Hukum dan Adab Melakukan Tradisi Ziarah Kubur Menjelang Bulan Suci Ramadhan

Hukum dan adat ziarah kubur di bulan Ramadhan (Canva - Almuhtada.org)

Almuhtada.org – Bulan suci Ramadhan merupakan bulannya orang islam, dimana dalam bulan tersebut umat islam akan berlomba-lomba untuk melipatkan gandakan ibadah mereka sebagai sarana mendekatkan diri kepada Allah.

Ada banyak tradisi yang dilakukan ketika menjelang bulan ramadhan. Salah satu tradisi yang sering dilakukan banyak masyarakat Indonesia adalah tradisi “Ziarah Kubur”.

Secara etimologis, kata “ziarah” berasal dari bahasa Arab zaara – yaziiru – ziyaratan dan mazaaran yang bermakna kunjungan atau menengok. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ziarah diartikan sebagai kunjungan ke tempat yang dianggap suci atau mulia.

Pada masa lalu, Rasulullah SAW pernah melarang umat Islam untuk melakukan ziarah kubur karena alasan kelemahan iman dan khawatir akan pengaruh tradisi nenek moyang yang bertentangan.

Namun, seiring berjalannya waktu, beliau mengizinkan umat Islam untuk berziarah dengan syarat niat untuk mengingatkan diri akan akhirat. Hal ini sebagaimana tercatat dalam hadis Rasulullah SAW berikut dalam Sunan Turmudzi no 973:

حديث بريدة قال : قال رسول الله صلى الله علية وسلم :”قد كنت نهيتكم عن زيارة القبور فقد أذن لمحمد في زيارة قبر أمه فزورها فإنها تذكر الآخرة”رواة الترمذي (3/370)

Artinya:

Hadits dari Buraidah menyatakan bahwa Rasulullah SAW pernah mengatakan, ‘Dulu saya melarang kalian untuk berziarah ke kubur. Namun sekarang, Muhammad telah diizinkan untuk berziarah ke makam ibunya. Maka, sekaranglah waktu untuk berziarah, karena itu akan mengingatkan kalian akan akhirat.‘”

Baca Juga:  Ini Dia Hukum Memakai Cadar Bagi Muslimah, Pakailah dan Ini Hikmah yang Akan Didapatkan!

Jadi, ziarah kubur menjelang Ramadan, seperti ke makam orang tua, orang-orang saleh, ulama, dan wali Allah SWT, diperbolehkan dengan niat untuk mengingatkan diri akan akhirat.

Sementara itu, Syekh Nawawi al-Bantani menjelaskan bahwa hikmah disunnahkannya ziarah kubur ke makam kedua orang tua atau salah satunya setiap Jum’at adalah agar Allah mengampuni dosa-dosanya dan ia dicatat sebagai anak yang taat dan berbakti kepada kedua orang tuanya, sebagaimana tertera dalam kitab Nihayatuz Zain.

Selain hari Jumat banyak umat islam yang melakukan ziarah kubur pada hari-hari besar seperti saat menjelang Bulan Ramdhan dan juga Hari Raya.

Lantas, bagaimana seharusnya adab yang diperlukan saat berziarah?

Salah satu hal yang penting dilakukan oleh peziarah saat ziarah ke kubur adalah mendoakan orang yang telah meninggal dunia di sana. Doa dan zikir-zikir yang dibacakan oleh peziarah dengan niat pahalanya diharapkan sampai kepada orang yang telah meninggal dunia, menurut kesepakatan para ulama.

Adab-adab dalam berziarah ini dijelaskan secara rinci dalam kitab Tafsir As-Siraj Al-Munir:

وينبغي لمن زار القبور أن يتأدّب بآدابها ويحضر قلبه في إتيانها، ولا يكون حظه منها الطواف عليها فقط فإنّ هذه حالة يشاركه فيها البهائم، بل يقصد بزيارته وجه الله تعالى وإصلاح فساد قلبه، ونفع الميت بما يتلوه عنده من القرآن والدعاء، ويتجنب الجلوس عليها. ويسلم إذا دخل المقابر فيقول: «السلام عليكم دار قوم مؤمنين، وإنا إن شاء الله بكم لاحقون». وإذا وصل على قبر ميته الذي يعرفه سلم عليه أيضاً، وأتاه من قبل وجهه لأنه في زيارته كمخاطبه حياً، ثم يعتبر بمن صار تحت التراب، وانقطع عن الأهل والأحباب، ويتأمّل حال من مضى من إخوانه كيف انقطعت آمالهم ولم تغن عنهم أموالهم، ومجيء التراب على محاسنهم ووجوههم، وافترقت في التراب أجزاؤهم، وترمل من بعدهم نساؤهم، وشمل ذل اليتم أولادهم وأنه لا بدّ صائر إلى مصيرهم، وأنّ حاله كحالهم وماله كمالهم.

Baca Juga:  Bolehkah Kita Berwudhu di Toilet? Yuk Simak Penjelasannya

Artinya :

Bagi orang yang melakukan ziarah ke kuburan, ia seharusnya mengikuti adab-adab yang telah ditetapkan dan menghadirkan hatinya saat melakukannya. Tujuan dari ziarah ini bukanlah hanya sekadar berkeliling di sekitar kuburan, karena perilaku semacam itu hanya dilakukan oleh binatang. Akan tetapi, tujuan ziarah adalah untuk mencari keridhaan Allah, memperbaiki keburukan hati, memberikan manfaat bagi orang yang telah meninggal dengan membaca Al-Qur’an dan berdoa di sampingnya. Selain itu, ia harus menghindari duduk di atas kuburan.”

Ketika memasuki area kuburan, peziarah sebaiknya mengucapkan salam “Assalamu alaika dara qaumi mu’minin, wa inna insya Allahu bikum lahiqun” (semoga keselamatan tertuju pada engkau wahai tempat bersatunya orang-orang mukmin, kami berharap akan menyusul kalian jika Allah menghendaki).

Saat sampai di kuburan orang yang dikenal, ia pun disarankan untuk mengucapkan salam dan mendekati dari arah wajah mayit, seolah-olah sedang berbicara dengannya saat masih hidup. Kemudian, peziarah sebaiknya merenungkan keadaan orang yang telah dikubur di bawah tanah, yang sudah terpisah dari keluarga dan orang-orang yang dicintainya.

Dengan demikian, diharapkan umat Islam dapat menjalankan ibadah ziarah dengan penuh kekhusyukan dan keberkahan sebagai wujud pengingat akhirat menjelang Bulan Ramadhan dan dapat mengamalkan adab-adab ziarah kubur yeng telah disebutkan. [] Tia Rosalita

Editor : Moh. Aminudin

Related Posts

Latest Post