena sudah terlalu larut dan tidak ada penginapan yang buka pada jam tersebut, akhirnya, Imam Hambali memutuskan untu beristirahat sejenak di salah satu Masjid yang ada di pusat kota. Setelah melaksanakan sholat sunah, Imam Hambali akhirnya tidur di dalam Masjid.

Tidak lama setelah Imam Hambali tidur, pengurus masjid mengetahui hal tersebut akhirnya langsung menegur Imam Hambali. “Wahai tuan, bangunlah, engkau sudah tahu peraturannya bahwa dilarang tidur di dalam masjid” kata pengurus masjid tersebut tanpa mengetahui identitas Imam Hambali.

Baca Juga:  Amalan Sederhana dengan Keutamaan Luar Biasa: Inilah 6 Keutamaan Membaca Istighfar

Mendengar hal tersebut, Imam Hambali akhirnya pergi dan memutuskan untuk tidur di teras masjid. Namun, hal tersebut kembali diketahui oleh pengurus masjid, mengetahui hal tersebut kembali terulang, pengurus masjid itupun marah dan mengusir Imam Hambali dengan suara yang keras. “Wahai Tuan, engkau juga tidak boleh tidur di teras masjid, pergilah dan cari penginapan di kota ini.” Kata pengurus Masjid.

Akhirnya tanpa tujuan yang jelas, Imam Hambali berjalan menyusuri kota tersebut, hingga tibalah Imam Hambali di depan salah satu rumah yang terletak tidak jauh dari masjid tersebut.

Ternyata karena kerasnya suara pengurus masjid tersebut, pemilik rumah ini mendengarnya, dan melihat Imam Hambali berajalan dengan kudanya. Melihat hal tersebut, akhirnya pemilik rumah ini mempersilakan Imam Hambali untuk menginap sementara di rumahnya.

“Wahai Tuan, menginaplah di rumahku, waktu sudah sangat larut dan tidak ada penginapan yang buka, masuklah, dan taruhlah kuda mu disamping rumahku, akan kuberikan makan dan juga minum.” Tutur pemilik rumah tersebut. Setelah memberi makan dan minum kuda Imam Hambali, pemilik rumah tersebut mengajak Imam Hambali untuk masuk dan beristiraha di dalam rumahnya.

Di dalam rumah tersebut Imam Hambali di sambut dengan baik, dihidangkan minuman dan juga roti yang masih hangat. Ternyata pemilik rumah ini adalah seorang pembuat roti. “Wahia tuan, beristirahatlah dengan nyaman, ini bantal dan selimut untukmu, maaf rumahku sederhana.” Tutur pemilik rumah tersebut.

Baca Juga:  Muslim Muda yang Memaknai Spiritualitas dengan Merajut Cinta & Solidaritas

Keesokan harinya, Imam Mahdi terbangun dan pemilik rumah tersebut sudah sibuk dengan membuat adonan rotinya. Selain tangannya yang sibuk menguleni adonan roti, mulutnya juga sibuk beristighfar.

Mengetahui hal tersebut, akhirnya Imam Hambali bertanya kepadanya, “Wahai tuan, apakah engkau selalu beristighfar dalam setiap aktivitasmu? Mengapa engkau lakukan hal ini? Biasanya orang – orang akan beristighfar ketika selesai sholat ataupun melakukan kesalahan.” Tanya Imam Hambali.

“Aku sudah melakukan ini sejak 30 tahun yang lalu, dan ini sudah menjadi kebiasaanku, ketahuilah tuan, bahwasannya do’a – do’a ku selalu Allah kabulkan, dan do’a terbesarku adalah memiliki istri dan anak yang sholehah, dan itu sudah Allah kabulkan, namun ada satu do’aku yang hingga saat ini belum Allah kabulkan.”

Jawab pemilik rumah tersebut. Mendengar jawaban itu, Imam Hambali kembali bertanya “Memangnya apa do’a yang saat ini belum terjawab?” tanya Imam Hambali. “Aku berdo’a kepada Allah, agar aku bisa bertemu dengan Imam Hambali.” Jawab pemilik rumah tersebut.

Mendengar jawaban tersebut Imam Hambali tertegun, dan kembali bertanya, “Memangnya, kenapa engkau sangat ingin bertemu dengannya?” tanya Imam Hambali. “Beliau adalah panutanku, beliau ulama besar, aku sangat ingin belajar banyak darinya.” Tutur pemilik rumah tersebut.

Mendengar jawaban tersebut, Imam Ahmad tidak kuasa menahan rasa haru dan akhirnya memperkenalkan dirinya kepada pemilik rumah tersebut. “Wahai tuan, ketahuilah bahwasannya, aku adalah Imam Hambali, yang diusir oleh pengurus masjid hingga Allah pertemukan aku denganmu, Istighfarmulah yang membawaku kesini.” Tutur Imam Hambali.

Baca Juga:  Cukup Sebagai Pilihan Bijak? Ataukah Cukup Sebagai Alasan Tidak Berkembang?

Mendengar hal itu, pemilik rumah tersebut terkejut dan tidak menyangka bahwa orang yang dihadapannya, adalah seorang Imam Hambali, ulama besar yang selama ini ia nanti – nantikan kedatangannya. Setelah peristiwa tersebut pemilik rumah ini semakin rajin beribadah dan beristighar. [] Aulia Cassanova

Editor: Mohammad Rizal Ardiansyah

Related Posts

Latest Post