Boleh Jatuh Cinta, Tapi Ada Caranya

Deretan gembok cinta (pixabay.com - almuhtada.org)

almuhtada.org – Berbicara soal cinta sepertinya tidak akan ada habisnya, ya? Apalagi buat kita para remaja. Kadang cuma karena satu senyum perhatian atau  kecil, hati udah deg-degan duluan.

Rasanya manis, bikin semangat, tapi juga sering bikin galau.

Sebenarnya, rasa suka itu wajar banget kok. Cinta itu fitrah, tanda kalau hati kita hidup.

Tapi di sisi lain, cinta juga bisa jadi ujian apalagi kalau yang kita sebut cinta itu bikin diri kita sampai lupa sama siapa yang menanamkan rasa itu, yaitu Allah swt.

Dalam Islam, cinta itu tidak dilarang. Justru Allah SWT menciptakan rasa cinta dan kasih sayang sebagai salah satu tanda kebesaran-Nya. Allah swt berfirman dalam Al-Qur’an,

وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِّنْ أَنفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِّتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُم مَّوَدَّةً وَرَحْمَة

artinya: “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu pasangan-pasangan dari jenismu sendiri supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang.” (QS. Ar-Rum (30): 21).

Ayat ini menunjukkan kalau cinta itu hal yang indah, asal kita menjalaninya dengan cara yang benar.

Tapi sayangnya, di usia remaja, cinta ini sering kali salah arah.

Kita ngerasa harus selalu komunikasi, harus punya “status”, bahkan rela melakukan apa saja biar tidak kehilangan dia.

Tentunya itu cara yang sangat salah! Padahal Rasulullah saw pernah bersabda:

Baca Juga:  Antara Pilihan dan Tanggung Jawab

لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ

artinya: “Tidak sempurna iman salah seorang di antara kalian hingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dari hadis itu, kita belajar kalau cinta sejati adalah cinta yang tulus dan baik, cinta yang mengajak ke arah kebaikan, bukan sebaliknya.

Kalau kita benar-benar sayang, seharusnya kita juga pengen dia dijaga dari dosa, bukan malah diajak ke hal yang bikin Allah murka.

Karena cinta yang sejati bukan tentang “aku pengen punya dia sekarang”, tapi tentang “aku pengen Allah pertemukan kita di waktu yang paling tepat”.

Jujur aja, di zaman sekarang godaan cinta tuh banyak banget.

Dari chat tiap malam, saling like story Instagram, sampe dm random yang bikin baper.

Kadang kita ngerasa “ah cuma temenan kok”, tapi lama-lama eh kok malah kebawa perasaan.

أَلَا وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً، إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ، أَلَا وَهِيَ الْقَلْبُ

artinya: “Ketahuilah, sesungguhnya dalam tubuh ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baiklah seluruh tubuh. Jika ia rusak, maka rusaklah seluruh tubuh. Ketahuilah, itu adalah hati.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Nahh, dari sini kita tahu, hati itu pusat segalanya.

Kalau hati dijaga, semuanya ikut baik.

Tapi kalau hati rusak, semua bisa ikut rusak.

Baca Juga:  Refleksi Diri - Apakah Kita Sudah Bersabar?

Jadi penting banget buat kita belajar menjaga hati dan perasaan.

Nggak semua yang dirasa harus diungkap, dan nggak semua yang disukai harus dimiliki.

Kadang, cara terbaik mencintai seseorang adalah dengan diam. Kita cukup mendoakan dia agar tetap baik-baik saja, sambil kita fokus memperbaiki diri.

Cinta yang diridhai Allah itu tenang, nggak terburu-buru, dan nggak bikin kita lupa diri.

Cinta yang bener justru bikin kita semangat jadi lebih baik, rajin ibadah, dan terus memperbaiki diri biar pantas di mata Allah dulu, baru di mata manusia.

Jadi kalau lagi merasa suka sama seseorang, jangan buru-buru nyatain.

Mending perbaiki diri dulu. Siapa tahu Allah lagi nyiapin waktu terbaik buat pertemukan dua hati yang sama-sama siap.

Cinta boleh, bahkan harus dirawat.

Tapi jangan sampai cinta bikin kita lupa Allah.

Karena cinta yang sejati itu bukan hanya tentang berdua di dunia, tapi juga tentang sama-sama menuju surga.

Jadi, kalau suatu hari nanti kamu jatuh cinta, cukup bilang dalam hati, “Aku nggak mau kamu jadi alasan aku jauh dari Allah, aku mau kamu jadi alasan aku makin dekat sama-Nya.”

Karena cinta yang paling indah bukan yang diumbar, tapi yang dijaga.

Bukan yang banyak janji, tapi yang banyak doa. Dan bukan yang berakhir di dunia, tapi biar nanti yang Allah mempersatukan di surga. []Siti Alawiya

Baca Juga:  Dari Kegelapan Menuju Cahaya: Mengenali Tiga Jenis Hati dalam Islam

Related Posts

Latest Post