Menjaga Lisan, Menjaga Kehormatan! Keutamaan Diam dan Bicara Baik dalam Islam

Orang yang menggunakan lisannya untuk berdakwah (freepik.com-almuhtada.org)

Almuhtada.org- Lisan kita merupakan salah satu anugerah yang diberikan Allah SWT. yang memungkinkan kita untuk berbicara dan berinteraksi. Namun, dibalik besarnya nikmat, lisan juga dapat menjadi penyebab kehancuran kita baik di dunia maupun di akhirat. Banyak orang terjerumus dalam dosa, permusuhan, bahkan kehilangan kehormatan hanya karena tidak menjaga ucapannya.

Islam sebagai agama penyempurna dan sempurna juga memberikan perhatian pada akhlak lisan. Manusia diingatkan dalam banyak ayat Al-Qur’an dan Hadits akan pentingnya menjaga lisan sebagai cerminan dari keimanan seseorang. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an Surah Al-Ahzab ayat 70-71 yang artinya:

”Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kamu kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang benar, niscaya Allah akan memperbaiki amal-amalmu dan mengampuni dosa-dosamu.” (QS. Al-Ahzab:70-71)

Pada ayat di atas, Allah memerintahkan orang-orang beriman untuk berkata yang jujur dan baik. Ucapan-ucapan yang baik tidak hanya membawa kebaikan kepada orang lain, tapi juga sebagai sarana kita untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Rasulullah Saw. dalam banyak hadits juga menekankan pentingnya akhlak dalam menjaga lisan. Dalam satu hadits, Rasulullah Saw. bersabda yang artinya:

“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia berkata yang baik atau diam.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadits ini seharusnya dapat menjadi pedoman bagi kita sebagai umat muslim dalam berbicara atau bertutur kata. Sebagai muslim, sebaiknya kita coba saring apakah perkataan yang kita ucapkan membawa kebaikan atau malah sebaliknya, dan jika ragu maka lebih baik diam.

Baca Juga:  Bagaimana Perhatian Rasulullah SAW Terhadap Generasi Muda? Yuk Cari Tahu!

Kemudian sebagai pengingat, Allah SWT. juga memperingatkan manusia untuk menjaga lisan dalam Q.S Qaf ayat 18 yang berbunyi:

مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ اِلَّا لَدَيْهِ رَقِيْبٌ عَتِيْدٌ

Artinya: ”Tidak ada suatu kata pun yang terucap, melainkan ada di sisinya malaikat pengawas yang selalu siap (mencatat).”

Ayat di atas dapat menjadi pengingat untuk kita bahwa setiap perkataan yang kita ucapkan selalu dicatat oleh malaikat dan diketahui oleh Allah SWT. Maka, sebagai seorang muslim marilah kita senantiasa untuk menjaga lisan kita dan beripikir sebelum mengeluarkan perkataan apapun, agar setiap perkataan kita dapat bernilai positif di hadapan Allah SWT.

Beberapa contoh perilaku buruk dalam menggunakan lisan, yaitu

  1. Ghibah (menggunjing), yaitu membicarakan keburukan orang lain di belakangnya, meskipun benar. Dalam Q.S. Al-Hujurat ayat 12, hal ini diibaratkan seperti memakan bangkai saudara sendiri.
  2. Namimah (adu domba), yaitu menyebarkan informasi yang memecah belah.
  3. Dusta dan fitnah, yaitu dosa besar yang merusak kredibilitas diri dan orang lain.
  4. Mengucapkan perkataan kotor, mencaci, dan menyakiti hati, termasuk kata-kata kasar di media sosial.

Menjaga lisan adalah bagian dari penjagaan hati dan akhlak. Di era digital saat ini, menjaga lisan tidak hanya menjaga ucapan secara lisan, tetapi juga menjaga tulisan kita di media sosial dan platform digital lainnya. Seorang Muslim sejati adalah yang ucapannya membawa manfaat, bukan mudarat. Mari kita jaga lisan kita, karena bisa jadi satu kata yang keluar dari mulut dapat menentukan nasib kita di dunia dan di akhirat. Terakhir, semoga Allah SWT. selalu menjaga dan membimbing kita untuk terus berkata baik dan manjadikan lisan kita sebagai alat dakwah atau penyebar informasi baik, bukan sebagai alat mudhorot atau dosa. [Abian Hilmi]

Baca Juga:  Lika-Liku Kehidupan: Ujian dan Kasih Sayang Allah

Editor

Qola Athoriq Qodi

Related Posts

Latest Post