almuhtada.org – Umar bin Khattab RA merupakan salah satu sahabat terkemuka Nabi Muhammad SAW yang dikenal dengan julukan Singa Padang Pasir atau Asadullah. Julukan ini disematkan oleh masyarakat Arab jauh sebelum ia memeluk Islam, sebagai pengakuan atas keberanian dan kemahirannya dalam bertarung.
Dalam buku Umar bin Khattab RA karya Abdul Syukur Al Azizi, disebutkan bahwa kecepatan pedang Umar bin Khattab RA digambarkan bagaikan kilat yang membelah langit. Sosoknya menjadi sangat ditakuti oleh penduduk Makkah pada masa itu. Di masa jahiliah, banyak darah tertumpah dan nyawa melayang di ujung pedangnya. Namun, setelah memeluk Islam, Umar RA menjadi sosok yang ditakuti oleh para musuh Islam karena keteguhan dan keberaniannya.
Kuat, Ditakuti, dan Disegani
Dalam buku Umar bin Khattab: 30 Hari Memahami Teladan Sang Singa Berhati Pualam karya A. R. Shohibul Ulum, dijelaskan bahwa Umar bin Khattab RA memiliki postur tubuh yang kuat dan pernah menjadi juara gulat di Makkah. Ketangguhannya membuat ia disegani, bahkan sebelum menerima Islam.
Meskipun dikenal dengan ketegasannya, Umar bin Khattab RA memiliki sisi lembut dalam dirinya. Inilah yang kemudian menjadikan julukan Singa Padang Pasir terasa begitu tepat: tegas dalam kebenaran, namun memiliki kelembutan hati yang dalam.
Al-Faruq dan Abu Faiz: Julukan Lain Umar bin Khattab RA
Selain sebagai Singa Padang Pasir, Umar bin Khattab RA juga memperoleh gelar Al-Faruq, yang berarti “sang pembeda antara yang haq dan batil”. Gelar ini diberikan langsung oleh Nabi Muhammad SAW sebagai bentuk pengakuan atas keberaniannya menampakkan keislaman di Makkah dan kemampuannya membedakan antara kebenaran dan kebatilan.
Tidak hanya itu, Umar RA juga dijuluki Abu Faiz, yang berarti “orang yang memiliki kecerdasan”. Gelar ini mencerminkan kepiawaian Umar RA dalam berdiplomasi dan keluasan wawasannya dalam berbagai hal.
Kontribusi Sebagai Khalifah
Setelah wafatnya Rasulullah SAW dan kemudian Abu Bakar Ash-Shiddiq RA, Umar bin Khattab RA diangkat menjadi khalifah kedua umat Islam. Dalam Sejarah Kebudayaan Islam karya Abu Achmadi dan Sungarso, disebutkan bahwa Umar RA dipilih karena keteguhan akidah serta akhlaknya yang mulia. Sebelumnya, ia juga telah berperan penting sebagai penasihat bagi Abu Bakar RA selama masa kepemimpinannya.
Semasa pemerintahannya, Umar RA mencatatkan banyak jasa besar bagi peradaban Islam, di antaranya:
- Perluasan wilayah kekuasaan Islam
- Perbaikan sistem pemerintahan
- Penetapan kalender Hijriah
- Penjagaan terhadap Al-Qur’an
- Penetapan salat Tarawih 20 rakaat
Wafatnya Sang Khalifah
Umar bin Khattab RA wafat pada hari Rabu, 25 Zulhijah 23 H. Terdapat pendapat lain yang menyebutkan tanggal 4 atau 3 Zulhijah 23 H, sebagaimana tertuang dalam kitab Umar ibn al-Khaththab karya Musthafa Murrad, terjemahan Ahmad Ginanjar Sya’ban dan Lulu M. Sunman.
Umar RA meninggal dunia setelah ditikam oleh Abu Lukluk saat memimpin salat Subuh. Abu Lukluk adalah seorang warga Persia yang memeluk Islam setelah wilayah Persia ditaklukkan oleh kekhalifahan Islam. Penyerangan tersebut dilatarbelakangi oleh rasa sakit hati atas kekalahan Persia, yang saat itu merupakan salah satu kekuatan besar dunia. Wallahu a’lam []Risqie Nur Salsabila