Ketika Ucapan Jujur Mengubah Takdir: Teladan Kejujuran Syekh Abdul Qadir Al-Jailani

Ilustrasi orang-orang yang berbicara jujur (pixabay.com-almuhtada.org)

almuhtada.org – Tahukah kamu seberapa dahsyatnya nilai kejujuran itu? Bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk orang lain. Mungkin kamu tak menyangka, kejujuran ternyata bisa membawa dampak yang begitu besar. Bahkan, hanya dengan kejujuran, kita bisa membantu melembutkan hati orang lain, seperti halnya yang dialami oleh syekh Abdul Qadir Al-Jailani.

Siapakah syekh Abdul Qadir Al-Jailani?

Syekh Abdul Qadir Al-Jailani merupakan seorang ulama sufi yang sangat dihormati, memiliki banyak karya dan kisah karamah yang luar biasa. Syekh Abdul Qadir Al-Jailani memperoleh gelar kehormatan Sultanul Auliya, yang berarti pemimpin para wali, serta dikenal sebagai perintis tarekat Qadiriyah. Tarekat ini merupakan salah satu aliran sufisme yang paling besar, memiliki sejarah panjang, dan ajarannya telah tersebar luas hingga ke berbagai penjuru dunia, tidak terkecuali wilayah Nusantara.

Di masa kecilnya Abdul Qadir sangat rajin, jujur, dan patuh kepada orang tua. Bersumber dari sebuah buku, yang berjudul “Perjalanan Hidup Syaikh Abdul Qadir Al Jailani Ra” oleh Maulana Syamsuri, diceritakan pada suatu hari Abdul Qadir melakukan perjalanan menuju Baghdad untuk mencari ilmu. Abdul Qadir diberi uang saku sejumlah 40 Dinar, yang dijahit pada saku di bawah ketiak.

Abdul Qadir pergi ke Baghdad mengikuti rombongan kafilah, melewati padang pasir yang teramat luas. Dalam perjalanannya ketika meninggalkan wilayah Hamdan, tiba-tiba muncul segerombolan penjahat berkuda. Mereka mengepung dan merampas semua barang dagangan milik kafilah itu dengan paksa.

Baca Juga:  Sejarah Organisasi Muhammadiyah dan Fakta Uniknya, Simak Yuk...!

Salah seorang diantara mereka menghampiri Abdul Qadir yang berpenampilan seperti orang miskin, kemudian bertanya:

“Hai orang fakir, engkau mempunyai apa ?!”

“Aku membawa uang empat puluh dinar !” jawabnya.

“Mana ?!” tanya penjahat itu.

“Dijahit dalam saku dan berada di bawah ketiakku.”

Penjahat itu menganggap Abdul Qadir berbohong dan tidak memiliki apa-apa, karena penampilannya yang lusuh, sehingga ia tidak diperhatikan. Dan pemuda itu ditinggalkan begitu saja. Abdul Qadir pun ditanyakan hal yang sama oleh penjahat yang lain, dan dijawab dengan pernyataan serupa pula olehnya. Hingga akhirnya Abdul Qadir dihadapkan kepada pemimpin penjahat tersebut.

“Kau membawa apa ?!” tanya sang pemimpin.

“Aku hanya membawa uang sejumlah empat puluh dinar.” jawab Abdul Qadir.

“Mana uang itu?!”

“Di dalam saku dan dijahit di bawah ketiakku.”

Orang itu segera menggeledah dan benarlah, orang itu menemukan uang sejumlah empat puluh dinar. Mereka sangat kagum akan kejujuran Abdul Qadir, karena pada umumnya semua orang pasti menyembunyikan bahkan berbohong agar harta miliknya selamat.

“Kenapa engkau berkata jujur ?” tanya penjahat.

“Karena ibu berwasiat, agar aku berkata benar dan jujur. Dan aku tidak akan mengingkari janjiku kepada beliau.”

Jawaban Abdul Qadir yang tulus itu membuat pimpinan penjahat tertegun dan tiba-tiba saja ia menangis, kemudian berkata:

“Engkau tidak mengingkari janji pada ibumu, sedangkan kami telah bertahun-tahun berbuat salah serta melanggar larangan Allah. Maka mulai saat ini juga aku bertobat kepada Allah,” ikrar sang pemimpin. Anak buahnya pun mengikuti pemimpinnya untuk bertaubat. Kemudian semua barang rampasan itu dikembalikan kepada pemiliknya masing-masing sambil meminta maaf.

Baca Juga:  Cara Allah Mengampuni Dosa Hambanya

Nah, apakah kita sudah berperilaku jujur seperti syekh Abdul Qadir? Jika belum, mari kita mulai berperilaku jujur mulai saat ini. Kejujuran membawa kebaikan bukan hanya untuk diri kita tetapi juga untuk orang lain. [] Siti Alawiya

Related Posts

Latest Post