Almuhtada.org – Sebagai seorang manusia, kita tidak dapat luput dari salah dan dosa, baik dosa yang kita lakukan dengan sengaja maupun tidak sengaja.
Bahkan, tidak ada satu pun manusia yang di muka bumi dapat terhindar dari berbuat salah dan dosa. Meskipun manusia tidak dapat luput dari berbuat salah dan dosa, namun, rahmat Allah Swt. masih terbuka lebar bagi siapa pun yang ingin memohon ampun dan bertaubat kepada-Nya.
Sebagaimana sabda Nabi Muhammad Saw. yang berbunyi :
كُلُّ بَنِيْ آدَمَ خَطَّاءٌ وَخَيْرُ الْخَطَّائِيْنَ التَّوَّابُوْنَ
Artinya : “Setiap anak Adam pasti berbuat salah dan sebaik-baik orang yang berbuat kesalahan adalah yang bertaubat.” (HR. At-Tirmidzi).
Berdasarkan hadist di atas, dijelaskan bahwa setiap manusia tidak dapat terhindar dari berbuat salah dan dosa, serta sebaik-baik manusia yang berbuat salah adalah yang bertaubat kepada Allah Swt.
Namun, perlu digaris bawahi bahwa hal tersebut tidak dapat dijadikan sebagai dalih untuk berbuat kesalahan dengan sengaja.
Mengesampingkan hal tersebut, kesalahan yang kita lakukan sebagai seorang manusia pasti memiliki hikmah yang dapat kita dipetik di dalamnya. Selain itu, rahmat Allah Swt. sangat luas dan terbuka bagi seluruh hamba-Nya.
Nabi Muhammad Saw. bersabda :
لَوْ أَخْطَأْتُمْ حَتَّى تَبْلُغَ خَطَايَاكُمْ السَّمَاءَ ثُمَّ تُبْتُمْ لَتَابَ عَلَيْكُمْ
Artinya : “Sekiranya kalian melakukan kesalahan hingga mencapai langit dan bumi, kemudian kalian bertaubat, niscaya taubat kalian akan diterima.” (HR. Ibnu Majah)
Berdasarkan hadist tersebut, tidak ada alasan untuk tidak bertaubat kepada Allah Swt. terlepas dari banyaknya kesalahan dan dosa yang telah kita perbuat.
Lantas, kapan taubat seseorang tidak akan diterima oleh Allah Swt. ? Seperti yang telah dijelaskan dalam hadist di atas, taubat seseorang akan diterima oleh Allah Swt. sebesar apa pun kesalahan maupun dosa yang telah diperbuat olehnya.
Namun, perlu diketahui bahwa Allah Swt. tidak akan menerima taubat seseorang di waktu-waktu tertentu. Waktu-waktu yang dimaksud meliputi :
- Taubat seseorang tidak akan diterima oleh Allah Swt. ketika ajal sudah menjemput.
Allah Swt. berfirman dalam Q.S. An-Nisa’ Ayat 18 yang berbunyi :
بِسْمِ ٱللَّٰهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ
وَلَيْسَتِ التَّوْبَةُ لِلَّذِينَ يَعْمَلُونَ السَّيِّئَاتِ حَتَّىٰ إِذَا حَضَرَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ إِنِّي تُبْتُ الْآنَ وَلَا الَّذِينَ يَمُوتُونَ وَهُمْ كُفَّارٌ ۚ أُولَٰئِكَ أَعْتَدْنَا لَهُمْ عَذَابًا أَلِيمًا
Artinya : “Dan tidaklah taubat itu diterima Allah dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan (yang) hingga apabila datang ajal kepada seseorang di antara mereka, (barulah) ia mengatakan: “Sesungguhnya saya bertaubat sekarang”. Dan tidak (pula diterima taubat) orang-orang yang mati sedang mereka di dalam kekafiran. Bagi orang-orang itu telah Kami sediakan siksa yang pedih.” (Q.S. An-Nisa’ : 18)
Berdasarkan Q.S. An-Nisa’ ayat 18, Allah Swt. tidak akan menerima taubat seseorang ketika ajal menjemputnya. Allah Swt. juga tidak menerima taubat seseorang yang meninggal dalam keadaan kafir. Selain Q.S. An-Nisa’ ayat 18, terdapat dalil lain yang menjelaskan hal yang sama.
