Inilah Amalan yang Harus Kamu Rahasiakan Menurut Syekh Abdul Qadir Al-Jailani

Ilustrasi level ibadah dari syariat menuju hakikat menurut Syekh Abdul Qadir Al-Jailani
Ilustrasi level ibadah dari syariat menuju hakikat menurut Syekh Abdul Qadir Al-Jailani (Freepik.com - Almuhtada.org)

Almuhtada.org – Ibadah merupakan kegiatan untuk menyatakan bakti kepada Allah SWT yang dilandaskan dengan ketaatan berupa menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.

Syekh Abdul Qodir Jaelani mengatakan bahwa ibadah berasal dari syariat menuju hakikat. Melakukan perbuatan baik harus dilakukan dengan jalan yang baik. Sebagaimana ketika kita beramal, maka sebaik-baiknya amal adalah amal yang tidak diperlihatkan, melainkan disembunyikan.

Tidak bisa dipungkiri bahwa sebagain dari kita masih jauh dari definisi ibadah Syekh Abdul Qodir Jaelani. Kadang kala manusia melakukan kebaikan dengan tujuan mendapat pujian.

Maka dari itu, penting bagi kita untuk berhati-hati dalam berbuat kebaikan, jangan sampai perbuatan baik yang kita lakukan hanya ingin dilihat atau dipuji orang lain. Hal ini disebabkan dapat menghilangkan hakikat syariat yang baik.

Segala sesuatu yang kita lakukan harus dijalankan dengan ikhlas. Tidak peduli cacian orang lain, sebaik-baiknya ibadah adalah ibadah yang dijalankan dengan penuh keikhlasan, tanpa mengharapkan pujian dari orang lain.

Selain ikhlas, amalan yang bernilai harus tafakur. Tafakur didefinisikan sebagai proses merenungkan diri dari berbagai hal dalam kehidupan, terutama dalam spiritualitas dan kebesaran Allah.

Kita harus sering merenungi setiap perbuatan yang telah kita lakukan. Sebab orang yang tidak pernah tafakur maka tidak akan pernah naik level. Ibaratnya ketika kita mengikuti atau mendengarkan ceramah, namun tidak diserap atau tafakur maka sama saja dengan tidak menyerap ilmu yang kita dapatkan.

Baca Juga:  Umat Muslim Minimal Hafalkan 5 Surah Ini Sebelum Meninggal!

Tafakur sangat bernilai dalam agama, bahkan orang berilmu yang suka tafakur, maka ilmunya lebih tinggi. Lalu bagaimana kita bisa menjadi orang yang tafakur?

Berikut ini adalah tata cara bertafakur dalam agama islam!

  1. Merenungi perbuatan

Cobalah merenungi setiap tindakan yang hendak kita lakukan atau telah kita lakukan. Pastikan bahwa apa-apa yang akan kita lakukan tidak melewati batas larangan Allah. Selain itu, bisa kita pilah-pilah apakah perbuatan tersebut cocok atau tidak dengan perintah Allah.

  1. Merenungi hikmah kebijaksanaan

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menemui rasa sedih, bahagia, bahkan biasa-biasa saja. Perasaan senag sedih akan berputar setiap waktu, sebab tidak ada kesenangan atau kesedihan yang abadi.

Karenanya penting bagi kita untuk lebih bijaksana dalam merenungi setiap peristiwa yang terjadi dalam hidup kita. Selain itu, kita juga dapat mengambil hikmah di setiap peristiwa yang terjadi dalam hidup kita.

Sehingga tidak akan ada kecewa atas apa-apa yang terjadi, sebab kita mampu menemukan hikmah di setiap peristiwa yang telah terjadi. Hal seprti ini bila kita terapkan dapat bernilai ibadah.

  1. Cinta ilahi

Cinta ilahi adalah tingkatan tertinggi bagi seseorang yang mampu mendapati-Nya. Cinta dalam islam didefinisikan sebagai limpahan kasih sayang Allah yang diberikan untuk semua makhluk-Nya. Cinta ilahi dapat kita raih dengan beberapa cara di bawah ini:

  1. Memerangi nafsu hewani, seperti serakah, tidur, dan malas. Selain itu, cobalah untuk mengalahkan ambisi menjatuhkan orang lain
  2. Jauhkan diri dari sifat iri, dengki, dendam, tamak.
  3. Isilah hati kita dengan yang bagus-bagus, jauhi sifat jelek, maka akan timbul cinta ilahi.
  4. Wujudkan Tasawuf
Baca Juga:  Badan Sehat Ibadah-pun Nikmat

Tasawuf berasal dari 4 huruf, yaitu ta, shad, wawu, dan fa. Berikut ini penjelasannya:

  1. Ta berarti taubat yaitu menyesali kesalahan yang lama, membangun diri dengan perbuatan baik.
  2. Shad, sofa berarti ketentraman atau kesucian, syarat tentram adalah bebas dari keterikatan dunia.
  3. Wawu artinya wilayah orang yang 100% hidupnya berhubungan dengan Allah, yang dicirikan dengan tidak ada rasa takut, tidak ada rasa sedih.
  4. Fa, fana diartikan bahwa dirinya sendiri dan dunia tidak penting, sebab yang penting hanyalah Allah SWT. Ia dapat membakar rasa egonya.

Pada dasarnya setiap hal baik dan buruk yang ada dalam diri manusia, dapat dikendalikan oleh manusia itu sendiri. Jika kita ingin selalu mendapatkan yang terbaik, maka amalkan setiap kebaikan-kebaikan dengan cara yang baik.

Ketika kita mendapati hal yang tidak menyenangkan, bisa jadi karena tindakan kita sendiri, bukan karena takdir kita yang tidak baik. Saat kita mengalamai kegagalan, bisa jadi karena ikhtiar kita kurang besar.

Cobalah merenungi diri sendiri, untuk selalu berhusnudzon kepada Allah. Jangan berlindung dibalik takdir, sebab itu sama dengan mengkambinghitamkan Allah.

Semoga dengan membaca tulisan ini menyadarkan kepada kita bahwa Allah adalah satu-satunya tempat kita bersandar. [] Eka Diyanti

Editor: Mohammad Rizal Ardiansyah

Related Posts

Latest Post