Nabi Muhammad Saw. bersabda :
إن الله يقبل توبة العبد ما لم يغرغر
Artinya : “”Sesungguhnya Allah Yang Mahaagung akan menerima tobat seseorang sebelum nyawa sampai di tenggorokan (sekarat).” (HR At Tirmidzi)
Dapat dilihat bahwa hadist Riwayat At-Tirmidzi tersebut memperjelas isi Q.S. An-Nisa ayat 18. Hadist tersebut memperjelas bahwa taubat seseorang tidak akan menerima taubat seseorang apabila ajal telah menjemputnya (nyawa telah sampai di tenggorokan).
Berdasarkan penjelasan di atas, alangkah baiknya jika kita mulai untuk bertaubat sesegera mungkin setelah melakukan suatu kesalahan maupun dosa. Hal tersebut disebabkan karena tidak ada yang mengetahui kapan ajal akan menjemput kita kecuali Allah Swt.
- Taubat seseorang tidak akan diterima oleh Allah Swt. ketika hari kiamat datang.
Allah Swt. berfirman dalam Q.S. Al-An’am Ayat 158 yang berbunyi :
بِسْمِ ٱللَّٰهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ
هَلْ يَنْظُرُونَ إِلَّا أَنْ تَأْتِيَهُمُ الْمَلَائِكَةُ أَوْ يَأْتِيَ رَبُّكَ أَوْ يَأْتِيَ بَعْضُ آيَاتِ رَبِّكَ ۗ يَوْمَ يَأْتِي بَعْضُ آيَاتِ رَبِّكَ لَايَنْفَعُ نَفْسًا إِيمَانُهَا لَمْ تَكُنْ آمَنَتْ مِنْ قَبْلُ أَوْ كَسَبَتْ فِي إِيمَانِهَا خَيْرًا ۗ قُلِ انْتَظِرُوا إِنَّا مُنْتَظِرُونَ
Artinya : “Yang mereka nanti-nanti tidak lain hanyalah kedatangan malaikat kepada mereka (untuk mencabut nyawa mereka) atau kedatangan (siksa) Tuhanmu atau kedatangan beberapa ayat Tuhanmu. Pada hari datangnya ayat dari Tuhanmu, tidaklah bermanfaat lagi iman seseorang kepada dirinya sendiri yang belum beriman sebelum itu, atau dia (belum) mengusahakan kebaikan dalam masa imannya. Katakanlah: “Tunggulah olehmu sesungguhnya Kamipun menunggu (pula).” (Q.S. Al-An’am: 158).
Penggalan ayat di atas menjelaskan bahwa apabila hari kiamat telah datang, maka keimanan seseorang sudah tidak berguna lagi.
Tentu, hal tersebut akan berlaku pada taubat seseorang. Pada hari kiamat kelak, keimanan dan taubat tidak ada nilainya di hadapan Allah Swt.
Nabi Muhammad Saw. bersabda :
مَنْ تَابَ قَبْلَ أَنْ تَطْلُعَ الشَّمْسُ مِنْ مَغْرِبِهَا تَابَ اللهُ عَلَيْهِ
Artinya : “Siapa saja yang bertobat sebelum matahari terbit dari barat, niscaya Allah menerima tobatnya,” (H.R. Muslim).
Hadist tersebut memperjelas isi dari Q.S. Al-An’am ayat 158, yaitu Allah Swt. tidak akan menerima taubat seseorang apabila “tanda-tanda besar kiamat” telah muncul (matahari terbit dari barat).
Oleh sebab itu, marilah kita meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah Swt. dan bertaubat sesegera mungkin apabila berbuat maksiat. [] Muhammad Khoirul Anwar